Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Amien Rais, dan Isu 3 Periode di Tengah Jerit Masyarakat Akibat Pandemi

25 Maret 2021   02:07 Diperbarui: 25 Maret 2021   13:11 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di terminal itu, presiden Jokowi  telah melaksanakan apa yang dimaksud " Kaprahitaning Praja, artinya raja atau pemimpin harus menunjukkan belas kasihnya kepada rakyatnya, yang merupakan salah satu unsur Catur Kortamning Prabu" dalam negara kertagma, artinya penguasa, Tidak hanya berkutat pada posisi, dengan narasi-narasi kekuasaan langgeng, sebab rakyat adalah jiwa dari seorang pemimpin,

"

Hal senada juga dinyatakan oleh Benjamin Disraeli, (1804-1881)  negarawan dan penulis dari Inggris, Kekuasaan hanya memiliki satu tugas - untuk menjamin kesejahteraan sosial rakyat. Presiden Jokowi membangun persahabatan dengan rakyat, sebab Persahabatan menambah kebahagiaan dan mengurangi kesengsaraan, yaitu dengan melipatgandakan keceriaan dan mengurangi kesedihan.

Dia menegaskan dirinya sama sekali tak berminat menjadi presiden tiga periode. Dia menekankan bahwa akan tetap mematuhi aturan UUD  yang menyatakan bahwa masa jabatan presiden adalah dua periode. Konstitusi mengamanahkan 2 periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama," tegas Jokowi

Sesungguhnya presiden terus berupaya agar pandemi itu bisa ditangani dengan fokus, justru di sini letak urgensi dari pernyataan Jokowi. Jokowi menyebut, ia telah berulang kali menyampaikan penolakan terhadap usulan perpanjangan masa jabatan presiden. Sikap ini, kata dia, tidak akan pernah berubah. Ia pun mengaku tidak berniat dan tak punya minat untuk menjabat selama 3 periode. "

Presiden tidak berminat, presiden memberikan pembelajaran bahwa taat pada Undang-Undang. Kebahagiaan rakyat, itulah hendaknya sebagai undang-undang tertinggi.

Kekhawatiran publik selalu dibayangi, pelanggengan kekuasaan , memperburuk pemerintaha, sebab Kekuasaan cenderung korup. Ini adalah kredo Lord Acton Ilmuwan Inggris abad 18 "Power tend to corrupt absolute Power Corrupt absolutely".

Ada satu prinsip yang menarik ketika Presiden Jokowi tak berminat agi, dan selalu memegang amanah Undang-undang untuk 2 periode saja, artinya menolak tegas , adanya usul 3 periode, walaupun itu memungkinkan, seperti yang ditengarai Oleh Amin Rais. Amien Rais memang cukup jeli, dan bisa jadi kalau ada yang berminat itu, maka layu sebelum berkembang. Walaupun presiden Jokowi tidak, bisa saja lingkaran politik mendesain agar , untuk memuluskan Periode, ketika itu terjadi, Jokowi tidak bisa menolaknya,. Di sini ini tembakan Amin Rais, harus diakui mantap.

Saya, memang salah seorang, sering mengikuti-Amin Rais, ketika tahun 1998, dengan 'tema suksesi" ke tika itu tahun 1997-1998, ceramahnya selalu penuh sesak oleh mahasiswa ITB, Saya berdesak-desakkan 'hanya untuk mendengarkan bagaimana Beliau lihai memaknai  suksesi kepemimpinan ketika itu. sebuah keberanian sulit ketika Orde baru berkuasa.

Saya memang  kerap berdesakan dengan intel-intel negara ketika itu, karena membicarakan suksesi kepemimpinan ' sangat sensitif, etika orang tak berani ngomong, Bung amin rais, sangat gencar mengucapkannya. Dan gaya seperti itu, masih tersisa hingga 'kini', ketika kemapanan dan kita berada di zona nyaman, kerap Amin rais, membenturkan, sehingga kita menjadi kaget dan bisa jadi, memakinya." Ya... hidup dan strategi ' memang itu pilihan.

Kini, Jokowi yang menjadi sasaran tembakannya, agar Jokowi selalu awas, dan juga selalu berbeda, itu pasti, tanpa itu, Bukan Amin Rais namanya. Namun Jokowi akan selalu hadir dengan kekhasan nya, teguh pada prinsip kepemimpinan , yang saya tangkap rendah hati' disni saya menemukan beberapa pola tak jauh berbeda dengan berdasarkan pada  Catur Kotamaning Nrpati., yang merupakan  konsep kepemimpinan pada zaman Majapahit sebagaimana ditulis oleh M. Yamin dalam buku "Tata Negara Majapahit" (Ngurah, 2006: 196).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun