Mohon tunggu...
Investorindo Dot Com
Investorindo Dot Com Mohon Tunggu... -

Penggiat investasi. Senang belajar dan mengedukasi. Mengimpikan masyarakat Indonesia yang cerdas investasi dan perencanaan keuangan. Moderator www.Investorindo.com. Bisa dihubungi via BBM PIN 759705AC

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Awas Motivator Abal-abal!

3 Juni 2014   16:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:46 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah kemudian muncul ketika si "motivator abal-abal" ingin membuktikan ilmu yang diajarkannya di seminar-seminar.

Mulailah ia mengajak peserta seminar/workshop untuk berinvestasi di proyek bisnis yang kabarnya sedang ia kerjakan. Tentu saja dengan diiming-imingi bagi hasil yang menggiurkan.

Karena "trust" yang sudah terbentuk tadi, maka sangat mudah  bagi para peserta seminar menyerahkan uangnya untuk dikelola "motivator abal-abal" demi menyukseskan proyek bersama ini. Keuntungan besar menari-nari di depan mata :)

Namun apa hendak dikata. Karena minim pengalaman dan praktek langsung di lapangan (maklum, ilmunya cuma copy paste dari internet) akhirnya proyek bisnis itu gagal ditengah jalan.

Akhirnya uang para investor yang juga adalah follower dan peserta seminarnya lenyap tak berbekas. Si motivator mendapat julukan baru: Motivator abal-abal. Duh!

Belajar dari pengalaman saya, motivator abal-abal sering memanfaatkan ajang pameran dan komunitas wirausaha tertentu untuk mendongkrak popularitasnya. Jujur, saya menyayangkan penyelenggara pameran yang tidak menyaring calon pembicara di acara yang mereka adakan. Penyelenggara hanya mengejar komisi dari penjualan tiket seminar yang menghadirkan si motivator abal-abal. Yes, money talks :)

Lalu bagaimana caranya untuk terhindar dari motivator abal-abal?


  1. Kenali latar belakang si motivator. Cari tahu rekam jejak profesionalnya.
  2. Pastikan si motivator "walk the talk". Artinya dia memang benar-benar pernah mengalami apa yang disampaikannya. Cari tahu bisnis yang dijalankannya benar-benar ada atau hanya sekedar retorika saja.
  3. Cari info dari pihak yang meng-endorse bukti keberhasilan proyek bisnis yang pernah si motivator jalankan.


Jika ketiga hal di atas tidak bisa dikonfirmasikan, lebih baik Anda abaikan ajakan investasi di bisnis si motivator.

Jika ketiga hal di atas bisa dikonfirmasikan dan Anda ingin mengikuti ajakan berinvestasi, pastikan semua dokumen legal (bukti transfer, tanda terima uang, surat perjanjian kerjasama) Anda dokumentasikan. Walaupun tidak menjamin uang Anda akan kembali jika bisnis gagal, ada baiknya surat perjanjian kerjasama di buat di depan notaris. Paling tidak ini akan membuat si motivator berpikir 2000 kali sebelum melarikan uang Anda.

Demikian, semoga bermanfaat!

SUMBER: www.Investorindo.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun