Jika anda mengecek per hari ini di list manapun yang biasa merilis data-data orang terkaya di dunia ataupun di Indonesia, anda akan mendapati fakta yang cukup mengejutkan.Â
Fakta itu adalah, bahwa orangnya itu-itu saja, hanya peringkatnya saja yang berganti-ganti, yang di peringkat 4 jadi di peringkat 1 dan sebaliknya, jika anda mengamati list 10 orang terkaya di dunia, maka anda akan mendapati bahwa orang-orang tersebut di dominasi oleh orang Amerika, dari sepuluh pembisnis terkaya tersebut mungkin hanya 1 atau 2 yang dari luar Amerika.
Nah, jika kita amati lebih dalam lagi, maka kita mendapati fakta bahwa orang-orang terkaya tersebut rata-rata berbisnis di bidang teknologi, seperti Bill gates dengan microsoft nya, Larry page dengan google, dan Mark Zukenberg dengan Meta nya.
Jika 10 orang terkaya di dunia didominasi dengan pebisnis orang Amerika, bagaimana dengan di Indonesia itu sendiri?, nah kalau kamu menelusur 10 orang terkaya di Indonesia, per hari ini, maka kamu akan mendapati nama Prajogo Pangestu di peringkat 1, disusul Low Tuck Kwong di peringkat 2 dan, Robert Budi Hartono diperingkat 3, dst.
Jika kamu mengamati 10 orang terkaya di Indonesia, maka kamu akan mendapati fakta bahwa mereka berbisnis terpusat dengan menjual sumber daya alam, seperti : Batubara, Minyak kelapa sawit, Gas alam, Petrokimia, Tembakau dan komoditas lainnya.
Wajar saja, dari dulu sampai hari ini negeri kita memang kaya akan sumber daya alamnya, yang jadi ironi adalah kita tahu bersama bahwa kelak itu akan habis.
Kalau kalian amati lebih dalam lagi, maka kalian akan menyadari bahwa sektor bisnis orang-orang terkaya di Indonesia terpusat di 5 Sektor ekonomi, yakni :Â
1. Sektor pertambangan batubara
2. Sektor minyak kelapa sawit
3. Sektor penjualan rokok
4. Sektor perbankan atau bank
5. Sektor ritel, seperti gerai alfamart, indomaret dan lainnya.Â
Namun yang diperingkat 3 besar selalu ada kaitanya dengan Batubara. itulah faktanya.
Nah, kalau kalian bertanya apakah indeks mereka dilist menjadi orang terkaya karena mereka menghasilkan banyak uang dan menyimpan uang nya di dompet atau brankas mereka?..., maka kalian salah kawan-kawan, mereka bukan kaya dari uang cash yang mereka miliki, namun dari kepemilikan saham terhadap perusahaan-perusahaan yang menaungi bisnis-bisnis tersebut.
Jadi kata kuncinya adalah mereka kaya dari kepemilikan saham dari perusahaan yang mereka kembangkan atau mereka beli.
Nilai uang tidak bisa bertambah namun bisa berkurang terus, tergerus inflasi, sementara saham nilainya bisa naik apabila bisnis perusahaannya berkembang dan bisa menghasilkan uang lagi lewat deviden, inilah yang mengakibatkan orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin.Â
Orang kaya tahu apa yang mereka lakukan dengan uang mereka, mereka mengubahnya jadi mesin investasi yang membuat mereka makin kaya, sementara orang miskin menabung di bank atau celengan.
Ketidakpahaman banyak masyarakat tentang Investasi membuat kesenjangan semakin meninggi, oleh karena itu ada sebabnya saya membuat channel ini supaya kita paham apa yang harus kita lakukan dengan uang kita, dan tingkat kesenjangan antara yang miskin, menengah dan kaya semakin berkurang jaraknya.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H