Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia Politik dan Perang Berata Yuda

1 September 2023   13:45 Diperbarui: 1 September 2023   14:02 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah manusia politik pertama kali dilemparkan oleh zoon politicon , aristoltels,  yang selalu berkelompok dan menjadi indah  untuk berkuasa, diantara komunitasnya.kekuasaan sangat menggiurkan. Karena negara memberikan fasilitas untuk sang penguasa. Dalam buku pertama Politics, Aristoteles mengemukakan pandangan bahwa manusia adalah 'hewan politik' (Animal politics)

Hewan politik' Aristoteles (zoon politikon) bukanlah makhluk yang kita harapkan saat ini -- sebuah konstruksi konvensional yang diberi hak oleh keputusan hukum dan terikat tugas hanya pada kebahagiaan individu sebagai agen bebas dalam negara-bangsa yang demokratis. Sebaliknya, apa yang Aristoteles pikirkan adalah seekor binatang yang paling cocok untuk mewujudkan tujuan akhir atau tujuan alaminya (telosnya) dalam sebuah komunitas yang diorganisir untuk tujuan tersebut juga. Komunitas itu dikenal sebagai negara-kota (polis). Sebagai bagian terpadu dari suatu polis yang fungsional, manusia adalah makhluk dari polis -- binatang politik.

Benar memang kata Budiman Sujatmiko, "Kalau pun saya berharap, saya manusia politik. Manusia politik itu butuh kekuasaan," kata Budiman dalam acara Political Show CNN Indonesia TV. Budiman kemudian mengatakan tidak ada yang salah ketika seseorang terjun ke dunia politik dengan niat untuk berkuasa. Menurutnya, kekuasaan dalam politik dapat digunakan untuk "membersihkan" suatu pemerintahan dari hal-hal kotor.

Tentu, dalam pandangan dirinya, saat ini, banyak kekotoran yang membayangi ada dilingkaran kekuasaan dan partai politik. Paling tidak korupsi memang masih belum tuntas diberantas. Coba kalau dia mengkritik 'pemerintah dan Lembaga negara dari 'kasus korupsi, saya yakin sebentar lagi , masyarakat akan memihaknya dengan suka rela.

Gempuran dan cibiran saat ini tertuju pada Budiman Sujatmiko, bagi say aitu tak masalah, dibandingkan dahulu Ketika dia dahulu, sebagai  deklarator PRD,  diapun dikepung oleh Orde Baru, namun dia tetap selamat hingga kini, ketakutan saat itu jauh lebih besar dari saat ini.

Selama ini, panggung politik belum berpihak kepadanya, Ketika dia melakukan pilihannya dalam menentukan sikap berbeda dengan partainya dia dipecat, sebuah bentuk promosi yang luar bisa terhadap Budiman, assestensi public sangat beasar, dalam pemberiataan, ini tenting menguntungkan dia, walaupun yang disorot adalah

Begitlah politik, selalu menampilkan kejutan-kejutan baru di masyarakat yang memiliki ingatan pendek. Lalu pertanyaannya adalah mengapa Mengapa penting mempelajari sosiologi dan politik; jawaban sederhananya karena kita adalah makhluk sosial (homo socialis) dan juga manusia politik (zoon politicon). Disebut sebagai makhluk sosial karena pada hakikatnya manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk menjalankan kehidupannya, melalui interaksi yang membentuk ikatan sosial. Sedangkan disebut manusia politik karena manusia tidak terlepas dari keinginan atau tujuan terhadap sesuatu yang sifatnya terbatas. Sehingga menimbulkan persaingan antar sesama manusia untuk mencapai tujuannya. Selanjutnya diperlukan strategi dan taktik agar impian dapat tercapai. Upaya ini disebut dengan proses politik. Kedua hal tersebut merupakan konsep dasar sosiologi dan ilmu politik

Dalam hajatan perang mahabarata, salah satu saudara tiri Duryodana, bergabung pada Pandawa. Demi membela kebenaran. Mungkin sketsa itu menarik disimak sebagai cermin analogi.

****

Siang itu pada hari pertama perang Baratayuda, Yudistrira berkata kepada kedua belah pihak untuk memilih  berada di pihaknya untuk jujur  bisa pindah pasukan, Saat itulah muncul sosok  dari pihak korawa menuju Pandawa. Yakni Yuyutsu.

Yuyutsu dalam epos Mahabharata adalah putra Dhritarashtra dengan pembantu Gandhari (bernama Sughada di kemudian hari diceritakan kembali). Dia adalah saudara tiri dari pihak ayah dari anak - anak Gandhari: Duryodana dan 99 saudara Korawa lainnya serta saudara perempuan mereka Dushala. Akhirnya, dialah satu-satunya putra Dhritarashtra yang selamat dari perang Kurukshetra. Dia adalah satu-satunya putra Dhritarashtra yang berperang demi Pandawa.

Yuyutsu dirayakan sebagai pejuang moral yang memilih jalan kebenaran, meskipun dilahirkan dalam keadaan yang cenderung melakukan kejahatan. Dia melepaskan ikatan keluarganya demi berpihak pada dharma / kebenaran.

Selain itu, Yuyutsu menyelamatkan nyawa Bhima dengan memberi tahu Pandawa tentang rencana licik Duryodhana, termasuk meracuni air. Baik Yuyutsu maupun Vikarna membenci konspirasi dan rencana jahat Duryodhana; Namun, Vikarna tetap setia kepada keluarga dan binasa dalam perang.

Yuyutsu berpindah dari kubu Korawa ke kubu Pandawa. Yuyutsu berperang di pihak Pandawa. Dia adalah salah satu di antara 11 Maharathi (yang mampu melawan 720.000 prajurit secara bersamaan) di antara putra Dhritarashtra. Yuyutsu adalah salah satu dari sebelas prajurit yang selamat dari perang. Dia mengalami beberapa pertemuan penting. Pada hari ketujuh, dia terluka oleh Kripacharya dalam pertarungan pedang tapi bertahan. Pada hari keenambelas, dia bertarung dengan putra Shakuni, Ulooka, dan melukainya, namun gagal membunuhnya saat dia melarikan diri.

Ketika bergabung dihari pertama dia ditanyai beberapa oleh pasukan Pandawa, atas keberanian nya berpindah posisi dari kurawa menju Pandawa.

Engkau adalah kestaria hebat, engkau berani berpindah ke Pandawa, apa alasanmu? Tanya salah satu  Panglima pasukan Pandawa,

Yuyutsu berkata, " Perang ini adalah perang untuk menegakkan kebenaran, itu sebabnya aku berpihak pada pandawa  itu lasannya. Saat ini aku membenahi makna kehidupan ku untuk selalu tegak lurus pada kebenaran

Mengapa demikian Yuyutsu? Tanya yang lain , Yuyutsu berkata, Manusia hendaknya mulai dari saat ini juga mengusahakan dengan tidak pernah bosan  untuk memahami hakikat kebenaran, kekayaan, kesenangan, dan kebebasan. Kebenaran menemukan  jalannya sendiri  untuk mengungkapkan dirinya. Manusia adalah Sang Raja bagi dirinya sendiri, ia adalah pemimpin dari tubuhnya, ia adalah penguasa dari pikirannya; maka dari itu, berusahalah untuk memahami hakekat penjelmaan ini.

Lalu, yang lain bertanya lagi , bagaimana pandanganmu terhadap manusia itu?  Yuyutsu tersenyum dan berkata, " Manusia adalah satu-satunya mahluk ciptaan Huhan  yang dapat melakukan kebajikan pun kejahatan. Oleh sebab itu terlahir menjadi manusia bertujuan untuk melebur perbuatan-perbuatan jahat ke dalam perbuatan-perbuatan bajik, hingga tidak ada lagi perbuatan-perbuatan jahat yang tersisa  pada diriku, inilah hakekat menjadi manusia. Hanya dengan menjadi manusiakejahatan itu dapat dilebur dalam kebajikan. Karena pengertian inilah aku akan selalu berbuat baik , dan berpihak pada kebenaran.

Bagaimana anda memandang perang ini, Yuyutsu berkata, ""Apa yang diperlukan di sini bukanlah tindakan fisik, tetapi suatu disposisi batin. Tahta suci kebajikan adalah ada di  hati."

Meski demikian, ia menegaskan, kedamaian dalam menghadapi suatu kesalahan yang berat dan serius, yang hanya dapat dihentikan melalui kekerasan, akan menjadi suatu dosa. Pertahanan atas diri sendiri atau orang lain dapat menjadi suatu keharusan, terutama jika diizinkan oleh suatu otoritas yang resmi dan sah

Yuyutsu berkata lagi, "Mereka yang telah berperang dalam ketaatan pada perintah ilahi, atau sejalan dengan hukum-Nya, telah terwakili dalam diri mereka keadilan publik atau kebijaksanaan pemerintah, dan dalam kapasitas ini telah membunuh orang-orang jahat; orang-orang tersebut tidaklah berarti melanggar perintah, 'Jangan membunuh'

Yuyutsu berkata lagi" "Tetapi, kata mereka, orang bijak akan melancarkan perang yang adil (just war). Seolah ia tidak akan lebih meratapi pentingnya perang yang adil, jika ia ingat bahwa ia seorang manusia; karena jikalau tidak adil ia tidak akan melancarkannya, dan karena itu akan bebaslah dari segala peperangan."Moga bermanfaat ****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun