Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seberkas Cahaya di Bulan Mati

18 Juli 2023   00:53 Diperbarui: 18 Juli 2023   01:05 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam sunyi, udara dingin, di sasih karo ini,  terdengar suara jengkrik   beradu dengan   dengung belalang  malam  di bulan mati, yang  gelap pekat dan senyap.

Dari tempatku duduk , terdengar  deburan gelombang laut bersaut-sautan , menggelegar , seakan bernyanyi dalam gelap. Bayangan aneh  seakan  mengintai ku  sampai tengah malam. Lalu  sosok bayangan gelap tersamar menyelinap dalam malam dari balik pohon mangga yang rimbun. Lalu mendekat  dan  berucap salam , aku menganguk dan salamnya aku balas juga dengan tangan dikatup.

Anakku, sapanya, memecah keheningan malam itu, ketakutanku sirna karena dia sesungguhnya manusia, masih aku ke tatap dari ujung rambut  sampai hujung kakinya. Aku terus ragu, sebab   di zona tempat tinggalku bayangan aneh-aneh selalu menjadi cerita  desa sekitarnya, yang seram dan membuat bulu kuduku berdiri, dan   dekat rumahku merupakan 'pasar bagi wong samar" yang selalu rame pada jumat kliwon,  begitu kata orang orang yang pernah melihatnya. Entalah, aku  berkata dan telingaku mendengar suaranya, seperti biasa,  rasioku berkata, bahwa orang tua ini nyata. 

  Pak tua , malam-malam  anda berjalan mau kemana? tanya saya  sekenanya. Ya aku ... terus berjalan, aku lihat engkau masih begadang, dan duduk di teras rumahmu yang lapang, ya aku  ingin menikmati malam, di  hari tilem ini (bulan  mati , 15 hari setelah purnama)  sambil menghirup udara malam. Aku tak menanyakan dari mana asalnya, agar ketakutanku tak muncul kembali.  

  Mengapa engkau masih begadang? tanyanya. Hari tilem  diyakini di Bali sebagai hari suci , selain bulan purnama. Aku duduk sambil merenung, meditasi kepada kekuatan semesta, siapa tahu ada ide yang bisa menelusup ke benakku  ini., aku punya ide untuk membuat tulisan sebuah puisi. Namun lama aku menunggu ide itu tak muncul,  keburu engkau yang menyembul dari gelapnya malam,  kataku singkat.

Dia tersenyum terkekeh, sambil memperbaiki kain batik yang dia pakai, aku persilahkan duduk di teras beralasan tikar pandan, yang kami sebut "tikeh klasa". Walaupun gelap, ada cahayanya yang masih menyusup dari meja belajarku, sehingga wajahnya  kelihatan tua, keriput, namun tetap bugar.

Aku bertanya, tentang  pengalaman hidupnya, yang panjang, pelintas zaman. Di situlah diskusi ku menjadi kian menarik dengan sosok itu.

Bapak tua, engkau telah lama hidup merasakan manis getirnya kehidupan, adakah nasihat untukku yang masih muda belia ini, kataku hati-hati.  Dia tersenyum, lalu berucap dengan ramah, engkau anak muda, dan masih kekar, tidak seperti diriku yang kian hari bertambah renta. Manusia muda sepertimu  seumpama  keberadaan ilalang muda yang tajam, akan tidak tajam lagi di masa tuanya.  Aku tersenyum, lalu bertanya lagi apa maksudmu mengambil contoh demikian pak tua?

Pada masa muda , kekuatan itu jangan engkau sia-siakan, kejarlah ilmu pengetahuan, harta  dengan berlandaskan kebajikan dan kebenaran. Kejar itu sedini mungkin, Masa muda adalah waktu yang terbaik untuk mempelajari hakekat dari kebajikan, usaha perolehan harta dan pengejaran terhadap ilmu. Masa muda adalah masa emas yang tidak akan terulang kembali. Lika-liku di masa muda, membawa banyak pengalaman berharga di masa depan

Perlu engkau ketahui, anakku, katanya padauk, Masa anak-anak menantikan masa muda, setelah muda pasti akan dibuntuti masa tua dan bagi masa tua kematian sudah pasti semakin dekat. Kematian menanti setiap saat.  Engkau harus menyadari itu, maka sebaiknya jangan pernah berhenti malakukan kebajikan. Namun engkau harus waspada dan paham , bahwa Kesedihan yang kau alami saat muda, akan membuatmu menjadi kuat." Dan kegagalan yang dirimu temui  di masa muda menjadi tangga yang membawamu menuju kesuksesan dan keberhasilan dalam mengarungi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun