NP BESI BERVALENSI NOL/BESI BERVALENSI NOLÂ
Telah dilaporkan bahwa NP ZVI mampu mengoptimalkan populasi mikroba dan akibatnya, meningkatkan fermentasi hidrolisis (Ganzoury dan Allam, 2015) . Lebih khusus lagi, sifat reduktor yang kuat dari besi dapat memfasilitasi langkah-langkah hidrolisis-asam; langkah-langkah pembatas laju sepanjang AD (Ganzoury dan Allam, 2015). Dengan kata yang lebih baik, pada konsentrasi tertentu, NP ZVI bertindak mendukung mikroorganisme yang bertanggung jawab atas proses pengasaman hidrolisis.
Peningkatan produksi biogas di hadapan NP ZVI juga dapat dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap sifat fisik dan kimia lingkungan sekitar mikroorganisme metanogenik dengan mengontrol pH, konsentrasi nitrogen amonia, dan kandungan asam lemak volatile. Â Dampak yang diberikan melalui modifikasi pH dapat dianggap berasal dari oksidasi Fe0 menjadi Fe2+ oleh air atau beberapa senyawa organic sebagai oksidan selama proses AD menghasilkan oksida besi atau menutupi permukaan NP dengan oxyhydroxide (Li et al., 2007; Suanon et al., 2017). Perlu dicatat bahwa oksida besi dan oxyhydroxide juga dapat diproduksi melalui reaksi NP ZVI dengan beberapa senyawa lain
yang ada dalam proses AD termasuk pestisida terklorinasi, H2S, ion logam beracun (seperti timbal dan merkuri), dan metil sulfida (Li et al., 2007). Ini bisa menyumbangkan kapasitas penyangga tambahan ke sistem terhadap asam lemak volatil yang dihasilkan. ZVI NP juga dapat merangsang mikroorganisme pemakan hidrogen dan konsumsi asam lemak volatil yang dihasilkan (Suanon et al., 2017)
NP oksida logam dan logam
Jurnal Pengelolaan Lingkungan 251 (2019) 109597 Beberapa elemen logam jejak seperti Co, Cu, Fe, Mo, dan Ni dapat memainkan peran penting dalam stimulasi serta stabilisasi AD bahan organik limbah ketika hadir pada konsentrasi rendah (Abdelsalam et al., 2016; Luna- delRisco et al., 2011). Faktanya, keberadaan ion logam berat ini sangat penting untuk enzim dan kofaktor dan merupakan dasar untuk berbagai reaksi yang terjadi selama AD. Lebih khusus lagi, kobalt sangat penting (sebagai kofaktor protein vitamin B12) untuk degradasi metanol oleh bakteri metanogen sedangkan arkea metanogenik membutuhkan nikel sebagai koenzim F430 mereka (Roussel, 2013).
Seng memainkan peran kunci dalam enzim (misalnya, sebagai metil koenzim M) dan sebagai ion struktural dalam faktor transesterifikasi sedangkan tembaga sangat penting untuk koenzim dan transpor electron biologis ( Bartacek et al., 2008; Fermoso et al., 2008; Metcalf, 2003 ).
Akhirnya, Fe diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme AD yang tepat dengan bertindak sebagai agen pereduksi oksidasi, koenzim, dan akseptor elektron terminal (Roussel, 2013). Oleh karena itu, mengingat sifat unik dari bahan nano, penerapan elemen ini dalam ukuran nano telah menarik banyak perhatian.
2.3 NANOMATERIAL BERBASIS KARBON
Semua senyawa nano dengan atom karbon dalam strukturnya dianggap sebagai bahan nano berbasis karbon. Senyawa ini diklasifikasikan terutama berdasarkan struktur geometrisnya. Tabung nano karbon (CNT), graphene, dan fullerene adalah bahan nano karbon paling signifikan dari berbagai aplikasi industri (Zaytseva dan Neumann, 2016) Di antara bahan nano berbasis karbon, CNT telah diperkenalkan ke berbagai aplikasi karena fitur termal, mekanik, elektronik, dan adsorpsinya yang luar biasa (Rahimzadeh et al., 2018; Shojaei et al., 2019; Zaytseva dan Neumann, 2016 ). Demikian pula, aplikasi potensial mereka dalam energi terbarukan dan produksi biogas.
Kesimpulan