Dialog sumbang saran ini, dan kesiapan menerima kritik  konstruktif terhadap ideologi partai, maka parpol demikian menjadi  parpol terbuka, sehingga besar kemungkinannya untuk mendapatkan kader yang loyal dan militan, serta  dapat mendulang suara lebih banyak.
Akhirnya, keluhuran sipil memang dapat direvitalisasi dalam alam demokrasi yang kini sedang mencari jatidiri di republik yang kita cintai ini, sehingga demokrasi yang ada ke depan memang merupakan pengejawantahan demokrasi representatif, dengan popular control yang berbasis pada kepentingan masyarakat yang telah  terbangun dengan  memadai. Semoga****
________________________________________
Penulis Sekretaris Magister Pendidikan IPA Undiksha, Alumnus Doktor ITB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H