Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membangun Kompetensi Transversal dengan Belajar dari Rumah

27 April 2020   09:24 Diperbarui: 28 April 2020   05:10 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika menatap pemikiran Jean Peaget tentang tujuan utama pendidikan ialah menciptakan orang-orang yang mampu melakukan sesuatu yang baru, bukan sekedar mengulangi apa yang telah dilakukan generasi-generasi sebelumnya, maka kita diajak menjadi orang kreatif.

Orang yang kreatif, adalah yang mampu mencipta dan menemukan hal-hal yang baru, dalam berbagai situasi. Dia hadir sebagai solusi, bukan sebagai beban. Tentu lebih-lebih saat wabah COVID-19, masih berlangsung, dan proses belajar dilakukan dari rumah.

Dalam dimensi itu, baik pendidik maupun pembelajar keduanya dituntut kreatif. Kreatif itu menjadi sesuatu kata kunci pendidikan dimata Jean Peaget, dan kita sepakat dengan itu, maka tempat dan kehadiran guru atau dosen dalam ruang kelas hanya sebagai pelengkap, saja, sesudahnya adalah sang murid mengembangkan dirinya secara dinamis. Titik kritisnya ada pada cara untuk membuat peserta didik dinamis.

Perubahan paradigma berpikir tradisional harus digeser ke wilayah, dimana semua yang ditemui dapat berfungsi menjadi guru. benar kata Henry Adams, "Seorang guru mempengaruhi keabadian; dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti."

Dikoridor itu, Ayah, Ibu, kepala sekolah, karayawan dan sopir dan semuanya dapat berfungsi sebagai guru, serta yang paling ekstrim orang yang marah-marah pun bisa menjadi guru sejati kita,kalau kita ingin menjadi orang sabar. Artinya kapan saja seseorang menolong orang lain untuk melangkah maju dengan jalan belajar atau melaksanakannya, maka anda adalah seorang guru

Yang penting semua itu harus dilihat sebagai bentuk yang membangun jiwa kita kreatif dan dinamis. Oleh karena itu kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi transversal. 

Apakah yang dimaksud dengan kompetensi transversal itu? Paling tidak ada beberapa pengertian tentang kompetensi transversal antara lain:

Pertama, Kompetensi Transversal adalah kompetensi yang dapat ditransfer antar pekerjaan. Mereka adalah orang-orang yang biasa menyebutnya dengan pengalaman, atau orang -orang juga menyebutnya 'soft skill' atau 'kecerdasan emosional'. Mereka bukan keterampilan khusus suatu pekerjaan (sumber)

Kedua, kompetensi transversal adalah suatu set kompetensi yang berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai (mengetahui bagaimana menjadi) dan, prosedur (tahu bagaimana). Mereka dapat ditransfer dari satu bidang profesional tertentu ke yang lain. (sumber)

Ketika kita menatap saat ini belajar dari rumah, maka kompetensi transversal memang diharapkan 'rumah harus di metamorfosis sebagai 'rumah kerja, maka muncullah belajar di tempat kerja. Dalam kaitan itu, pembelajran yang bersifat konstekstual nampaknya menjadi alternatif paling dominan

Belajar di rumah yang menekankan 'pembelajaran berbasis pekerjaan nampaknya menarik untuk dilirik.

Idealnya pembelajaran berbasis pekerjaan terjadi di tempat kerja, namun dalam situasi rumah sebagai tempat kerja dengan terminologi work from home, maka pekerjaan memang terjadi di rumah dengan berbasiskan teknologi informasi. 

Awalnya, pembelajaran itu mengnuntut untuk menghasilkan penghasilan, kini di zaman serba on line, bekerja dari rumah, untuk penghasilan semakin nyata dan dibutuhkan.

Selain itu, keterampilan yang dituntut adalah, keterampilan untuk menunjang karier, seperti latihan berbicara, melatih berpikir kritis, dan membuat keputusan.

Beberapa pembelajaran berbasiskan pekerjaan dapat dilakukan mengutip beberapa formulasi yang diajukan oleh  Elaine Johnson (2002) dalam bukunya yang berjudul," Contextual Teaching and Learning"  menuliskan beberapa diantaranya.

Pertama (1) dharma wisata, sekelompok siswa melakukan kunjungan ke lokasi tempat kerja yang menuntut kompetensi yang dipelajarin sesuai dengan kurikulum sekolahnya.

Disini kompetensi harus mampu tumbuh, yaitu keseluruhan kemampuan individual personil pada hakikatnya dibentuk oleh sifat-sifat dan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap organisator dan harus terus memupuk "inisiatif'.

Namun dalam keadaan social distancing, maka memberikan vidio tentang tempat kerja yang akan disasar menarik untuk dilakukan, atau link youtube, dapat menjadi solusi menarik. 

Selain hemat juga mudah, dengan tingkat keberagaman yang tinggi tidak hanya satu tempat namun banyak tempat. Tinggal pengajar (guru atau dosen) mampu membangun inisiatif dengan meminta siswa untuk menggambarkan ulang apa yang menjadi tuntutan pembelajaran.

Kedua(2) membayangkan pekerjaan,disini memainkan imajinasi pekerjaan yang akan dilakukan dan pihak pengajar bisa melakukan kontak sebelumnya dengan pegawai/karyawan, sehingga peserta didik dapat berdiskusi tentang pekerjaan yang dilakoni. 

Di terminal ini, maka kompetensi yang dituntut pada anak-anak adalah kemampuan nya untuk menghasilkan sesuatu pada tingkat yang memuaskan nantinya di tempat kerja termasuk diantaranya seseorang untuk mentrasfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru. 

Oleh sebab itu, maka seoarang pendidik harus mampu merumuskan komptensi lewat cara ini, yaitu karakteristik individual seperti intelegensia, manual skill, traits yang merupakan kekuatan potensial seseorang untuk berbuat dan sifatnya stabil.

Guru juga dapat berdiskusi baik dengan anak-anak maupun dengan karyawan yang menjadi tempatnya untuk bekerja, sehingga dapat menentukan sasaran yang hendak dicapai

Ketiga (3) kerja praktik, kondisi ketika belajar di rumah tentu kerja praktek langsung di tempat kerja menemui hambatan, kecuali memng prianti rumah memang bisa disulap menjadi kondii tempat kerja, namun demikian maka dengan memodifikasi praktek yang bisa dilakukan secara mandiri kemudian di rekam. Hasil rekaman produk kemudian dikirim lewat daring menjadi solusi yang menarik dalam situasi belajar di rumah. 

Oleh karena itu maka karakter sikap dan perilaku, atau kemauan dan kemampuan individual yang relatif stabil ketika menghadapi situasi dan tempat kerja yang terbentuk dari sinergi antara watak, konsep diri, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan konseptual niscaya dapat diwujudkan.

Kempat (4), magang, model belajar magang, bisa dilakukan dengan menonton vidio, lebih rinci dan lebih mendetail, tahap- demi tahap, inilah yang membedakan dengan dharma wisata, kondisi ini akan membangun karakteristik dasar dari peserta didik yang menyentuh bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang, dan sesua itu dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan yang dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan.

Kelima(5), belajar kisah atau riwayat  keberhasilan sesorang. Kondisi demikian merupakan belajar dari sekolah menuju karier. Lalu apa yang harus dilakukan pendidik (guru atau dosen)? Yakni denga memberikan tugas membaca dan menceritakan ulang keberhasil tokoh-tokoh, lewat menelaah biografinya atau autobiografi seorang tokoh. 

Kondisi ini akan membuat pembelajaran mengesankan. Sebab, peserta didik akan diajak memahami perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks ini, tentu tidak hanya kebutuhan profesional yang dibutuhkan, namun kompetensi teknik dan metodologis spesifik tertentu sampai tingkat tinggi pun harus dimiliki, disini kompetensi transversal lainnya, seperti kompetensi partisipatif dan / atau sosial,juga sangat penting.

lewat cermin keberhasilan membangun diri sang tokoh juga dapat dipelajari , karakter dalam biografi atau autobiografi dan kerap menekankan kompetensi kerja sama tim yang menjadi fondasi keberhasilan menatap masa depan peserta didik.

Akhirnya, keterampilan transversal sangat menunjang situasi sosio-budaya dan pendidikan kontemporer. Perhatian pada analisis, konstruksi dan peluang untuk pembentukan dan pengembangan kompetensi transversal dalam pendidikan belajar dari rumah akan bisa terwujud.****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun