Pada tahap awal mahasiswa menjelaskan kepa anak-anak tentang prosedur kerjanya, semua bahan yang digunakan berasal dari lingkungan sehari-hari yang mudah didapat.  pembuatan  Es krim diajarkan dengan sangat menarik dari bahan yang diperlukan dan proses pembuatannya sampai dihasilkan produk es krim, lalu mereka nikmati bersama. produk yang diperoleh.Â
Eksoenzim dan teknik penjernihan air dirancang dengan menggunakan botol air mineral bekas, dan eco enzyme itu dibuat sebanyak lima liter, hasilnya dititipkan setelah tiga bulan disimpan oleh anak-anak panti asuhan.Â
Setelah kegiatan itu, mahasiswa mengajak  masing-masing kelompok untuk berdiskusi, memberikan informasi serta memberikan beberapa informasi, menampuk cerita dari hati kehati,  berkeluh kesah, bercerita tentang pengalaman dan diskusi ringan  seperti sesama saudara, bahwa mereka tidak sendiri negara hadir dan banyak orang yang mencintai dan menyayangi mereka, membangunkan rasa percaya diri, dan rasa ingin tahu anak-anak panti asuhan.Â
KESAN DAN PESAN
Setelah kegiatan berlangsung, saya mencoba menggali latar belakang beberapa siswa mengapa mereka dititipkan di panti asuhan.  Gandi seorang siswi SMP berasal dari kabupaten buleleng, ayahnya meninggal  karena penyakit jantung, lalu dia kemudian oleh kelian dusunnya dititipkan di panti asuhan departemen sosial.  Kegiatan perekrutan dilakukan oleh pihak depsos, dengan mengedarkan ke kabupaten-kabupaten yang ada di Bali.Â
Dia memiliki 3 saudara, dia termasuk beruntung bisa melanjutkan sekolah atas bantuan pemerintah, dengan kehadiran mahasiswa , dia merasa mendapatkan api penyemangat ternyata dia kini banyak memiliki saudara, ayah, ibu dan kakak., kisah-kisah interaksi selama kegiatan ramah tamah membuat mahasiswa menemukan sebuah nilai karakter
Dan, kegiatan ini membuat mata hati mahasiswa terbuka,, dan mereka meyakini bahwa, Cara terbaik menemukan dirim kita  adalah dengan meleburkan diri dalam pelayanan orang lain. Tidak semua orang bisa menjadi terkenal namun semua orang bisa menjadi hebat, karena kehebatan ditentukan oleh pelayanannya,
Penerapan nilai-nilai kearifan di era global tentu menjadi sangat penting dalam upaya memperkuat karakter bangsa. Nilai-nilai kearifan lokal menyangkut silih asah, silih asih, dan silih asuh yang merupakan warisan kecerdasan budaya leluhur bangsa Indonesia akan menempati fungsi nyatanya dalam geliat globalisasi. Menyangkut penerapan nilai yang dimaksud, kecerdasan budaya 'cultural intelligence' menjadi penting untuk diberdayakan.