Memiliki harapan adalah tugas manusia, didimensi itu manusia dihargai  keberadaannya, lewat, beberapa dalil, yakni  : Pertama kita membentuk kebiasaan dan kebiasaan akan membentuk kita. Kalahkan kebiasaan buruk Anda, atau mereka akan mengalahkan Anda. Kebiasaan untuk menyepelekan yang kecil, renik, adalah biasa karakter manusia. Pesan indahnya adalah, social distancing dan berdiam di rumah jika tak ada keperluan mendesak menjadi penting. Di Bali, ada konsep penting  "amati lelungan' (tidak bepergian) menjadi keharusan. Disana pesan bijak guru saya sekan hadir dalam menghadapi musibah, " Engkau bahkan harus siap mengorbankan hidupmu demi Tuhan. Berpegang-teguhlah pada kebenaran dan ikuti darma. Inilah dua kebajikan yang harus ditingkatkan manusia. Seperti diungkapkan , "Satyam vada, dharmam chara," 'Ucapkan kebenaran dan lakukan kebajikan'. Jangan pernah meninggalkan kebenaran dalam keadaan apa pun, sekalipun engkau harus mengorbankan hidupmu. Itu menjadi penting saat ini untuk memebawa pesan dengan benar, dengan ketulusan hati, sehingga suasana tidak keruh, tetap hening damai.
Kedua, dalam sepi  akibat virus corona, kita diajak merenung , mejelajah kisi-kisi hati terdalam,  kata bijak berujar, "Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah dimiliki dalam hidupmu. Anda harus melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Itu bisa dilakukan saat ini, saat sepi ini, saat di rumah. Diam di rumah, maka otak memasuki zona alpha,  gelombang kontemplasi. Saat menginginkan suatu hal yang belum pernah kita miliki, ruang kontemplasi terhubung dengan 'senyawa alam semesta', maka dirasakan bahwa Anda dituntutn  harus melakukan sesuatu yang baru, dalam kata lain melakukan terobosan. Sehingga, jalan untuk mendapatkan keinginan tersebut akan semakin terbuka.
Ketiga, di mana tidak ada pergumulan, di situ tidak ada kekuatan. Pergumulan menunjukkan saling meniadakan satu dengan yang lain, akibatnya tak ada yang berhasil, karena saling menggerogoti. Lalu pesan baiknya adalah berlakulah sopan terhadap siapa saja, bahkan kepada mereka yang bertindak kasar pada anda. Bukan karena mereka pantas diperlakukan baik, tetapi karena adalah orang baik"
Orang baik tidak serakah, sebab orang yang serakah tidak akan sukses dalam segala usahanya. Ia akan berbuat dosa dan akan ditertawakan semua orang. Keluarganya sendiri akan meninggalkannya. Ia akan kehilangan segenap harta dan tidak akan dihormati. Ketamakannya akan mendatangkan kehancuran total,  namun kita tak diharapkan menuju ke zona itu, sebab keabadian tidak dicapai melalui kegiatan keserakahn, pamer, lewat  kebesaran dari dinasti/keturunan, atau kekayaan yang dimiliki , melainkan hanya dapat dicapai melalui pengorbanan dalam bahasa  sansekertanya, "Na karmana na prajaya, dhanena tyagenaik amrutatva manashuh".  Tindakan  memaafkan adalah cara yang masih mampu membuat hati mulai mekar dalam  diri kita dalam pelayanan dan pengorbanan.  "Orang yang lemah tidak mampu memaafkan. Memaafkan adalah ciri orang yang kuat" Kata Mahatma Gandhi.
Keempat, sepi saat ini, hendak mewedarkan bahwa asrat untuk bangun dan wujudkan mimpi Anda atau orang lain akan memperkerjakan Anda untuk membangun mimpi mereka. Kata bijak ini, namapknya marik disimak, karena mulai setiap hari dengan pikiran positif dan hati yang bersyukur" Â Tidak banyak orang yang menyadari betapa pentingnya hal tersebut. Karena saat memulai hari dengan pikiran positif dan hati yang bersyukur, semua akan terasa lebih ringan. Saat banyak rintangan di depan, hati pun tetap bisa merasakan kebahagiaan. Anda di sini hanya untuk persinggahan yang singkat, kata guru saya Jangan terburu, jangan khawatir. Yakinlah bahwa Anda menghirup wangi bunga sepanjang perjalanan kehidupan, yang sangat indah. Moga bermanfaat ****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI