Di pura dalem itu, terlihat simbolisasi Dewi Durga, dan dalam banyak benak dikatakan seram, dan menakutkan, lalu itulah simpton bagi jiwa perajut badan yang hadir untuk mengatakan bahwa kematian adalah menakutkan.
Walaupun banyak narasi bahwa Dewi Durga adalah bagian dari Siwa Sakti, lalu dia dilukiskan berjalan dalam kecantikannya yang juga disimbolisasi sebagai  Dewi Uma, namun tetap saja sosok simbol Dewi Durga itu menakutkan bagai malam tak berawan walaupun penuh bintang, sepi dengan lolongan anjing bersautan menegakkan bulu kuduk, ngeri dan kerap merinding, sebab manusia tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemputnya, namun yang pasti harus diketahui adalah berapa banyak bekal yang ia miliki untuk menghadapNya.
Sesungguhnya, untuk menghadapNya, segala aktivitas memiliki dua sisi , kebaikan dan kegelapan, lalu dari sisi gelap menuju terang, sama dengan sorotan tajam Mata Dewi Durga terpancar indah pada sosok dan sinar matanya: menyeruakkan kasih sayang penuh kedamaian dalam kecerahan hari yang sungguh tak mampu terbantahkan, itulah pesan sang Maha suci, yang hadir dengan wajah indah, dalam memperbaiki karakter manusia, sabdanya yang sangat indah selalu dikenang dalam pusaran hati, "Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar"
Filsuf Socrates pun berkata dengan jujur perihal manusia, "Kebaikan satu-satunya adalah pengetahuan dan kejahatan satu-satunya adalah kebodohan.
Seperti harta karun yang belum ditemukan, kebaikan muncul dari benih yang baik dan kebijaksanaan datang dari pikiran yang suci dan damai.Untuk berjalan melewati lika-liku kehidupan manusia, seseorang memerlukan cahaya kebijaksanaan dan panduan kebaikan. Apapun yang manusia lakukan dalam kehidupan ini adalah perlombaan dalam kebaikan. Bukan perlombaan keunggulan satu sama lain.
Ruang sunyi itu, seakan berbalik dalam keindahan yang datar, lalu bergelombang menjadi deru yang sahdu, itulah dunia yang membuat kita berteduh dalam kilatan maya, maka, kebenaran itu , Lagi pula meski di semak-semak, di hutan, di jurang di tempat-tempat yang berbahaya, di segala tempat yang dapat menimbulkan kesusahan, baik di dalam peperangan, sekalipun tidak akan timbul bahaya menimpa orang yang senantiasa melaksanakan dharma, karena perbuatan baiknya itulah yang melindungi.
Seperti itulah yang terjadi pada anak-anak kita, Anak-anak yang diizinkan mengekspresikan dirinya secara sehat, cenderung tumbuh lebih sehat tatkala bertumbuh dewasa. Undangannya, kurangi membonsai anak-anak melalui ketakutan berlebihan. Izinkan mereka tumbuh alami sesuai panggilan mereka."
Oleh karena itu, berbuat kebajikan, ibaratnya tebu yang terendam air, air adalah bentuk kebaikkan, tentu tidak hanya pohon tebu yang dapat air, juga rumpudan tumbuhan yang lainnya.
Maka pada hakikatnya, seperti air yang menggenangi tebu, bukan hanya tebu itu saja yang mendapat air melainkan turut sampai kepada rumput, tanaman menjalar dan lain-lain sejenisnya, serta segala tanaman-tanaman di dekat tanaman tebu itupun mendapat air pula; demikianlah orang yang melaksanakan dharma; diperolehnya pula serta artha, kama dan yasa (kemegahan). Lalu janganlah berhenti berbuat kebajikan itu.
Menjadi sangat penting itu adalah, sal cara memandang Anda indah, maka kehidupan pun akan membuka wajahnya yang juga indah. Untuk itu, kehidupan boleh dikunjungi kesulitan. Namun jangan izinkan kesulitan mencuri spirit keindahan di dalam."
Dan keutamaan dharma itu sesungguhnya merupakan sumber datangnya kebahagiaan bagi yang melaksanakannya; lagi pula dharma itu merupakan perlindungan orang yang berilmu; tegasnya hanya dharma yang dapat melebur dosa triloka atau jagadhita itu. Disinilah sinar yang selalu mengabarkan bahwa.
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
Adalah orang yang tidak bimbang, bahkan budinya tetap teguh untuk mengikuti jalannya pelaksanaan dharma; orang itulah sangat bahagia, kata orang berilmu, dan tidak akan menyebabkan kaum kerabat dan handai taulannya bersedih hati, meski sampai berkelana meminta-minta sedekah untuk menyambung hidupnya.
Selalulah berbuat baik, sebab, Maka orang yang melakukan perbuatan baik, kelahirannya dari sorga kelak menjadi orang yang rupawan, gunawan, muliawan, hartawan, dan berkekuasaan; buah hasil perbutan yang baik, didapat olehnya, lalu adalah bijak berteman dengan orang baik, Yang disebut dharma, adalah jalan untuk pergi ke sorga; sebagai halnya perahu, sesungguhnya adalah merupakan alat bagi orang dagang untuk mengarungi lautan. Memiliki target dan cita-cita tentu tidak dilarang. Namun menyatu dengan setiap kekinian bersama senyuman, itu lebih dianjurkan.
Sambil ingat, ia yang melakukan yang terbaik di saat ini, sedang melakukan persiapan terbaik menuju masa depan Usaha tekun pada kerja mencari kama, artha dan moksa, dapat terjadi adakalanya tidak berhasil; akan tetapi usaha tekun pada pelaksanaan dharma, tak tersangsikan lagi, pasti berhasil sekalipun baru hanya dalam angan-angan saja.
Kesenangan ada di sini agar manusia termotivasi. Kesedihan ada di sini agar manusia rajin untuk saling menerangi." Seperti prilaku matahari terbit melenyapkan gelapnya dunia, demikianlah orang yang melakukan dharma, adalah memusnahkan segala macam dosa. Maka, selayaknya nyanyian  itu selalu kita dengar  , sebab, Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat.
Oleh karena itu, narasi keindahan pesan ini seakan tak pernah usai untuk ditapai menuju jalan kebajikan, sebab, Jangan biarkan setiap orang yang datang pada anda, pergi tanpa merasa lebih baik dan lebih bahagia. Jadilah ungkapan hidup dari kebaikan Tuhan. Kebaikan dalam wajah anda, kebaikan dalam mata anda, kebaikan dalam senyum anda.
Segala orang, baik golongan rendah, menengah atau tinggi, selama kerja baik menjadi kesenangan hatinya, niscaya tercapailah segala yang diusahakan memperolehnya.Maka dari itu, Janganlah mendambakan kecantikan fisik, karena itu akan pudar oleh waktu. Kecantikan perilaku tidak akan pudar, walaupun oleh kematian. Terlalu banyak hal yang bisa dimengerti didunia, bahkan sampai saat kematian pun tak akan ada yang bisa sangat mengerti tentang dunia.
Dan keutamaan dharma itu sesungguhnya merupakan sumber datangnya kebahagiaan bagi yang melaksanakannya; lagi pula dharma itu merupakan perlindungan orang yang berilmu; tegasnya hanya dharma yang dapat melebur dosa triloka atau jagadhita itu.benar adanya, Yang lebih kalian cari bukanlah kebaikan melainkan kekayaan, yang lebih kalian buru bukanlah keluhuran melainkan kenyamanan, dan pada posisi seperti itu kalian selalu merasa lebih tinggi derajat dibanding orang kecil.Disnalah makna dalam senandung sunyi Dewi Durga ******
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H