Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Anjing Kintamani, Dari Habitat Lingkungan Danau Batur yang Indah

8 Juli 2018   10:38 Diperbarui: 8 Juli 2018   10:48 2145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa penelitian kemudian membuktikan  bahwa anjing Kintamani berasal dari anjing  Bali liar  atau anjing jalanan dan bukan Chow Chow.  Hubungan yang lebih dekat anjing jalanan di Kintamani dan Bali  dan berkerabat dekat dengan  anjing dingo Australia. Hasil penelitian ini  mendukung teori itu  bahwa anjing  Dingo Australia berasal dari anjing-anjing Asia Timur itu diikuti ekspansi manusia Austronesia ke pulau -- pulau yang ada di kawasan Asia (Savolainen et al. 2004). 

Dingo Australia telah diisolasi dari populasi orang tuanya selama 5.000 tahun (Savolainen dkk. 2004), Anjing Kintamani hidup bersama dengan Bali yang liar anjing jalanan, meskipun cerita rakyat memiliki keturunan yang berasal dari Cina Chow Chow 600 tahun yang lalu.

Secara fisik dan kepribadian karakteristik anjing Kintamani membuatnya menjadi hewan peliharaan yang populer untuk orang Bali, dan upaya saat ini sedang dilakukan untuk memiliki anjing yang diterima oleh Federasi Cynologique Internationale sebagai jenis yang diakui. Untuk mempelajari latar belakang genetik dari Anjing Kintamani, 31 penanda tandem pendek polimorfik yang sangat pendek dianalisis pada anjing Kintamani, anjing jalanan di Bali, Dingo Australia, dan sembilan American Kennel Club (AKC) mengakui jenis atau ras keturunan Asia atau Eropa. 

The Kintamani Anjing itu identik dengan anjing jalanan Bali sama sekali kecuali tiga lokus. Anjing jalanan Bali dan anjing Kintamani paling selaras dengan dingo Australia dan jauh terkait dengan jenis  AKC yang diakui berasal dari Asia tetapi bukan berasal dari Eropa. Oleh karena itu, Anjing Kintamani telah berevolusi dari anjing liar Bali dengan sedikit kehilangan keragaman genetik.

Namun dingo dan anjing liar Bali populasi tetap secara genetik dekat.  Ini menunjukkan bahwa Populasi anjing jalanan Bali juga relatif terisolasi selama ribuan tahun. Anjing jalanan Kintamani dan Bali menunjukkan perbedaan keterkaitan dari anjing ras  Eropa atau Asia. Keturunan Asia adalah lebih dekat dengan anjing  kawasan Asia daripada keturunan Eropa, mendukung konsep yang dimiliki oleh berbagai ras anjing berevolusi seiring  migrasi  manusia.

Dalam beberapa tahun terakhir, analisis mikrosatelit telah banyak digunakan untuk menentukan struktur populasi, di dalam dan di antara populasi hewan, termasuk anjing dan menunjukkan juga hal yang serupa, yaitu  bahwa ras anjing berevolusi seiring  migrasi  manusia.

Oleh karena itu, banyak peminat  anjing yang kini melirik anjing kintamani, namun sejauh ini belum ada peternakan khusus yang dilakukan warga sukawana untuk anjing kintamani ini. Budidaya anjing  dilakukan ditempat/dirumah masing-masing warga, tidak ada tempat peternakan anjing Kintamani  yang khusu. Pemilik anjing Kintamani membudidayakan anjing ini dominan untuk dijual sebagai tambahan penghasilan.

Anjing  Kintamani  mampu bertahan hingga mencapai 20 tahun. Dan uniknya, ketika akan melahirkan, anjing kintamani ini akan menggali lubang sebagai tempatnya melahirkan anak-anaknya sekaligus selama waktu asuhan anaknya. Biasanya anjing kintamani untuk sekali melahirkan dapat melahirkan hingga 7 ekor, namun tak jarang hanya seekor saja. Sehari-harinya makanan dari anjing kintamani ini adalah ketela, sayur Jepang, dedak, dan telur. Anjing jenis Kintamani ini sudah diakui oleh Asian Kennel Union (AKU) sebagai Anjing Ras asal Indonesia, untuk itu kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga.

Adapun ciri-ciri Anjing Kintamani dilihat dari bentuk badan sebagai berikut :

  • Anjing Kintamani jantan mempunyai tinggi 45 cm sampai 55 cm dan anjing betina 40 cm sampai 45 cm.
  • Dengan warna bulu kebanyakan berwarna putih spesifik (sedikit kemerahan) dengan warna merah kecoklatan (krem) pada ujung telinga, ekor dan bulu di belakang paha.
  • Warna lainnya adalah hitam mulus dan cokelat dengan moncong berwarna hitam (bangbungkem), pigmentasi kulit, hidung, bibir kelopak mata, skrotum, anus dan telapak kaki berwarna hitam atau cokelat gelap.
  • Lehernya tampak anggun dengan panjang sedang, kuat dengan perototan yang kuat pula. Dada dalam dan lebar, punggung datar, panjangnya sedang dengan otot yang baik. Badan anjing betina relatif lebih panjang dari jantan. Anjing Kintamani (Bali) memiliki bulu krah (badong) panjang berbentuk kipas di daerah gumba, makin panjang bulu badong makin baik.
  • Kaki agak panjang, kuat dan lurus jika dilihat dan depan atau belakang. Tumit tanpa tajir, gerakan kaki ringan. Ekor memiliki bulu yang bersurai, posisinya tegak membentuk sudut 45 derajat atau sedikit melengkung tetapi tidak jatuh atau melingkar di atas pinggang atau jatuh ke samping. Makin panjang bulu ekor makin baik

Distribusi warna bulu pada Anjing Kintamani dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:

  • Warna bulu putih sedikit kemerahan dengan warna coklat-kemerahan pada telinga, bulu di bagian belakang paha dan ujung ekornya.
  • Warna hitam mulus atau dengan dada putih sedikit.
  • Warna coklat muda atau cokiat tua dengan ujung moncong kehitaman, sering disebut oleh masyarakat sebagai warna Bang-bungkem.
  • Warna dasar coklat atau coklat muda dengan garis-garis warna kehitaman, yang oleh masyarakat disebut warna Poleng atau Anggrek.
  • Akhirnya atas dasar bahwa,  anjing Kintamani digambarkan sebagai cerdas, tangguh, lembut, dan sangat setia kepada keluarga, maka  sentuhan pembibitan serta peternakan modern bagi pembibitan  anjing kintamani nampak perlu diberikan  penduduk  Sukawana Kintamani, yaitu  kawasan yang merupakan habitat  anjing kintamani, sebagai salah satu sumber pendapatan baru masyarakat tersebut, sekaligus  melestarikan keunggulan fauna bangsa Indonesia.

Referensi 

  • Tissue Antigens. 2006 Nov;68(5):418-26. Dog leucocyte antigen class II diversity and relationships among indigenous dogs of the island nations of Indonesia (Bali), Australia and New Guinea. Runstadler JA1, Angles JM, Pedersen NC.
  • J Hered. 2005;96(7):854-9. Epub 2005 Jul 13. The Kintamani dog: genetic profile of an emerging breed from Bali, Indonesia. Puja IK1, Irion DN, Schaffer AL, Pedersen NC.
  • Hartaningsih N, Dharma DMN, and Rudiyanto, MD, 1999. Anjing Bali:nPemuliabiakan dan pelestarian. [Bali street dogs: breeding and conservation] Yogyakarta: Kanisius Press.
  • Savolainen P, Leitner T, WiltonAN, Matisoo-Smith E, and Lundeberg J, 2004. A detailed picture of the origin of the Australian dingo, obtained from the study of mitochondrial DNA. Proc Natl Acad Sci USA 101:12387--12390.
  • jitunews.com
  • https://anjingkita.com/nimages/WMN_1028.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun