Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senarai Bisikan Angin Timur

5 Januari 2023   15:15 Diperbarui: 5 Januari 2023   15:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibalik pohon nan rindang, jalan setapak mengular menuju rumah tua itu. Rumah tua itu roboh diguncang gempa di wilayah timur Bali, aku duduk terdiam mendengarkan ceritanya, dengan memperlihatkan video rekaman gadgetnya, di menceritakan kondisi rumah yang ditempati orang tuanya, sangat menyentuh, aku hampir menitikkan air mata. Rumah bata tanah yang roboh, tak bisa ditempati, menunggu bantuan anaknya  pulang dari rantau, kondisinya  semakin parah karena diguyur hujan lebat. Taka da yang hirau, karena dia hidup berjarak jauh dengan para tetangga.

Ibunya yang tua dan ringkih itu, kini hidup tak beratap  sesuatu yang tetap, sedikit terimbas hujan  bercampur angin bisa terbang kapan saja. , hanya beberapa seng yang masih bisa diraih dari puing -puing reruntuhan itu, hanya bambu sebagai tiang-tiang yang digunakan penyangganya untuk sekedar tidur dan kedinginan di alas. Dia tampak menitikkan air mata kesedihan menimpa keluarganya. Hidup selalu menampilkan wajah jamak, dan kerap tak bisa diterka.

Penderitaan bagi penduduk yang tak punya kerap hadir dalam bencana, namun karena tak  terekam, serentak, penderitaan mereka yang miskin tak terkendali, kadang dilupakan. Orang - orang hanya banyak membantu Ketika musibah dan korban besar, namun riak-riak kecil aroma bencana menguap Bersama angin timur yang terus berhembus kencang.

Kondisi demikian  hanya bisa dilihat karena mata empati, yang berbunga dengan nilai-nilai kemanusiaan menggelora, dalam diri seseorang. Tentu disana seakan ada sebuah jeda yang berbinar jelas, bahwa Tragedi sesungguhnya dari orang-orang miskin adalah kemiskinan mereka akan aspirasi.

Ibuku hidup sendiri di desa basang alas, (basing tengah, alas-hutan) di wilayah timur itu, tua renta aku berikan kiriman kalau aku dapat ongkos bekerja serabutan, dan beberapa persentasi dari kerjaku menjual beberapa bungkus kopi, dari sana aku menghidupi adikku jua yang lagi sekolah. Tak tahulah menjelang hari raya ini, aku tidak bisa pulang, karena terkendala biaya. Katanya pelan, sambil menahan air matanya yang mulai tampak muncul tanpa diundang. Penuh emosional.

Ya,  sosok itu, aku kenal karena aku suka minum kopi, kopi yang dijualnya sangat menarik, dan aromanya khas, saya suka. Kopi yang diracik dengan berbagai bahan alami, membuat kopi itu sebagai minuman suplemen, Aku merasakan kopi itu, dapat meningkatkan stamina dan gairah kerja otakku jadi terus berbinar. Talk tahulah, apa penyebabnya, mungkin ada kandungan senyawa bioaktif dari kopi itu yang membuat rasa pas dan tidak perih di lambung. Aku juga demikian, karena perlu riset Panjang untuk mengungkapkannya.

Dia berkata, kembali, hidup menjadi orang miskin dan tak punya memang sungguh sulit di jaman now, kita harus melek internet dan juga pintar membaca peluang, pandai bergaul dan berpikir kreatif, begitulah yang aku tangkap Ketika melihat sosok-sosok yang menderita kesusahan untuk bangkit dari kepurukan.

Kerja, adalah sebuah usaha, sebuah dedikasi yang terus berempati pada sang jiwa. Begitulah dia memulai kehidupan di pagi hari, dia pekerja keras, untuk menghibur kadang atas penderitaannya yang panjang, kita bisa belajar darinya karena dia bisa mengekstrak dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang selalu membuat kita dapat merasakan dengan rasa empati yang tinggi, bila kita memiliki kepekaan yang sangat tinggi.

Kebetulan Saya bertemu banyak orang dengan berbagai latar, Di balik sawah, Ketika ada hajatan keluarga, dia kebetulan datang untuk hal yang sama, entah kebetulan atau tidak dia telah membuatkan kami masakan dan kue dengan adonan kue yang manis dan empuk dari resep-resep pengalamannya.

Dalam kesibukannya, Dia berkata pelan namun senang, banget, aku mendengarnya dengan Bahasa yang sangat halus, seperti angin selatan yang berisik menerpa dedaunan yang hijau di musim penghujan saat ini, Jangan pernah berharap bahwa jalan hidup kita  akan seperti jalan hidup orang lain. Perjalanan hidup yang diriku  miliki merupakan sesuatu yang unik, seperti diri kita sendiri, saya juga menyadari benar ingin tetap bersahabat dan cahaya membuat aku terpana, untuk mengatakan bahwa hidup ini selalu memberikan inspirasi yang tinggi, baginya. Dia berusaha kuat menjaga semangat untuk tetap bisa hidup.

Dari perjalanan hidup yang Panjang dan melelahkan ini, kadang  aku terinspirasi bahwa Tindakan yang teramat penting untuk dilakukan adalah, untuk fokus mencapai tujuanmu, meskipun banyak hal yang menarik dalam perjalanannya. Itulah yang kerap menghambat pencapaian seseorang, banyak kejadian yang menghentikan pencapaian tujuan kita kalau kita tidak fokus meramu kehidupan ini. Dari sana belajar dari angin selatan dan gemuruh ombak pantai selatan yang besar , seharusnya kita hendak seperti itu,Tidak peduli bagaimana kerasnya kehidupan yang kita miliki di masa lalu, kita harus selalu bisa untuk memulainya kembali.

Dia lalu menambahkan, Impian tidak dapat terwujud dengan sendirinya, akan tetapi impian akan datang ketika seseorang berusaha untuk meraihnya. Kejarlah itu, jangan santai dan malas. Perjalanan akan menjadi jauh lebih muda, apabila kamu tidak membawa masa lalumu. Oh.... Hanya itu******

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun