Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Dampak Biogas dan Biometana Terhadap Lingkungan

22 Desember 2023   22:44 Diperbarui: 22 Desember 2023   23:07 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan dampaknya terhadap iklim, penggunaan biometana sebagai pengganti gasoil diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara perkotaan, karena faktor emisi metana hingga 10 kali lebih rendah dibandingkan bahan bakar cair, mengingat PM, VOC, dan hidrokarbon aromatik polisiklik. Biometana injeksi ke jaringan listrik nasional juga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar padat perumahan di beberapa wilayah tertentu, dengan manfaat yang relevan terhadap kualitas udara dalam ruangan dan kesehatan manusia.

Potensi emisi global

Potensi emisi yang terkait dengan pembangkit listrik tenaga biogas dilaporkan pada Gambar 2 (NOx dan CO) dan Gambar 3 (untuk formaldehida, NMVOC dan SO2). Untuk Eropa dan Tiongkok, kontribusi tanaman energi dilaporkan secara terpisah, karena penggunaannya sering diabaikan karena dampak negatifnya terhadap ketersediaan lahan untuk tanaman. makanan. Dalam hal potensi global, kontribusi relatif dari tanaman energi tidak tersedia.

KESIMPULAN

Biogas dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca. Namun, perhatian harus diberikan terhadap emisi metana dan dinitrogen oksida (N2O) yang tidak diinginkan. 

Anggaran emisi kedua senyawa tersebut hampir tidak berhubungan dengan pelepasan langsung dari pembakaran biogas/biometana, sementara penyimpanan biomassa dan pengelolaan pencernaan merupakan langkah-langkah yang sangat penting. Pertimbangan serupa juga berlaku untuk amonia: untuk mengurangi dampaknya terhadap pembentukan aerosol sekunder, penyimpanan biomassa dan hasil pencernaan yang efisien harus selalu direkomendasikan. 

Di antara semua polutan gas yang dipertimbangkan dalam emisi langsung dari pembakaran biogas, tingkat nitrogen oksida (NOx) patut menjadi perhatian dalam beberapa studi kasus. Di sisi lain, senyawa organik yang mudah menguap tampaknya bukan merupakan isu kritis. Mengingat dampak penyebaran pencernaan terhadap kualitas tanah, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai dampak jangka panjangnya secara menyeluruh. 

Dalam jangka menengah-pendek, biomasa yang dicerna tampaknya lebih disukai dibandingkan dengan biomassa yang tidak diolah. Peningkatan penggunaan biometana secara umum dapat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi emisi GRK; namun hilangnya metana dalam gas dapat mempengaruhi keberlanjutan keseluruhan proses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun