Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diskusi Cecak di Dinding

7 Januari 2022   11:07 Diperbarui: 7 Januari 2022   11:11 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia adalah mahluk cerdas, karena pikiran yang dimiliki, pikiran itu lah yang melahirkan kemajuan peradaban. Maka, tak bisa di hilangkan bahwa, manusia sejatinya membutuhkan 'interaksi sosial, dan bagimana dia menjaga pertemanan itu menjadi indikator  kualitasnya.

Itu sebabnya, tak salah orang menyebutkannya, bahwa, manusia yang paling lemah adalah orang yang senantiasa gagal   mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tetapi menyia-nyiakannya.

Dibingkai itu, tak heran orang banyak bertanya dengan sebuah gugatan, "Tanpa rasa saling menghormati apa bedanya manusia dengan binatang?, maka pertemanan harus dibesarkan dan dieratkan dengan ' rasa saling hormat menghormati"  bak ikatan kovalen pada kimia saling memberi electron  untuk dipakai bersama. Harmoni  itu menjadi tujuan akhir.

Dalam kaitan itu, maka, pertemanan harus melahirkan optimisme, bukan sebaliknya, karena satu dalil yang perlu diketahui adalah "Tidak ada orang pesimis yang pernah menemukan rahasia dari bintang, atau berlayar ke pulau baru, atau membuka jalan keluar baru bagi jiwa manusia.

****

Pertemanan dan hormat adalah sebuah dimensi yang tak bisa dilepaskan, interaksi itu adalah bukan saling membuat diskriminasi dan saling menyalahkan, namun saling memperbaiiki, sebab manusia selalu banyak tanjakan kalau ingin sampai di puncak. Diperlukan energi untuk itu.

Dua ekor cecak berdiskusi di ruangan yang digunakan oleh pasangan tak jelas, dia menatap wajah kedua pasangan yang lagi mabuk, mabuk dalam aspek dimensi ' sexualitas'.

Cecak jantan berkata, bahwa seksualitas itu suci, itu adalah energi yang membuat kehidupan berlangsung, lalu apakah salahnya bila itu dilakukan.? Tanya cecak itu pada istrinya.

Cecak betina penuh dengan perhatian. Manusia sebagai mahluk yang memiliki pikiran dan akal yang lengkap, harus menggunakan logika etika, dan moralitasnya, yang diyakini dapat memperkuat jati dirinya, katanya penuh retorika.

Cecak jantan berkata, Aku dengar Ketika para ahli manusia berkata, bahwa seksualitas adalah sebuah bentuk perilaku yang didasari oleh faktor fisiologis tubuh, itu adalah energi, dan tak satupun bisa bergerak tanpa ada yang menggerakannya.

cecak betina mengulangi apa yang pernah dia dengar ketika di balik atap dia bersembunyi ada seminar tentang materi itu, dia berkata, ahli menyebutkan bahwa istilah seks dan seksualitas adalah suatu hal yang berbeda. Kata seks sering digunakan dalam dua cara. Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan, yaitu aktivitas seksual genital.

Dipihak lain, seks juga digunakan untuk memberi label jender, baik seseorang itu pria atau Wanita. Itulah manusia suamiku, mereka sungguh sangat berbeda. Karena pkirannyalah semua bias dia lakukan dengan beragam alasan, karena itu dia juga membangun banyak hal, termasuk bangunan ini, dimana kita bisa hidup numpang untuk hidup selama hidup kita.

Cecak betina berkata lagi, Ya... manusia adalah pelaku utama, manusia yang berpikir tentang moralitas dan etika, serta agama, Itu sebabnya , manusia berbeda dengan kita mahluk melata, dia adalah kesatuan antara badan jasmani dan jiwa , menjadikan ia secara psikopisik terus berkembang.

Secara kosmologis begitu orang bijak mengatakan, kata cecak betina lagi, manusia ( yang berupa kesatuan jiwa badan jasmaninya ) yangsering disebut mikrokosmos yang merupakan perwujudan dari makrokosmos.

Engkau harus tahu, kata yang cecak betina lagi, Manusia itu selalu diliputi oleh seikat nafsu, yang kadang tak terendus oleh akal, mereka yang diliputi oleh nafsu itu bagaikan api dalam rongga kayu, ia akan membakar kayu itu tanpa sisa, mati seluruhnya hingga ke akar, dahan, ranting dan daun-daunya.

Demikianlah nafsu birahi sesat itu dalam hati nya kerap memuncak, manusia demikian pasti akan melenyapkan kebajikan, kekayaan, dan kebebasan.

Kita sering saksikan bahwa manusia yang mengelu-ngelukan nafsu birahi yang sesat itu senantiasa terkait dengan kebencian, selama nafsu birahi sesat itu ada dalam dirinya, kebencian pasti mendampinginya. Kata cecak betina itu dengan serius.

Mengapa demikian istriku, ? Tanya cecak yang jantan itu. Cecak betina berkata lagi tenang, suamiku, Ya... manusia yang diliputi oleh nafsu birahi yang berlebihan itu adalah belenggu utama umat manusia, jika ada orang yang mampu terbebas darinya, niscaya ia akan memperoleh alam surgawi, dimana tiada lagi kematian, kesengsaraan dan ketakutan. Inilah yang perlu di pertahankan oleh manusia, dikendalikan dan juga perlu dikontrol.

Suamiku, mereka yang mampu mengendalikan birahinya, mampu mengendalikan amarahnya, akan mudah menghadapi berbagai cobaan, mereka akan tahan terhadap kecaman dan pujian, niscaya akan menjadi bijaksana.

Perlu engkau katahui, manusia artinya manu yang artinya pikiran atau berpikir, dalam bentuk genetif menjadi kata "manusya", artinya ia yang berpikir atau menggunakanpikirannya., kata cecak betina berfilsafat.

Oleh karena itu, aku belajar banyak dari manusia bijak, kaata cecak betina lagi, rumusnya sederhana, hati janganlah terbakar oleh kemarahan, biarpun didera fitnah, ejekan, kata-kata kasar dll; jangan pula melakukan fitnah, ejekan, dan berkata-kata kasar pada yang lain yang dianggap sesat sekalipun; sebab Tuhanlah yang maha tahu akan salah dan benar perbuatan.

Itu sebabnya, Mereka yang dipengaruhi oleh pikiran sesat, kemudian akan berkeinginan sesat, berikutnya akan berusaha sesat, lalu mencintai kesesatan***Moga bermanfaat***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun