Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasihat Sri Rama kepada Wibisana tentang Harmoni

7 September 2021   15:09 Diperbarui: 7 September 2021   15:15 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam yang indah , digambarkan  identik dengan karakter orang bijak, tidak banyak kata-kata, selalu berbuat, hadir memberikan solusi, tidak merecoki. Kata-katanya sejuk,  memberikan rasa damai bagi yang mendengarkannya.

Orang bijak selalu bertutur indah, misalnya sering kita dengar " Tidak ada pohon berteduh yang lebih sejuk dari rasa berkecukupan di dalam hati. Wlaupun anda menemukan pohon yang sangat rindang, namun hati anda gelisah dan resah, rindangnya pohon tak akan memberikan  kesejukan

 Tidak ada yang namanya manusia yang menciptakan sendiri. Anda akan mencapai tujuan hanya dengan bantuan orang lain, artinya bekerja sama dan bersosial menjadi ciri utama manusia. Senantiasa mengesampingkan ego dalam kehidupan bersosial.

Di zona itu manusia disebut sebagai Zon politicon, sebuah predikat yang disematkan oleh Aristoteles untuk menyebut makhluk sosial bagi manusia.

Bersosial kini terancam terdegradasi karena baik oleh penyakit, bencana maupun perang. Musuh yang mengancam itu harus dihadapi dengan tekad kuat dan pantang menyerah. Kesolidan menjadi kata kunci di zona itu.

Soliditas adalah kekuatan perekat menjadi satu, dalam hal keanekaragaman fisik, warna kulit bahkan isi kepala dan isi hati, dalam bentuk kepercayaan, Menurut Mowen dan Minor (2017) Kepercayaan adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain yang berkaitan dengan tentang objek, atribut dan manfaatnya. Maka, kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain.

Maka teori pun, lalu lalang di tataran untuk memaknai emosi manusia, di koridor teori, disebutkan bahwa kesedihan atau nelangsa adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Kehilangan saudara dan kerabatan dekat dari kehidupan dunia ini, kerap membawa kesedihan dan trauma.

Trauma itu menjadi beban hidup yang panjang. Di area itu, maka dapat dijelaskan bahwa trauma kerap dihubungkan  dengan kondisi ekosistem emosional dan psikologis yang tertekan dengan daya yang besar. Dan umumnya, dikaitkan dengan peristiwa kekerasan., bisa karena penyakit atau trauma pada fisik seseorang yang pernah mampir dalam kehidupan seseorang. .

Namun, Wibisana, adik kandung Rahwana, menghadapi dilema mental ketika banyak kerabat gugur dalam medan perang melawan Rama, perang yang disulut karena tindakan Rahwana yang menculik dewi Sinta, berakhir petaka

Kesehatan sebagai inisiasi musibah yang harus menerima sebagai sebuah negara dan bangsa. Wibisana selalu menatap itu sebagai sebuah anegerah untuk memandang kehidupan secara arif. Dia selalu terkenang dengan nasihat Rama , ketika pertama bertemu, "Usahakanlah membalas kebajikan orang lain, meski dengan sekadar mendoakan baik untuknya. Lalu, janganlah juga mengharap imbalan atas kebaikan mu kepada orang lain.

Hatinya mulai mekar, seperti  kuncup bunga mawar  penuh embun kena sinar matahari pagi, tampak indah dan mempesona jiwa, maka ada semacam vibrasi semesta menghampiri hatinya, dan berseru lembut selembut kabut tipis di pegunungan, "Semulia-mulianya orang, ialah mereka  yang mempunyai adab, merendahkan hati ketika memiliki kedudukan dan jabatan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat.

****

Siang itu , Rama Dewa berbicara kepada Wibisana, sebelum mengangkatnya menjadi raja Alengka, mengganti Rahwana yang telah tewas. Dalam perang dengan pasukan Rama.

Sri Rama berkata, dengan bijak, Wibisana, bahwa janganlah dibiarkan pikiran, kata-kata dan perbuatan untuk melakukan hal-hal yang buruk. Kebaikan akan dibalas kebaikan sedangkan kejahatan pasti berpahala celaka dan kenistaan, selalu menghampiri dirimu, Oleh karena itu jangan juga berpikir untuk membunuh, jangan berkata-kata untuk membunuh, dan jangan melakukan perbuatan membunuh. Di wilayah demikian, lintasan vibrasi pikiran yang membuncah, serta  perkataan dalam lembutnya lidah, dan perbuatan yang dilakukan dalam kesucian hati, akan otomatis beriringan dengan rasa  kasih sayang dan kebajikan.

Lalu apa hakikat manusia yang sesungguhnya Paduka, tanya Wibisana kembali. Sri Rama berkata lagi, Karena sesungguhnya manusia diciptakan untuk melakukan kebajikan, kebenaran dan kesusilaan; mereka yang taat akan mampu memahami tujuan dari diciptakannya semesta raya ini oleh Tuhan. Ketiga dunia akan tunduk dan dapat dikuasai oleh orang yang beretika dan bertatasusila baik, tidak ada sesuatu apapun yang tidak dapat dicapai oleh orang yang teguh dan taat pada susila dan etika.

Wibisana terdiam, nampak  wajahnya mulai berbinar dan cerah, lalu memandang Sri rama penuh takjub, Lalu Sri Rama berkata lagi,  "Perlu engkau camkan Wibisana, bahwa Manusia menjadi utama karena kesusilaannya dan sesungguhnya kelahiran manusia bertujuan untuk melaksanakan kesusilaan itu; kekuasaan dan kebijaksanaan menjadi tanpa guna jika tidak dijabarkan dengan tindakan-tindakan yang susila. Walau  tokoh agamawan yang telah berusia lanjut  sekalipun, jika ia tidak memiliki perilaku susila, tak ada guna disegani. Namun, Wibisana,   Sekalipun  ia orang miskin dan dianggap hina, dia sungguh patut sihormati dan disegani, bila berperilaku susila  dan berpegang teguh kepada kebenaran.

Engkau harus mengetahui dengan jelas, bahwa kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik; sastra-sastra suci dijaga dengan keteguhan hati dan pikiran; kerupawanan fisik dijaga dengan kebersihan; sedangkan kelahiran mulia dijaga dengan budi pekerti dan susila yang baik. Orang keturunan mulia dikenal melalui tingkah lakunya yang baik; walaupun asal-usul ketekunan seseorang telah hilang termakan zaman, melalui kelakuannya yang susila pastilah ia keturunan orang-orang mulia. Tanpa guna dan sia-sia , bila tidak berpegang pada susila dan kebajikan, meskipun dia adalah trah  bangsawan, atau agamawan yang  mulia, keturunan dari ilmuwan cerdik  pandai.

Engkau harus tahu, bahwa Tiada sanak dan keluarga yang dapat membebaskan orang dari rasa sedih, pun tidak juga emas, kelahiran mulia, sastra-sastra, ataupun mantra-mantra; kesedihan hanya dapat dilenyapkan oleh diri sendiri melalui tindakan penuh susila. Mereka yang suka memberi pengetahuan kepada orang bodoh, menghibur orang yang sedang dirundung duka dan kesedihan, melindungi orang yang ketakutan dan terancam, suka membantu kesusahan orang-orang miskin; mereka yang seperti ini akan dimuliakan dalam hidup dan matinya.

Perlu engkau ketahui, Biarpun orang itu pernah menjahati nya, pernah menghina, membuat sengsara, jika mereka datang padanya untuk minta pertolongan, akan tetap ditolong oleh orang yang berbudi luhur dan utama. Hubungan mu dengan sesama manusia, keluargamu, dan belajar untuk menjalani gaya hidup sederhana. Pesanku sekali lagi adalah makanan - jangan membuang-buang makanan, hormati dan hargai makanan, dan bercocoktanamlah (tanamlah makananmu sendiri) - dan semua hal-hal sederhana ini dalam hidup. Kualitas ini langsung berkembang di dalam dirimu.

Terakhir, semua tidak akan sia-sia semuanya akan berjalan baik adanya, Masih ada setitik harapan, mimpi yang kita jaga. Masih ada cita-cita yang bisa kita bagikan. Kebebasan  itu bukan sekadar ritual semata, tetapi ajang membangun bangsa kita." Perih dan sakit  dalam perjuangan itu hanya sementara dan akan berlalu. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya. Moga bermanfaat****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun