Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Biodiesel: EBT yang Perlu Diakselerasi Pemerintahan Baru

28 Januari 2024   09:20 Diperbarui: 28 Januari 2024   09:25 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanfaatan biomassa mikroalga atau lignoselulosa untuk produksi lipid merupakan bahan baku alternatif yang sangat baik. Namun, biaya dan kuantitas produksi lipid merupakan faktor penting di balik penerapannya. Intervensi bioteknologi untuk menghasilkan lipid/lemak/minyak (TGA) dan selanjutnya transesterifikasi kimia atau enzimatiknya untuk mempercepat produksi biodiesel memiliki masa depan yang cerah.

Produksi minyak mikroalga dari teknologi saat ini masih terlalu mahal untuk dikomersialkan karena desain foto-bioreaktor yang efisien, metode pengendalian kontaminasi, dan proses hilir. Keterbatasan dan tantangan teknologi tersebut harus diatasi, sehingga mengarah pada pengembangan strategi genetika dan bioteknologi baru untuk meningkatkan produksi biodiesel. Kemajuan terkini dalam teknologi proses dan intervensi bioteknologi memberikan hasil yang menjanjikan dalam hal potensi produksi dan efektivitas biaya. 

Mikroba, yaitu ragi non-konvensional, alga, dan strain bakteri, memiliki potensi besar untuk menghasilkan minyak/lemak/lipid dalam kondisi fermentasi aerobik dari berbagai substrat yang ekonomis. Rekayasa metabolik strain mikroba untuk mensintesis lipid dan asam lemak yang lebih tinggi dengan memanfaatkan substrat secara efisien memiliki masa depan yang cerah dan potensi yang sangat baik untuk menurunkan biaya operasional, meningkatkan keekonomiannya, dan mempercepat produksi biodiesel.

Biorefinery untuk biodiesel dan produk sampingan berharga lainnya secara fisik melambangkan konsep bioekonomi sirkular. Meskipun biorefinery tidak sekuat kilang hidrokarbon minyak bumi, penerapan model biorefinery yang serupa dengan kilang konvensional serta pemanfaatan produk sampingannya memberikan keberlanjutan ekonomi melalui pendapatan tambahan untuk mengkompensasi biaya produksi dan menjadikannya lebih ramah lingkungan dalam hal emisi. beban ini akan dialokasikan pada biodiesel dan produk sampingannya.

Oleh karena itu, komersialisasi biodiesel akan memerlukan upaya keras dan gabungan dari penelitian dan pengembangan untuk mencapai kapasitas skalabilitas. Konsep biorefinery dalam produksi biodiesel juga akan membantu meningkatkan APM karena sebagian masukan energi juga akan dialokasikan ke produk sampingan. Analisis kelestarian lingkungan yang komprehensif terhadap produksi biodiesel berdasarkan penilaian siklus hidup (LCA) dan berbagai teknik pengambilan keputusan multi-dimensi akan membantu mengembangkan dan memprioritaskan pencapaian tujuan masa depan dan sasaran biorefinery biodiesel berkelanjutan. Moga Bermanfaat *******

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun