Saya berikan beberapa kata-kata yang menginspirasi banyak orang dari Machiavelli antara lain (1) Metode pertama untuk memperkirakan kecerdasan seorang penguasa adalah dengan melihat orang-orang yang ada di sekitarnya. (2) Bukan gelar yang menghormati pria, tetapi pria yang menghormati gelar. (3) Siapa pun yang percaya bahwa kemajuan besar dan manfaat baru membuat pria melupakan cedera lama adalah keliru. (4) Benteng terbaik adalah ditemukan dalam cinta orang-orang, karena meskipun Anda mungkin memiliki benteng, mereka tidak akan menyelamatkan Anda jika Anda dibenci oleh orang-orang. (5) Di mana kemauannya besar, kesulitannya tidak akan besar. (6) Tidak ada cara lain untuk menjaga diri Anda dari sanjungan selain dengan membuat pria mengerti bahwa mengatakan yang sebenarnya tidak akan menyinggung Anda. (7) Setiap orang melihat seperti apa dirimu, hanya sedikit yang benar-benar tahu siapa dirimu."
Teman saya yang lain bertanya, lalu bagaimana akhir dari  prinsip Machiavelli ini?Â
Teman say aini tersenyum, sambal berkata, Â Machiavelli tidak akan menemukan sosok yang tepat untuk karyanya sebelum kematiannya dan Florence tidak dikembalikan ke kejayaannya di masa hidupnya. Prancis, kemudian Spanyol dan Austria, menginvasi Italia dan negara-kota yang bertikai tidak dapat mempertahankan diri, yang menyebabkan hampir 400 tahun dominasi oleh penguasa luar.
Akhirnya, The Prince diterbitkan pada tahun 1532, lima tahun setelah kematian Machiavelli. Selama berabad-abad berikutnya, prinsip-prinsip yang dianutnya akan memicu kemarahan serta kekaguman dan menjadikan Machiavelli sebagai pemikir politik yang kontroversial dan revolusioner.
Lalu, anda perlu tahu, kata teman saya mengakhiri, Pada tahun 1559, semua karya Machiavelli dimasukkan ke dalam "Indeks Buku Terlarang" gereja Katolik. Gereja Protestan yang baru dibentuk juga mengutuk The Prince, dan dilarang di Elizabethan Inggris. Meskipun demikian, buku itu dibaca secara luas, dan nama penulisnya menjadi identik dengan perilaku licik dan tidak bermoral.
Walaupun demikian, pemikiran Machiavelli, tetap menjadi salah satu jurus bagi mereka yang haus kekuasaan di setiap ajang, dan setiap kontestan pemilihan umum, namun harapan pilpres 2024, menjadi ajang adu program untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik dengan kuatan dalam diri bangs ini. Sebab, bangsa yang tidak percaya kepada kekuatannya sebagai suatu bangsa, maka bangsa itu tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka. Moga bermanfaat***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H