Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tumpek Landep dan Penghormatan Pada Ketajaman

13 Februari 2021   23:08 Diperbarui: 13 Februari 2021   23:20 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam harapannya diyakini bahwa apapun itu, selalulah pegang" kata-kata leluhur saya katanya, " orang yang mempunyai kasih sejati, tidak meminta apa-apa dari siapa saja. Bahkan tidak perlu meminta apa pun kepada Tuhan. Tuhan akan memberimu apa yang kaubutuhkan pada saat yang tepat.Di tersenyum sambil tangannya tak berhenti mengelap kendaraannya.

Disana saya disadarkan bahwa pesan guru saya semakin nyaring, Bekerjalah dengan baik agar kamu juga akan dipertemukan dengan orang yang baik pula. nampaknya sangat dihayati oleh orang tua itu., sehingga pelanggannya tak pernah menjauh, selalu ada untuk membuat dapur tetap ngebul"

Dalam benak orang tua itu, bekerja bukan mengharapkan hasil, namun bergembira karena dapat dan bisa bekerja jauh lebih bermakna. Dalam harapannya diyakini bahwa apapun itu, selalu lah pegang" pesan leluhur ini, Orang yang mempunyai kasih sejati, tidak meminta apa-apa dari siapa saja. Bahkan tidak perlu meminta apa pun kepada Tuhan.  Tuhan akan memberimu apa yang kau butuhkan pada saat yang tepat. Dia tersenyum sambil tangannya tak berhenti mengelap motor -motor pelanggannya.

Dahulu, ketika saya SD, di desa saya, Perayaan  tumpek Landep, adalah upacara perayaan untuk pura dari keluarga Pande. Suatu klan yang ada di Bali.  Klan pande merupakan klan yang memiliki tungku pembuatan senjata, disana ada pemujaan, Yang disebut dengan "Perapen pande." Dan banyak orang datang ke tempat itu untuk nunas tirta suci agar anak-anak mereka menjadi anak suputra. 

Pura saat tumpek landep , keluarga pande  ada pergelaran wayang, dan itu memang sampai saat ini masih tetap bertahan.

Klan  pande, dibali di kenal sebagai soroh Pande,  adalah salah satu klan besar di Bali, yang memiliki profesi "memande". Yang membuat alat dari logam berupa perunggu ( gong, alat-alat keagamaan dan lain-lain), berupa besi ( cangkul pisau tombak keris dan lain-lain), berupa emas perak ( perhiasan, alat-alat keagamaan dan lain-lain) . Di Desa Saya ada pande Mas , di desa kamasan, Juga ada Pande besi disebut Desa Galiran. Dan sampai saat ini keluarga itu masih melakukan aktivitas nya

Sejarah keluarga Pande itu, memang memiliki sejarah panjang, paling tidak ada beberapa kisah yang diketahui secara turun temurun di Bali , yaitu para warga pande yang dibawa oleh Rsi Markandeya kemudian bermukim di sekitar daerah Desa Taro. Sekitar Danau Batur, Danau Tamblingan dan Besakih (zaman Bali Age).

Juga ada kisah lain, yakni Kemudian pada abad VI Masehi datang lagi ke Bali salah seorang agama Hindu bernama Sri Agni Jaya Sakti salah seorang pengikut Sang Aji Saka. Beliau beraliran Brahmana dan kedatangannya ke Bali bersama-sama pendeta Siwa dan Budha. Ajaran agama Hindu yang diajarkan oleh Sri Angi Jaya Sakti mengajarkan agama kepada masyarakat sekitar adalah agama Hindu yang beraliran Brahmana. Ajaran -- ajaran beliau antara lain terntang: (1) Prihal membuat senjata yaitu tombak keris dan mantram-mantramnya, (2) Prihal memilih baik buruknya senjata tombak dam keris yang disebut "carcaning keris". (3) Prihal pakaian perang serta mantram-mantramnya serta tulisan-tulisan yang diangap bertuah.(4) Prihal siasat perang.

Kisah warga pande memang sempat terpojok, ketika zaman kerajan Bali , yang diperintah Dalem bekung. Ada penasihat raja, membisik raja, bahwa perang dan pembunuhan terjadi manakala 'pembuat senjata itu masih ada, maka Raja Dalem Bekung menerima saran itu dan menitahkan membantai seluruh Klan Pande baik yang kecil, bayi, muda, tua, sehingga para Klan Pande kalang kabut diburu oleh pasukan kerajaan, bahkan rela menghilangkan nama Pande dan tidak mengaku sebagai Klan Pande demi bertahan hidup. Beberapa yang tak mau meninggalkan leluhur tetap mengaku sebagai Klan Pande terus berlarian bersembunyi. Satu persatu mereka ditemukan dan dibunuh. Namun ada satu yang bersembunyi di pancoran dimana disana ada ikan jeleg (ikan Gabus ) yang terus berenang, maka pengejaran tidak dilanjutkan, maka dari inilah warga Pande trus berbihak sampai kini tak ada yang memakan ikan jeleg (gabus itu).  Namun Maka tak berlebihan, keluarga Pande dengan perapennya salah satu penyokong, tradisi Bali.

Teman saya yang Warga Pande, setiap hari membua gong, saya  selalu  bekerja dalam koridor seni, kami percaya, katanya pelan. Dalam segala usaha manusia , Tuhan menghendaki trikarana suddhi yaitu 'kesatuan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan'. Menyatakan sesuatu dan melakukan hal yang lain itu tidak pantas.

Bahkan setelah melakukan tapa brata yang berat dan akhirnya memperoleh darshan Tuhan, kita tidak berhasil memperoleh apa yang dikehendaki itu . Apa sebabnya? Sebabnya yaitu tidak adanya trikarana suddhi dalam diri manusia. Moga bermanfaat*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun