KEBERHASILAN PENERAPAN WOLBACHIA-AEDES
Hasil riset yang dikemukakan oleh, A. A. Hoffmann,et al, tahun 2011, dengan judul artikel Successful establishment of Wolbachia in Aedes populations to suppress dengue transmission, latar belakang yang mendasari penelitian ini , pertama, Manipulasi genetik terhadap populasi serangga untuk pengendalian hama telah dianjurkan selama beberapa waktu, namun hanya ada sedikit kasus di mana individu yang dimanipulasi dilepaskan ke lapangan dan tidak ada kasus di mana mereka berhasil menyerang populasi target1.
Kedua, Transformasi populasi menggunakan bakteri intraseluler Wolbachia sangat menarik karena agen yang diturunkan dari induknya ini menyediakan mekanisme yang kuat untuk menyerang populasi alami melalui ketidakcocokan sitoplasma.Â
Hal ini dijelaskan bahwa ketika Wolbachia masuk ke dalam tubuh nyamuk, mereka mengganggu penularan patogen dan mempengaruhi ciri-ciri penting dalam sejarah hidup seperti umur3,4,5,6.Â
Di sini peneliti menjelaskan bagaimana infeksi wMel Wolbachia, yang dimasukkan ke dalam vektor demam berdarah Aedes aegypti dari Drosophila melanogaster, berhasil menyerang dua populasi alami A. aegypti di Australia, dan mencapai hampir fiksasi dalam beberapa bulan setelah pelepasan A. aegypti dewasa yang terinfeksi wMel.Â
Model dengan nilai parameter yang masuk akal menunjukkan bahwa nyamuk yang terinfeksi Wolbachia mengalami tingkat kesuburannya yang relatif kecil, sehingga menyebabkan frekuensi keseimbangan tidak stabil <30% yang harus dilampaui untuk invasi.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa strategi berbasis Wolbachia dapat diterapkan sebagai pendekatan praktis untuk menekan demam berdarah dan berpotensi untuk diterapkan di seluruh wilayah yang DBD nya selalu terjadi tiap tahun seperti di Bali.
Walaupun demikian masih ada perlu cacatan, bahwa Bakteri intraseluler Wolbachia telah terbukti mengurangi infeksi virus yang ditularkan oleh Aedes seperti DENV, ZIKV, CHIKV, dan YFV di daerah endemiknya.
Meskipun menjanjikan, strategi pengendalian Wolbachia belum tentu berhasil karena strategi ini menghadapi tantangan berupa penurunan potensi pada kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, dan juga faktor pembatas lainnya.Â
Namun, strain baru Wolbachia, wAu, tidak menginduksi CI namun tetap bertahan bahkan pada suhu tinggi. Strain ini telah terbukti menghasilkan penyumbatan virus yang tinggi, dan menginduksi superinfeksi yang stabil bila dikombinasikan dengan strain Wolbachia lain seperti wAlbB pada vector inang .
Untuk lebih memahami dinamika infeksi virus yang ditularkan oleh Aedes baik pada manusia maupun vektor, terdapat kebutuhan untuk menyelidiki strategi pengenalan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia untuk mengendalikan penularan infeksi arboviral.Â