Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Seberapa Penting, Pemeriksaan Kadar Gula, Program Cepat Prabowo-Gibran?

3 Februari 2024   22:36 Diperbarui: 3 Februari 2024   22:52 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gejala hiperglikemia berkembang secara perlahan selama beberapa hari atau minggu. Semakin lama kadar gula darah tetap tinggi, gejalanya akan semakin serius. Namun beberapa orang yang sudah lama menderita diabetes tipe 2 mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun meski kadar gula darahnya tinggi.

Apa tanda-tandanya? Tanda dan gejala awal dapat dikenali. Mengenali gejala awal hiperglikemia dapat membantu mengidentifikasi dan mengobatinya segera. Antara lain, (a) : Sering buang air kecil, (b) Meningkatnya rasa haus, (c) Penglihatan kabur, (d0 Merasa lemah atau sangat lelah

Namun yang perlu dilihat selanjutnya, adalah tanda dan gejala selanjutnya. Jika hiperglikemia tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan asam beracun, yang disebut keton, menumpuk di darah dan urin. Kondisi ini disebut ketoasidosis. Gejalanya meliputi:  (a) Nafas berbau buah (b) Mulut kering, (c) Sakit perut, (d) Mual dan muntah, ( e ) Sesak napas, Kebingungan dan Penurunan kesadaran.

Hiperglikemia  dan Diabettes Millitus ? 

Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Selain menjadi penyumbang angka kematian, penyakit tidak menular ini juga menyebabkan banyak komplikasi, terutama penyakit jantung dan penyakit ginjal.

Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan hiperglikemia akibat defisit absolut atau relatif dalam produksi atau kerja insulin. Hiperglikemia kronis pada diabetes melitus berhubungan dengan kerusakan, disfungsi, dan kegagalan organ akhir, termasuk retina, ginjal, sistem saraf, jantung, dan pembuluh darah. Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan prevalensi diabetes melitus secara keseluruhan adalah 366 juta pada tahun 2011, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030.

Pengobatan diabetes melitus ditentukan oleh etiopatologinya dan paling sering dibagi lagi menjadi diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Ada kecenderungan lebih besar terhadap hiperglikemia pada individu dengan kecenderungan genetik atau terapi obat bersamaan seperti kortikosteroid. Skrining untuk diabetes mellitus dapat berupa tes toleransi glukosa oral selama 2 jam, atau melalui tes HbA1c, seperti yang baru-baru ini direkomendasikan oleh American Diabetes Association (ADA). Hubungan yang kuat telah ditunjukkan dalam penelitian observasional yang menunjukkan hasil klinis yang buruk baik pada hiperglikemia kronis maupun akut pada perawatan intensif. Namun, kontrol glikemik yang ketat pada kondisi ini merupakan isu yang kontroversial dengan peningkatan insiden hipoglikemia dan kemungkinan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pada pasien sakit kritis kisaran glukosa 140--180 mg/dL (7,8--10,0 mmol/L) harus dipertahankan melalui infus insulin intravena terus menerus.

Pengobatan diabetes melitus ditentukan oleh etiopatologinya dan paling sering dibagi lagi menjadi diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Ada kecenderungan lebih besar terhadap hiperglikemia pada individu dengan kecenderungan genetik atau terapi obat bersamaan seperti kortikosteroid. Skrining untuk diabetes mellitus dapat berupa tes toleransi glukosa oral selama 2 jam, atau melalui tes HbA1c, seperti yang baru-baru ini direkomendasikan oleh American Diabetes Association (ADA).

 Hubungan yang kuat telah ditunjukkan dalam penelitian observasional yang menunjukkan hasil klinis yang buruk baik pada hiperglikemia kronis maupun akut pada perawatan intensif. Namun, kontrol glikemik yang ketat pada kondisi ini merupakan isu yang kontroversial dengan peningkatan insiden hipoglikemia dan kemungkinan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pada pasien sakit kritis kisaran glukosa 140--180 mg/dL (7,8--10,0 mmol/L) harus dipertahankan melalui infus insulin intravena terus menerus.

International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sekitar 463 juta orang berusia 20-79 tahun di seluruh dunia mengidap diabetes pada 2019.

Angka ini setara dengan 9,3% dari total populasi dunia dan diprediksikan naik menjadi 700 juta pada tahun 2045. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-7 sebagai negara dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi di dunia, yaitu sebesar 10,7 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun