Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengkaji Jambu Biji sebagai Senjata Penangkal Covid-19

27 Maret 2020   18:31 Diperbarui: 27 Maret 2020   19:31 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini, seiring merebaknya wabah korona (Covid-19), ada angin segar dari riset para ahli di negeri ini, untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Seperti yang dikatakan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dalam jumpa pers melalui telekonfrensi Kamis (25/03).

"Sudah dilakukan kajian secara mendalam oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan perguruan tinggi bahwa jambu biji bahan makanan yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh terbaik dalam menghadapi Covid 19," (RMco.id Rakyat Merdeka ).

Artinya, jambu biji  kembali dilirik, untuk menjadi solusi alternatif dalam kekalutan akan wabah Covid-19, Pada aspek mana jambu,- yang memiliki nama lain seperti : jambu batu,  jambu klutuk,  dan nama ilmiahnya "Psidium guajava L", dan mudah tumbuh dipekarangan, tanpa susah-susah merawatnya- mampu berperan sebagai penangkal Covid -19 itu

Mengapa jambu biji dapat memiliki fungsi demikian? Lalu, senyawa bioaktif apakah yang terdapat dalam tanaman jambu biji sehingga dapat memodulasi kekebalan tubuh seseorang? Inilah titik krusial yang perlu diungkap.  

Sebelum lanjut, perlu diketahui jambu biji itu adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand.Namun dibalik itu, Jambu ditanam secara luas di daerah tropis, merupakan anggota keluarga Myrtaceae, dengan sekitar 133 genera dan lebih dari 3.800 spesies. Kayunya keras dan tangguh, digunakan sebagai tiang untuk bangunan rumah pedesaan( Wikipedia).

Pengobatan tradisonal menggunakan ekstrak air dari daunnya untuk mengobati berbagai jenis gangguan gastrointestinal seperti muntah, diare, penghambatan refleks peristaltik, gastroenteritis, aktivitas spasmolitik, disentri, perut kembung, dan gangguan nyeri lambung.

Jambu biji , (di Bali Jambu sotong)  sudah lama diyakini oleh tetua saya di desa sebagai obat diare, daunnya yang muda dipakai jamu (loloh) sehingga bisa mengatasi diare dan tidak sering ke belakang.

dok. pribadi
dok. pribadi
Jambu batu ini memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C (asam askorbat), mulai dari 174,2 hingga 396,7 mg / 100 g buah segar.

Karena kandungan Vitamin C nya tinggi jambu biji memainkan peran penting dalam memenuhi kekurangan vitamin C, karena 100 g buah mengandung sekitar 260 mg vitamin, yang 2-5 kali lebih tinggi dari jeruk segar. Selain itu ada senyawa bioaktif yang diberi nama Myricetin dan apigenin masing-masing dilaporkan 549,5 dan 579,0 mg / kg berat kering.

Selain vitamin C, ada senyawa bioaktif lain yang terkandung didalamnya, senyawa bioaktif itu dikatagorika sebagai senyawa 'fitokimia' yang berspektrum luas, antara lain : polisakarida, vitamin, minyak esensial (Smith dan Siwatibau, 1975, Macleod dan Troconis, 1975), mineral, enzim, protein (Deo dan Shastri, 2003), alkohol dan turunan terpenoid serta asam triterpenoid (Smith et al, 1975; Wilson dan Shaw, 1978; Begum et al., 2002), alkaloid, glikosida, steroid, flavanoid, tanin, saponin (Cho et al., 2003; Narayana et al., 2001; Geidam et al., 2007). Serta sangat kaya akan antioksidan dan vitamin dan juga tinggi lutein, zeaxanthine dan lycopene (Tee et al., 1997; Hobert dan Tietze, 1998).

Selain itu, beberapa kegunaan lain  yang dimilikinya,  telah diketahui di semua benua, dengan pengecualian Eropa,karena  memang jarang ada laporan penggunaan tanaman ini. Konsumsi air rebusan, adalah cara paling umum untuk mengatasi beberapa gangguan, seperti rematik, diare, diabetes mellitus, dan batuk dilkukan di India, Cina, Pakistan, dan Bangladesh.

Namun di Asia Tenggara rebusan tersebut digunakan sebagai obat kumur untuk bisul mulut, sebagai anti-bakterisida di Nigeria. Untuk kulit dan aplikasi luka, secara eksternal di Meksiko, Brasil, Filipina, dan Nigeria. Selain itu, dengan menguyah daun dan batang yang muda untuk perawatan mulut di Nigeria.

Selain itu, ekstrak ini juga telah diindikasikan menghilangkan gangguan pada sistem saraf pusat seperti insomnia, kejang-kejang dan epilepsi. Bronkitis, serangan asma, batuk, penyakit paru-paru juga dapat diobati dengan daunnya yang dibuat seperti daun teh.

Di sisi lain sebagai anti- agen inflamasi dan hemostatik. Efektif sebagai zat anti mikroba dan memiliki aktivitas anti-rotavirus. Infeksi rotavirus adalah adalah infeksi virus yang menyebabkan peradangan di saluran pencernaan

Saat ini, ada peningkatan minat yang tinggi untuk mengisolasi senyawa bioaktif baru dari daunnya. Kemampuan ekstrak daun jambu biji ini untuk pengobatan berbagai penyakit telah dibuktikan secara ilmiah, tetapi mekanisme belum sepenuhnya dapat diketahui dengan jelas.

Ekstak daun jambu biji ini, kaya akan senyawa polifenol dan diduga dapat digunakan sebagai senyawa imunostimulan yang dapat menyebabkan peningkatan sistem kekebalan tubuh. Meningkatkannya sistem kekebalan tubuh dari berbagai penyakit infeksi.

Sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik sangat penting untuk tetap sehat. Karena itu, potensi zat alami dari jambu biji ini untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh telah lama menjadi subjek investigasi

JAMBU BIJI MAMPU MENINGKATKAN KEKEBALAN

Bagaimanakah peran berbagai kompenen jambu biji itu dalam meningkatkan kekebalan tubuh sesorang?

Untuk menjelaskan itu , perlu diketahui proses imunitas dalam tubuh manusia. Sistem imun merupakan kumpulan mekanisme dalam suatu mahluk hidup yang melindunginya terhadap infeksi dengan mengidentikasi dan membunuh substansi patogen.

Sistem ini dapat mendeteksi bahan patogen, mulai dari virus sampai parasit dan cacing serta membedakannya dari sel dan jaringan normal. Deteksi merupakan suatu hal yang rumit karena bahan patogen mampu beradaptasi dan melakukan cara-cara baru untuk menginfeksi tubuh dengan sukses.

Pada dasarnya, ada tiga macam strategi pertahanan tubuh: 1) Barier fisikal (kulit dan mukosa yang utuh) dan kimia (asam lambung); 2) Respons imun alami (innate/non-spesik), misal fagositosis; 3) Respons imun adaptif (didapat/spesik).

Pada sebagian besar kasus, pertahanan terhadap patogen penyerang yang merusak dapat dilakukan oleh barier fisikal dan respons imun alami, tetapi bila tidak berhasil, respons imun adaptif akan diaktivasi (Sudiono, J. 2014).

Sistem imun bekerja setiap saat dengan beribu cara yang ber beda, tetapi tidak terlihat. Suatu hal yang menyebabkan tubuh benar- benar menyadari kerja sistem imun adalah di saat sistem imun gagal karena beberapa hal.

Pada tahap awal terjadinya proses reaksi imunitas, adalah dengan mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan setiap benda asing masuk ke dalam tubuh, sejumlah limfosit yang disebut dengan sel memory segera berkembang menjadi limfosit yang mempunyai kemampuan membuat zat kekebalan yang bertahan lama (long lasting immunity).

Imunitas adalah mekanisme tubuh manusia untuk melawan dan memusnahkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh manusia. Benda asing tersebut bisa berupa bakteri, virus, organ transplantasi dan lain-lain.

Apabila suatu sel atau jaringan seperti bakteri atau organ tubuh ditransplantasikan ke dalam tubuh seseorang maka tubuh orang tersebut akan menolaknya karena benda asing tersebut dianggap bukan sebagai bagian dari jaringan tubuh mereka. Benda asing tersebut dianggap sebagai pendatang (invader) yang harus diusir.

Jadi secara sederhana dapat didefinisikan kembali bahwa sistem kekebalan (immune system) ialah mekanisme tubuh manusia untuk melawan/ mengusir benda asing yang masuk kedalam tubuh mereka. Pertama-tama "memory cells" berupaya mengenal benda asing yang masuk dan disimpan dalam "ingatan" sel memori ini. Ini disebut dengan reaksi imunitas primer.

Apabila benda asing yang sama masuk lagi ke dalam tubuh orang tersebut untuk kedua kali dan seterusnya, maka sel memori ini dengan lebih cepat dan sangat efektif akan merangsang sistem imunitas untuk mengusir dan melawan benda asing yang sudah dikenal tersebut. Reaksi tubuh akan lebih cepat dan lebih efektif dibandingkan dengan reaksi saat perjumpaan untuk pertama kalinya dengan benda asing tersebut.

Lalu peran ekstrak Jamu biji itu dimana?

Dalam uji coba menggunakan tikus, Adeyemi, et al.,( 2010). melaporkan , bahwa di antara penyakit darah, anemia menunjukkan kegagalan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam pengertian ini, ekstrak jambu bijidiberikan untuk menguji atas efek anti-anemia pada tikus Wistar yang terinfeksi trypanosomosis, meningkatkan nilai

hemoglobin, volume sel yang dikemas, jumlah sel darah merah, volume sel rata-rata, dan rata-rata

konsentrasi jumlah hemoglobin sambil menurunkan sel darah putih dan kadar neutrofil. Selain itu, tren yang sama dalam analisis hematologi juga dicatat pada tikus. Setelah pemberian ekstrak daun jambu biji, tidak ada perubahan pada eritron yang terdeteksi. Namun, hasil berbeda karena subjek yang diteliti berbeda, juga durasi perawatan, metode ekstraksi dan dosis yang diuji.

Percobaan, kedua menggunakan, ekstrak daun jambu biji yang difermentasi,( Coi et al., 2008), ekstrak itu diuji cobakan dalam sel makrofag tikus (RAW 264.7). Hasilnya adalah sel makrofaga mengalami pengurangan ekspresi enzim nitrit oksida sintase yang diinduksi lipopolisakarida dan tingkat protein siklooksigenase-2, dua mediator proinflamasi, melalui regulasi aktivitas transkripsi inti-faktor-B (NF-B).

Berkurangnya enzim nitrit oksida sintase, maka NO akan menurun. Nitrit oksida dibuat oleh enzim nitrit oksida sintase (NOS) melalui molekul L-arginin yang menghasilkan L-sitrulin dan Nitrit Oksida (NO).

Terdapat tiga (3) jenis isoform dari enzim ini yaitu: enzim sintase nitrit oksida endotel (eNOS), enzim sintase nitrit oksida neuron (nNOS) dan enzim sintase nitrit oksida (iNOS) terinduksi. Enzim sintase nitrit oksida endotel (eNOS) merupakan enzim yang aktivitasnya bergantung kalsium dan rangsangan terhadap enzim ini akan menghasilkan NO dalam jumlah sedikit. Enzim nitrit oksida sintase(iNOS) adalah enzim yang tidak bergantung kalsium dan diimbas oleh sitokin yang akan menghasilkan NO dalam jumlah banyak.

Artinya, Nitrit oksida yang dihasilkan eNOS berdampak perlindungan, karena menurunkan agregasi trombosit, mencegah adhesi leukosit, meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah arteri dan mengatur ketegangan otot dinding pembuluh darah.

Dalam kepekatan fisiologis NO sangat berguna, tidak hanya untuk sistem vaskular, tetapi juga untuk yang terkait saraf dan imun. Nitrit oksida memegang peran penting dalam mengatur fungsi vaskular, menghambat agregasi platelet, menghambat proliferasi sel otot polos dan menjaga kesatuan struktur vaskular.

Mikroorganisme mengembangkan beberapa mekanisme untuk bertahan di lingkungan inang mereka. Mekanisme tersebut termasuk persaingan dengan inang untuk mendapatkan ion logam dan ketahanan terhadap pertahanan inang seperti NO, suatu senjata sitotoksik yang dihasilkan oleh makrofag. Makrofaga adalah,sel pada jaringan yang berasal dari sel darah putih yang disebut monosit. Monosit dan makrofag merupakan fagosit, berfungsi terutama pada pertahanan tidak spesifik.

Dalam makrofag, inducible NO sintase (iNOS atau NOS2) dihasilkan setelah diaktifkan oleh endotoksin atau sitokin dan menghasilkan jumlah NO yang berlebihan yang diduga dapat membantu membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyerang atau jaringan neoplastik.

Aktivitas biologis ini juga dilaporkan dalam pekerjaan lain. Secara singkat, Jang et al. mengevaluasi produksi prostaglandin E 2 menemukan bahwa efek penghambatan sangat berkorelasi dengan konten fenolik total. Kaileh et al. menyarankan agar penindasan faktor nuklir-B bisa berada pada level transkripsional karena kurangnya pengikatan antara faktor-B nuklir dan DNA dalam murine fibrosarcoma (L929sA) dan dua garis sel kanker payudara (MDA-MB231 dan MCF7).

Pada saat yang sama, Jang et al. [2015] menemukan bahwa lipopolisakarida dapat diinduksi produksi nitrat oksida dan prostaglandin E2 adalah karena kemampuan ekstrak daun jambu biji untuk menekan fosforilasi dalam ekspresi protein. Fosforilasi adalah penambahan gugus fosfat pada suatu protein atau molekul organik lain. Fosforilasi dapat meningkatkan efisiensi katalitik enzim, mengubahnya menjadi bentuk aktifnya dalam satu protein.

Selain itu, Sen et al. memverifikasi penghambatan inti aktivasi faktor-kb dalam makrofag dari ginjal Labeo rohita oleh fraksi flavonoid daun jambu biji ekstrak dan Jang et al. Meningkatkan penghambatan lipopolisakarida yang diinduksi prostaglandin E 2 dan produksi oksida nitrat dengan mengoptimalkan kondisi ekstraksi. Selanjutnya, metanol dan etanol ekstrak daun juga menunjukkan penghambatan lisis eritrosit yang diinduksi hipotonisitas.

Sementara itu, Laily et al. [2015] menyarankan penggunaan daun jambu biji sebagai agen stimulan kekebalan tubuh, karena dapat menunjukkan kemampuan memodulasi respon proliferasi limfosit. Hasil untuk kegiatan ini, mengkonfirmasi potensi daun jambu biji sebagai anti inflamasi pengobatan dan sebagai agen stimulasi sistem kekebalan tubuh.

Trend kedepan secara umum dilaporkan, bahwa senyawa fito kimia mampu meningkatkan kekebalan tubuh, meskipun perbedaan muncul karena adanya variasi metode ekstraksi dan dosis yang diujicobakan, atau umur daun yang digunakan berbeda. Moga bermanfaat ****

Refferensi

  • Adeyemi, O.S.; Akanji, M.A.; Ekanem, J.T. Anti-anaemic properties of the ethanolic extracts of Psidium guajava in Trypanosoma brucei brucei Infected Rats. Res. J. Pharmacol. 2010, 4, 74--77. [CrossRef]
  • Barbalho, S. M., Farinazzi-Machado, F. M. V., de Alvares Goulart, R., Brunnati, A. C. S., Otoboni, A. M., & Ottoboni, B. (2012). Psidium guajava (Guava): A plant of multipurpose medicinal applications. Med Aromat Plants, 1(104), 2167-0412.
  • Choi, S.Y.; Hwang, J.H.; Park, S.Y.; Jin, Y.J.; Ko, H.C.; Moon, S.W.; Kim, S.J. Fermented guava leaf extract inhibits LPS-induced COX-2 and iNOS expression in Mouse macrophage cells by inhibition of transcription factor NF-kappaB. Phyther. Res. 2008, 22, 1030--1034. [CrossRef] [PubMed]
  • .Daz-de-Cerio, E., Verardo, V., Gmez-Caravaca, A. M., Fernndez-Gutirrez, A., & Segura-Carretero, A. (2017). Health effects of Psidium guajava L. Leaves: An overview of the last decade. International journal of molecular sciences, 18(4), 897.
  • Joseph, B., & Priya, M. (2011). Review on nutritional, medicinal and pharmacological properties of guava (Psidium guajava Linn.). International Journal of pharma and bio sciences, 2(1), 53-69.
  • Kaileh, M., Berghe, W. V., Boone, E., Essawi, T., & Haegeman, G. (2007). Screening of indigenous Palestinian medicinal plants for potential anti-inflammatory and cytotoxic activity. Journal of ethnopharmacology, 113(3), 510-516.
  • Laily, N., Kusumaningtyas, R. W., Sukarti, I., & Rini, M. R. D. K. (2015). The potency of guava Psidium guajava (L.) leaves as a Functional immunostimulatory ingredient. Procedia chem, 14, 301-307.
  • Mittal, P., Gupta, V., Kaur, G., Garg, A. K., & Singh, A. (2010). Phytochemistry and pharmacological activities of psidium guajava. IJPSR, 1(9), 9-19.
  • Sudiono, J. (2014). Sistem kekebalan tubuh. Jakarta: EGC.
  •  Sen, S. S., Sukumaran, V., Giri, S. S., & Park, S. C. (2015). Flavonoid fraction of guava leaf extract attenuates lipopolysaccharide-induced inflammatory response via blocking of NF-B signalling pathway in Labeo rohita macrophages. Fish & shellfish immunology, 47(1), 85-92.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun