Menyongsong hari bersejarah bagi ketenagalistrikan di Indonesia yang ditetapkan setiap tanggal 27 Oktober, maka berbagai kegiatan lomba olahraga dilaksanakan di semua lingkungan Perusahaan Listrik Negara (PLN) di seluruh nusantara tak terkecuali di Kota “naga” Baubau. Rangkaian perlombaan sering diawali dengan pelepasan balon ke udara. Diikat selembar spanduk bertuliskan beberapa potongan kata yang menggugah selera disertai dengan melepaskan balon di langit kota naga menjadikan simbol bahwa PLN akan selalu bergerak dan bekerja nyata untuk terangi negeri.
(Pelepasan balon simbol PLN akan setia kerja nyata menerangi negeri)
Menjadikan yang memandang balon tersebut ikut melayang jauh terbentang bagai panjangnya jaringan transmisi yang menghubungkan sulawesi selatan dengan sulawesi tenggara. Seolah-olah seperti melihat saudara-saudara kita, insan PLN yang berada di unit-unit ujung pulau nan jauh disana. Yang hari ini tak ada balon-balon udara.
Namun, mereka tetap berlomba. Berlomba untuk ikut andil dalam membangun bangsa. Berdedikasi untuk terus meningkatkan standar pelayanan di daerah terpencil dengan kondisi geografis dan karakter masyarakat yang berbeda-beda. Kita bisa membayangkan berbagai permasalahan yang dihadapi begitu beragam seperti corak seragam Hari Listrik Nasional (HLN) ke-71.
Kendati demikian, kawan-kawan pengibar panji berlogo petir di daerah terpencil ini selalu berusaha memberikan yang terbaik serta pelayanan berintegritas. Keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia tak lantas menyurutkan semangat mereka untuk terus bekerja nyata menerangi negeri. Pemadaman bergilir yang setiap hari menghantui tidak sedikit pun membuat kobaran api semangat mereka menjadi padam.
(kobaran semangat ini akan tetap terjaga walau banyak tantangan yang menghadang)
Mereka yang selalu terjaga sepanjang malam untuk menjaga pasokan listrik, yang selalu terguyur oli ketika ada gangguan mesin pembangkit, yang selalu tersenyum memikul tangga bambu dari dusun ke dusun untuk melayani pelanggan, yang selalu bersabar atas keluhan serta cacian, bahkan yang ikhlas mendapat sentuhan hangat dari kepalan tangan masyarakat akibat terjadinya pemadaman, yang selalu tegar berdiri di bawah terik matahari tanpa penutup muka saat membersihkan jaringan dari gangguan pohon, yang melangkahkan kaki dari pintu ke pintu untuk mencatat meter, yang konsisten memberantas pencurian listrik dan yang setia memantik cahaya kehidupan di baubau ini agar tetap terang.
(Bermandikan oli adalah rutinitas ketika mesin mengalami gangguan)
Mereka adalah saudara-saudara kita, yang dalam keterbatasan tetap bekerja walau tak mengharapkan namanya untuk disebut-sebut, berkarya dalam sepinya pujian, yang tak peduli dengan sanjungan orang, yang tak peduli dengan seberapa besar resiko yang dihadapi demi menjaga senyum mereka yang tak pernah merasakan hangatnya sinar lampu untuk tetap merekah lebar hingga terbentuk lesung pipit yang indah.
(senyum inilah yang akan selalu menjadi pemantik semangat kami)
Kepada istri-istri yang selalu mendoakan mereka, berbahagialah memiliki suami yang bersemangat dalam menjalankan tugas mulia, yang sehari-harinya sering ditinggal untuk melayani setulus hati demi negeri. Bersabarlah untuk mengikhlaskan sedikit waktu berkumpul bersama keluarga demi menjaga cahaya ini tetap menerangi negeri naga butuni.
Kepada anak-anak mereka, berbanggalah kalian karena mempunyai seorang ayah yang bertanggung jawab dalam menjalankan sebuah misi yang tak kalah penting dari misi James Bond dan Avengers untuk terus menerangi nusantara ini. Misi yang dapat bernilai ibadah, yang lelahnya hanya untuk lillah. Berbanggalah.... Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik...
(Berdoa kepada Tuhan adalah cara kami mensyukuri keadaan apapun yang kami hadapi)
05 Oktober 2016Muhammad Nushron (9216215-ZY)
Assistant Engineer Perencanaan & Evaluasi Sistem Distribusi
PT. PLN (Persero) Area Baubau
Email : muhammadnushron92@gmail.com
FB : Muhammad Nushron
IG : Inushron
Twitter : Inushron
id-card-1-57f78c36327a61ff131a9683.jpeg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya