Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasihat Widura: Negara Kacau, Engkau Salah Mendidik 100 Kurawa

20 Juli 2021   14:25 Diperbarui: 20 Juli 2021   14:30 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang yang cerah, di ruang sidang itu, Punggawa kerajaan hadir untuk mendengarkan Krishna sebagai utusan Pandawa. Utusan perdamaian, untuk memastikan hak waris Pandawa atas tanah Kerajaan Astinapura yang menjadi hak Pandawa.

Semua tetua berharap Pandawa bisa kembali yang selama ini didera beragam cobaan. Namun Pandawa tak goyang, selalu merasakan sebagai sebuah hadiah, sebab Sedih-senang, duka-suka, cacian-pujian semuanya hanya awan-awan yang datang dan pergi.

Krishna di Bale rung kerajaan dipenuhi oleh hadirin dan  Raja Drestarasta, Bisma, Widura dan para menteri kerajaan semua hadir termasuk Seratus Kurawa ,Sekuni dan Karna.

Krishna mengutarakan maksudnya, permintaannya  TIDAK BANYAK, hanya meminta 5 desa di wilayah itu sebagai ahli waris kerajaan dari Raja Pandu, misi perdamaian di tolak, dan yang memutuskan adalah Duryodhana, raja Drestarasta tidak bisa mengelak atas kehendak putranya.

Setelah mengucapkan itu, Duryodhana  Lalu pergi. Widura memaksa Raja Drestarasta untuk membujuk anak-anaknya kembali. Namun Drestarasta memanggil Gandhari, istrinya, untuk membujuk sang anak Duryodhana , agar permintaan Krishna terpenuhi, sehingga dapat menghindari kehancuran bangsa Kuru, Gandhari kemudian mengutus pegawai Istana agar Duryodhana  kembali,


Mereka datang dan tetap kekeh, untuk menolak nya, dan Duryodhana , kemudian membuat siasat buruk untuk menangkap Krishna, sehingga Pandawa, bisa dikalahkan. Mendengar berita itu. Widura, berkata kepada Drestarasta dan Gandhari bahwa anak-anak mereka akan membuat kehancuran, mereka gagal mendidik anak.

Widura berkata, paduka berdua telah gagal mendidik anak-anak, anda terlalu memanjakannya, sehingga kita mendapatkan petaka yang tak terelakkan saat ini. Mereka telah berkembang liar sendiri, engkau sangat sayang kepadanya. Rasa sayang yang berlebihan justru menenggelamkan jiwa sang anak.

Sesungguhnya, anak-anak lebih membutuhkan contoh dibandingkan kritik. Anak-anak  memiliki dunianya sendiri, kita sesungguhnya, apa yang dia ciptakan  sendiri itu , Itulah yang dipahaminya. Kakak, Anak-anak perlu diberi kesempatan untuk mencoba agar mereka tahu bahwa mereka bisa. Bila orang tua selalu menggerakkannya, ia hanya akan jadi boneka." Kini semua sudah terlambat , kakakku, anak-anakmu sedikitpun engkau tak melihatnya, kakak yang buta dan kakak Ipar sengaja menutup mata atas perilaku yang salah pada anak-anakmu.

Ruang persidangan itu, menjadi kian panas, dan aura kebencian seakan merebak mengisi atmosfer kerajaan, sebuah firasat perang akan segera mulai, para roh buta kala seakan bersorak, mendukung niat Duryodhana , medan peperangan sudah makin terlihat, bahu darah segera menghiasi bumi pertiwi.

Dalam keheningan dan kata-kata Widura yang menusuk ke dalam hati Drestarasta dan Gandhari itu. Drestarasta berkata, "Ya.... Aku memang salah, aku meyakini bahwa aku berbuat ini untuk mereka jua, sehingga aku ingin mereka menjadi obat atas penderitaan hidupku , buta dan ibu mereka memiliki nazar suci untuk merasakan kebutaan suaminya.

Widura kemudian berkata lagi, " Kakak seorang suami harus merasakan juga dalam mendidik anak -anak, itu sebabnya maka Wanita ketika hamil diharuskan untuk terhindar dari perasaan yang kuat, misalnya marah, terlalu gembira , sedih , apa lagi bertengkar  saat hamil,  sebab kondisi itu  mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan kejiwaan bayi.  Perlu engkau ketahui bahwa  fase-fase  ngidam bagi wanita hamil merupakan sebuah ujian bagi para calon ayah atau suami . Banyak para calon ayah yang sering tidak memperhatikan istri hamil yang sedang dalam masa ngidam, dan itu merupakan salah satu pendidikan  yang keliru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun