Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tempe dengan Konsorsium Mikroba Dapat Meningkatkan Daya Kognitif Otak

18 Juli 2023   20:37 Diperbarui: 18 Juli 2023   21:47 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan Pembuatan Tempe di Anak-anak Panti Asuhan  Singaraja Bali (Dokpri)

Tempe memang terus diteliti, khususnya kemampuannya untuk menjadi suplemen gizi yang dapat meningkatkan  kecerdasan dasar(kognitif ) pada otak manusia, sehingga ke depan tempe tidak  lagi dikaitkan  dengan  mental tempe, namun seseorang mengkonsumsi tempe menjadi lebih bergengsi , karena  ternyata dapat meningkatkan kecerdasan seseorang. Usaha untuk memperkaya kandungan senyawa bioaktifnya menjadi sangat penting. 

Lebih-lebih memasuki usia senja, gangguan kognitif merupakan masalah kesehatan yang umum ditemukan pada lansia itu . Diperkirakan penderita demensia akan terus meningkat di masa depan, terutama di Asia (Nichols et al., 2022). Studi telah menunjukkan bahwa mikrobiota melakukan berbagai peran dalam kesehatan otak, dengan Gut-Brain Axis (GBA) menunjukkan hubungan yang erat antara sistem pencernaan dan otak (Carabotti et al., 2015).

 Berbagai penelitian telah menunjukkan mekanisme yang mendasari GBA. Keberadaan dan keragaman mikrobiota dalam usus sangat mempengaruhi mekanisme GBA, yang pada akhirnya mempengaruhi fungsi kognitif dan menandakan bahwa fungsi kognitif tidak hanya mengandalkan hubungan internal melalui mekanisme saraf. Mikrobiota usus (GM) memengaruhi struktur otak dan kognisi (Carabotti et al., 2015; Fernandez-Real et al., 2015; Chen et al., 2021; Feng et al., 2022). Memodifikasi komposisi probiotik usus dengan suplementasi probiotik dapat berkontribusi pada metode pencegahan dan terapi Penyakit Alzheimer (AD) (Kowalski dan Mulak, 2019).Salah satu yang menjadi focus adalah tempe.

Lalu bagaimana itu bisa terjadi?  Lalu bagaimana mekanismenya? Dua persolan ini ingin diungkapkan, untuk menambah wawasan pembaca kompasiana yang budiman.

Selayang pandang tentang Tempe 

Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi.Itu dibuat dengan proses fermentasi alami dan terkontrol yang mengikat kedelai menjadi bentuk kue. Jamur, Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae, digunakan dalam proses fermentasi dan juga dikenal sebagai starter tempe.

Tempe  diketahui dari beberapa manuskrip serat cantini,  dan Tempe dijual di pasar tradisional di Indonesia Ini sangat populer di pulau Jawa, di mana ia merupakan sumber protein pokok. Seperti tahu, tempe dibuat dari kedelai, tetapi merupakan produk kedelai utuh dengan karakteristik nutrisi dan kualitas tekstur yang berbeda. Proses fermentasi tempe dan retensi kacang utuh memberikan kandungan protein, serat makanan, dan vitamin yang lebih tinggi. Ini memiliki tekstur yang kuat dan rasa yang bersahaja, yang menjadi lebih terasa seiring bertambahnya usia. Etimologi

Istilah tempe diduga berasal dari bahasa Jawa Kuna tumpi, makanan berwarna keputihan yang terbuat dari adonan gorengan yang terbuat dari sagu atau tepung beras yang menyerupai rempeyek. Sejarawan Denys Lombard juga menyatakan bahwa hal itu dapat dikaitkan dengan istilah kemudian tape atau tapai yang berarti 'fermentasi'

Di dunia barat, tempe adalah ejaan yang paling umum. Ini dilakukan untuk mencegah pembaca salah mengucapkan kata sebagai "temp". Penggunaan pertama yang diketahui dari ejaan ini adalah dalam artikel Jerman tahun 1896. Ejaan lain, seperti tmp, juga digunakan, tetapi tempe telah menjadi ejaan standar dalam bahasa Inggris sejak tahun 1960-an.

Sejarah. Tempe dijual di Jawa, awal abad ke-20 Tempe berasal dari Indonesia, hampir pasti di Jawa Tengah atau Jawa Timur.  dengan perkiraan penemuan antara beberapa abad yang lalu hingga seribu tahun atau lebih. Penemuan tempe tidak lepas dari asal muasal jamur yang merupakan bagian penting dari fermentasi. Jamur ini terdiri dari miselium yang tumbuh pada kayu jati dan daun waru laut, yang sering (dan masih) digunakan oleh masyarakat asli Jawa sebagai pembungkus makanan. Faktanya, dalam pembuatan tempe tradisional, usar (daun berisi miselium) digunakan, bukan ragi yang dibeli di toko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun