Alasan yang mungkin dari tindakan ini adalah temuan ilmiah yang signifikan selama perang. Pertanyaan tentang laboratorium yang dievaluasi bagaimana seharusnya pendidikan laboratorium. Berdasarkan pandangan ini, program pendidikan direvisi sekitar tahun 1960 dan laboratorium mulai menjadi bagian dari program ini.
Semua perubahan ini di dunia juga mempengaruhi pendidikan sains semua negara, termasuk di Indonesia, kurikulum K-13 ,  menuntut peserta didik memiliki  keterampilan  bagi siswa  dan yang tertuang dalam standar proses  didalamnya memuat aspek  standar sarana dan prasaran menuntut adanya sarana laboratorium.Â
Oleh karena itu, laboratorium memiliki fungsi secara garis besar fungsi laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut: (1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
 (2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran. (3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial. (4) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan. (5) Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, sebagai sumber belajar Laboraturium juga memiliki peran penting yang bermanfaat dalam pencapaian tiga tujuan pembelajaran yaitu : Pertama, Keterampilan kognitif, misalnya melatih agar teori dapat dimengerti dan agar  teori dapat diterapkan pada keadaan problem nyata. Kedua,  Keterampilan afektif, misalnya belajar bekerja sama, belajar menghargai bidangnya dan belajar merencanakan kegiatan secara mandiri. Ketiga  Keterampilan psikomotorik, misalnya belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan, dan berjalan memakai peralatan dan instrumen tertentu.
Meskipun Laboraturium sangat besar manfaat dan kegunannya, akan tetapi praktik di laboraturium juga memiliki kelemahan, disamping kelebihannya. Kelebihan dari praktik di Laboraturium : (1) Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu proses. (2) Siswa dapat meyakini hasilnya, karena mereka secara langsung mengamati, mendengarkan, meraba, dan melihat.Â
(3) Siswa akan mempunyai kemampuan dalam keterampilan mengelola alat, mengadakan percobaan, membuat kesimpulan, menulis laporan, dan mampu berfikir analisis. (4) Siswa lebih cenderung menyukai obyek yang nyata di alam sekitarnya. (5) Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah, sikap inovatif dan saling bekerja sama. (6) Membangkitkan minat ingin tahu, memperkaya pengalaman keterampilan kerja dan pengalaman berfikir ilmiah.
Sedangkan kekurangan dari praktik di Laboraturium : (1) Guru harus benar-benar mampu menguasai materi dan keterampilan. (2) Tidak semua mata pelajaran dapat di praktikkan dan tidak semua diajarkan dengan metode praktik., (3) Alat-alat dan bahaan yang mahal harganya dapat menghambat untuk melakukan praktek.(4) Banyak waktu yang diperlukan untuk praktik, sehingga kemungkinan dapat dilaksanakan diluar jam pelajaran. *******
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H