Namun bagi yang mendapatkan beasiswa bidik misi  wajib memiliki KIP (kartu Indonesia pintar), memang kartu Indonesia pintar, memang di rekomendasi dari kepala dusun dimana asal mahasiswa itu, kepala dusun memang seleksi awal warganya yang benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu. Data itu disetor ke desa, desa melanjutkan ke kecamatan sampai nanti diterus  dinas sosial, lalu dilakukan validasi kelapangan untuk menentukan benar tidaknya tidak mampu.Â
Bagi anak-anak panti yang sudah dibina dinas  sosial, memang mudah untuk untuk memperoleh Bidik Misi, karena mereka mudah mendapatkan KIP, karena berasal dari keluarga tidak mampu.  sehingga pintu mendapatkan beasiswa itu terbuka lebar.Â
Kegiatan seperti ini, memang  haruslah ditatap bahwa Memberi adalah sesungguhnya mulia, dan tentu tidak hanya materi, juga yang utama adalah pemberian ilmu pengetahua. Disadari atau tidak, bahwa kita Semua bekerja di hadapan Yang Maha Melihat, jadi semua menerima emas yang dijamin oleh Yang Maha Kuasa, karena itu hanya haknya, tidak lebih, tidak kurang. Adalah pekerjaan yang dilakukan dalam semangat ini, semangat kehadiran Tuhan yang terus-menerus, itulah yang jujur.Â
Maka, Tuhan akan membalas dengan kasih karunia-Nya atas  pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas dan senang hati, bukan pekerjaan yang dilakukan karena takut kepada atasan atau mandor. Jika hati kita  murni, pekerjaan itu  juga akan murni. Layaknya  kekuatan sungai ini, selalu mencari mereka yang rendah hati  dan berbakti.Â
Saya ingat pesan Bunda Theresa, Ini bukan berapa banyak yang kita berikan, tapi berapa banyak cinta yang kita masukkan ke dalam sebuah pemberian. Moga bermanfaat. silahkan baca artikel saya yang lain, di https://www.kompasiana.com/inyoman3907# *****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H