Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Moeldoko dan "Teori Tumbukan"

16 Maret 2021   01:16 Diperbarui: 16 Maret 2021   08:41 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya diam, dan mengamini itu, kalau tidak pintar tidak mungkin bisa menjadi jenderal, kata saya menimpali. Kakak saya mengangguk, dan berkata:  politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional.  

Catat katanya  non konstitusional juga boleh, katanya   terkekeh.  Banyak orang mengatakan in konstitusional, dan abal-abal, lalu apakah dasarnya? Katanya nada tinggi ke saya.

Harus kelar dahululah.....kata kakak saya lagi, lalu  dia menunjukkan tudingan kubu KLB demokrat yang dilakukan 2020 silam, ditemukan dokumen yang cacat formal. Hal ini tentu memperparah tuduhan sebelumnya yakni pemalsuan akta pendirian partai oleh AHY. Maka tak salah kalau kubu Cikeas keringat dingin hingga safari  ke banyak tokoh, dan salah satunya ke JK. Kata kaka saya sambil nyeruput  kopi Bali Banyuatis yang tersaji dengan pasang goreng hangat.

Wow..... seru kata saya lagi, Lihat dokumen berseliweran tentang AD ART Partai demokrat persi KLB 2020, itu dimana Ada yang tak lazim dengan AD/ART 2020 PD kubu AHY. Dimana yg TTD adalah Ketum dan Sekjen PD. Seharusnya pimpinan sidang yg menandatangani itu. Artinya AD/ART 2020 PD cacat formal karena disahkan diluar kongres dan melanggar UU No 2 Tahun 2011 tentang Parpol. Kata kakak saya  dengan menunjukkan salah satu dokumen yang lagi marak di sosial media.

Demokrat Kubu AHY, memang sangat  riskan karena dokumen itu, lalu, yang memang Jenderal Moeldoko memang sejatinya ingin partai Demokrat  yang sesungguhnya  sebagai partai paling depan  mengimplementasikan konsep demokrasi, sesuai dengan namanya. Maka Jenderal Moeldoko, dengan KLB Sibolangit, harus maju dan menunjukkan  sebuah komitmen untuk membangun kesadaran politik.

Maka perjuangan menuju kesadaran politik beradab tentu bisa dibilang belum  selesai, Kata kaka saya tersenyum lagi, dia dengan  suara mantap  mengutip kata -kata Bung karno, "Politik bukanlah perebutan kekuasaan bagi partainya masing-masing, bukan persaingan untuk menonjolkan ideologinya sendiri-sendiri tetapi politik untuk menyelamatkan dan menyelesaikan revolusi Indonesia." Tentu revolusi  kini perubahan terhadap mental kita, katanya tertawa lepas.

Di terminal itu, saya amat  senang berdiskusi dengannya karena, dia juga  pernah berkecimpung tentang Partai demokrat diawal-awal partai itu mendeklarasikan  di Bali, walau kini, dia sebagai pengamat tak berbayar, paling saya datang memberikannya  satu bungkus rokok kesukaannya, dia sudah amat senang.

Jenderal Moeldoko seakan menghilang setelah KLB  Deli serdang itu, bisakah berikan satu argumentasi untuk itu? Tanya saya., Ya..... memang harus demikian,  mengatur nafas, dan menggunakan  tampaknya menggunakan 'strategis Kaizen "  katanya. Apa maksudnya,   perbaikan terus menerus "continuous improvement pada kelompoknya, Pak Moeldoko terus mengamati di timnya, menjaga soliditas, dan perbaikan terus menerus atas manuver pesaing.  Ini pada dasarnya menggabungkan bakat semua anggota tim dalam kelompoknya untuk menciptakan tim yang kuat yang terus membangun di atas dirinya sendiri.

Berbeda dengan TIM AHY, yang mengandalkan pihak lain, ayah saudara dan lain-lain, bukan dari dirinya sendiri.  Katanya tersenyum.

Dan dia bertanya ke saya, Lalu keinginan apalagi yang masih dikejar oleh Jenderal  Moeldoko sampai mau menjadi ketua umum Demokrat versi KLB?  Sesungguhnya sudah mapan, namun tentu ada niat lain, untuk membangun partai demokrat  lebih baik.  Maka dari sana, kakak Saya mengutip  pernyataan Ronald Reagan, "Politik bukanlah profesi yang buruk. Jika Anda berhasil ada banyak penghargaan, jika Anda mempermalukan diri Anda, Anda selalu dapat menulis buku." Ya... kisahnya bisa mendidik antar generasi. Diskusi  kami  terus berlanjut, sampai menemukan point-point yang menarik untuk ditulis. 

Ketika para kader partai mendatangi Jenderal Moeldoko, di sana sesungguhnya hanya ngopi-ngopi, dari ngopi itu menjalar kemana -mana, sampai di dapuk menjadi Ketua partai di KLB, dan disana kata-kata  Soe Hok Gie (seorang aktivis Indonesia Tionghoa yang menentang kediktatoran berturut-turut dari Presiden Soekarno dan Soeharto) menemukan momentumnya,  Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun