Berbagai jenis ekstrak dan senyawa yang berasal dari tanaman ini ditemukan memiliki spektrum aktivitas farmakologis yang luas pada sistem kardiovaskular dan saraf. Selain itu, tanaman ini telah mengetahui efek antiinflamasi, antimikroba, antioksidan, dan perlindungan kemo. Aktivitas farmakologi yang diamati serta profil toksikologi dari sediaan dan senyawa terisolasi dari Edelweiss mendukung pandangan bahwa ini dapat digunakan dalam pengembangan agen dengan manfaat terapeutik pada berbagai penyakit manusia.
Daftar Rujukan
- Wawrosch, C., Schwaiger, S., Stuppner, H., & Kopp, B. (2014). Lignan formation in hairy root cultures of Edelweiss (Leontopodium nivale ssp. alpinum (Cass.) Greuter). Fitoterapia, 97, 219-223.
- Tauchen, J., & Kokoska, L. (2017). The chemistry and pharmacology of Edelweiss: A review. Phytochemistry Reviews, 16, 295-308.
- Pet'ko, L., & Ostapchuk, A. (2020). Edelweiss Symbol of the Alps.
- Gavrilovi, M., Oskolski, A., Rani, D., Trajkovi, M., & Janakovi, P. (2022). Anatomy of Leontopodium nivale subsp. alpinum (Cass.) Greuter (Gnaphalieae, Asteraceae) from Serbia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H