Mohon tunggu...
invany idris
invany idris Mohon Tunggu... Guru - Guru

i Love Math

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran Matematika, Baik atau Buruk?

4 November 2024   08:30 Diperbarui: 4 November 2024   08:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak semua sekolah memiliki akses ke perangkat AI atau teknologi yang memadai. Akibatnya, ada kemungkinan siswa dari keluarga kurang mampu atau yang tinggal di daerah terpencil tidak mendapatkan keuntungan yang sama dari penggunaan AI dalam pembelajaran. Ini bisa memperlebar kesenjangan dalam kualitas pendidikan antara daerah yang lebih maju dan yang kurang berkembang.

Kaitannya dengan Teori Pembelajaran

Dalam konteks teori pembelajaran, pemanfaatan AI bisa dihubungkan dengan teori Constructivism atau Konstruktivisme, yang dikembangkan oleh para ahli seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Teori ini menekankan bahwa siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi langsung dengan lingkungannya. Dalam hal ini, AI dapat berperan sebagai media interaktif yang mendukung pembelajaran aktif, di mana siswa berinteraksi dengan soal atau simulasi matematika secara langsung. Ketika AI memberikan umpan balik otomatis dan menyesuaikan tingkat kesulitan soal sesuai dengan kemampuan siswa, hal ini sejalan dengan konsep Zone of Proximal Development (ZPD) Vygotsky. Dalam ZPD, siswa dapat menguasai keterampilan atau pengetahuan baru dengan bantuan yang terarah -- dalam hal ini bantuan AI yang memberikan dukungan adaptif sesuai kebutuhan siswa.

Selain itu, AI juga relevan dalam teori Self-Regulated Learning atau Pembelajaran Mandiri, yang menekankan bahwa siswa perlu memiliki keterampilan untuk mengatur, memantau, dan mengevaluasi proses belajarnya sendiri. Teknologi berbasis AI sering kali dirancang untuk membantu siswa menjadi pembelajar yang lebih mandiri, misalnya dengan melacak kemajuan mereka dan merekomendasikan area yang perlu diperbaiki. Dalam hal ini, AI berperan sebagai alat yang mendukung pengembangan keterampilan regulasi diri, yang sangat penting dalam pembelajaran matematika dan subjek lainnya.

Kesimpulan: Menggunakan AI dengan Bijak

Pada akhirnya, pemanfaatan AI dalam pembelajaran matematika membawa banyak manfaat, terutama dalam hal kebutuhan dalam belajar, bantuan bagi guru, dan menarik minat siswa. Namun, perlu diingat bahwa teknologi hanyalah alat, bukan pengganti guru atau proses pembelajaran yang sebenarnya. Untuk itu, baik guru maupun siswa harus menggunakan AI dengan bijak. AI sebaiknya dijadikan sebagai pendukung dalam pembelajaran, bukan sebagai pengganti.

Para siswa perlu diajarkan cara memanfaatkan AI untuk memperdalam pemahaman, bukan hanya sekadar mencari jawaban. Sementara itu, para guru bisa menggunakan AI sebagai asisten, namun tetap mempertahankan peran utama mereka dalam mengarahkan, menginspirasi, dan mendidik siswa.

Jadi, apakah AI baik atau buruk untuk pembelajaran matematika? Jawabannya tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Jika digunakan dengan tepat, AI bisa menjadi alat yang berharga dalam pendidikan. Namun, jika kita terlalu bergantung padanya, kita bisa kehilangan esensi dari proses belajar itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun