Menjadi agen asuransi? Mengapa tidak? Ini bukan jenis profesi yang sembarangan lho. Ada lebih dari 500 ribu orang yang saat ini memilih menekuni profesi sebagai agen asuransi. Selain waktu kerja yang tidak terlalu mengikat, profesi ini juga menjanjikan finansial tanpa batas.
"Model pekerjaan seperti ini cocok untuk generasi muda, generasi Z atau gen Z yang memang menyukai profesi yang tidak terlalu mengingat tetapi penghasilannya besar," kata Ketua Umum Umum Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) Muhammad Idaham saat menjelaskan kegiatan HUT ke-8 PAAI pada Kamis (10/10/2024).
Menurut Idaham, menjadi agen asuransi adalah profesi yang bermartabat, mulia dan menjanjikan. Mereka yang bekerja menjadi agen asuransi tidak hanya memiliki kebebasan waktu bekerja, tetapi juga terkait finansial. "Waktu kerja tentu tidak terlalu mengekang. Agen asuransi juga memiliki income tanpa batas," tambahnya.
Sayangnya, masih banyak generasi muda yang enggan untuk terjun menjadi agen asuransi dan menjadikan profesi ini sebagai pilihan terakhir dalam urusan pekerjaan.
Idaham mengakui agen asuransi memiliki peran penting dalam pertumbuhan industri asuransi. Mereka tidak hanya berfungsi mengenalkan dan memasarkan produk asuransi, tetapi juga sekaligus memberikan edukasi kepada nasabah terkait hidup yang lebih sehat, lebih lama dan lebih baik melalui kepemilikan polis asuransi. "Dengan hadirnya agen asuransi, diharapkan penetrasi asuransi jiwa di Indonesia bisa meningkat," katanya.
Saat ini penduduk Indonesia yang memiliki polis asuransi diperkirakan baru 2 persen di luar asuransi subsidi pemerintah yakni BPJS. Bandingkan dengan Jepang dimana rata-rata orang memiliki 5 polis asuransi. Atau Amerika Serikat yang rata-rata sekitar 3 polis asuransi termasuk asuransi untuk kendaraan.
Masih rendahnya angka penetrasi asuransi di Indonesia, menurut Idaham menjadi peluang besar bagi industry asuransi untuk menggarap potensi yang ada. Itu sebab, kehadiran para agen asuransi memiliki peran penting dan strategis untuk meningkatkan kepemilikan polis asuransi penduduk.
Data tahun 2023 menyebutkan di Indonesia ada 148 perusahaan asuransi yang terdiri dari perusahaan asuransi jiwa, asuransi kerugian, reasuransi, BPJS dan penyelenggara asuransi wajib. Jumlah agen asuransi diperkirakan sekitar 500 ribu agen.
"Kalau melihat jumlah agen asuransi yang masih kisaran 500 ribu, ini tentu masih jauh dari ideal. Karena potensi yang harus digarap memang masih sangat besar," lanjutnya.
Idaham menekankan Indonesia adalah negara dengan populasi yang besar dan masih banyak masyarakat usia produktif yang belum terjangkau perlindungan asuransi. Karena itu peningkatan jumlah agen serta kualitas agen sangat dibutuhkan. "Fungsi agen tentu tak sekadar menjual produk, tetapi juga sebagai advisor yang memberikan pendapat dan oanduan kepada nasabah agar nasabah dan keluarganya mendapatkan perlindungan yang tepat," ujar Idaham.
Masih kurang tertariknya generasi muda untuk menekuni profesi agen asuransi ini diakui Herold, Ketua Panitia ke-8 PAAI menjadi tantangan dan pekerjaan rumah (PR) yang dihadapi oleh PAAI saat ini.
Harold menyebut ada dua tantangan utama yang dihadapi industri asuransi di Indonesia yaitu praktik poaching atau perekruitan agen secara tidak sehat dan repricing atau penyesuaian premi akibat biaya medis. Â Praktik poaching di mana agen pindah perusahaan karena tawaran kompensasi yang lebih tinggi berpotensi menciptakan ketidakstabilan di industry asuransi dan menghambat perkembangan agen secara berkelanjutan.
Sedang repricing adalah adanya inflasi biaya medis yang menyebabkan kenaikan premi asuransi kesehatan. Biaya medis yang semakin mahal, perkembangan teknologi rumah sakit serta kenaikan harga obat membuat perusahaan asuransi harus menyesuaikan premi.
Selain itu, over-utilization di beberapa rumah sakit di mana tindakan medis yang sebenarnya tidak diperlukan juga menambah beban biaya medis. Ini berdampak pada peningkatan rasio klaim yang signifikan di perusahaan asuransi sehingga premi harus disesuaikan.
"Hal ini tentu mempengaruhi daya beli dan minat masyarakat terhadap produk asuransi dan agen harus mampu menjelaskan penyesuaian ini dengan baik kepada nasabah," tukasnya.
Agen Asuransi, Profesi Bermartabat
Diakui Harold, masih banyak pandangan negatif masyarakat terhadap profesi agen asuransi, bahkan sering dianggap sebelah mata. "Banyak orang meremehkan apa yang dilakukan agen asuransi. Padahal agen asuransi tidak hanya menjual produk tetapi juga menyelamatkan masa depan seseorang dengan memberikan kepastian dan harapan," tegasnya.
Karena itu pada HUT ke-8, PAAI mengambil tema Agen Asuransi: Profesi yang Bermartabat, Selamatkan Masa Depan Bangsa. Tema ini diangkat untuk menjadikan agen asuransi sebagai profesi yang makin bermartabat dan jadi pilihan utama generasi muda.
Menurut Harold, profesi agen asuransi berperan penting dalam memperkuat pondasi keuangan negara. Karena dengan semakin banyak masyarakat yang ikut asuransi, semakin besar pula dana yang terkumpul dari masyarakat yang dapat digunakan untuk Pembangunan. "Selain itu, peningkatan pendapatan agen asuransi berarti pula peningkatan pajak penghasilan yang pada akhirnya berkontribusi bagi negara," lanjut Harold.
PAAI berharap industri asuransi di Indonesia semakin berkembang dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya proteksi diri dan keluarga. Edukasi berkelanjutan tentang manfaat asuransi, inovasi produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat serta peran aktif dalam menjangkau berbagai lapisan masyarakat menjadi kunci utama.
PAAI juga menekankan pentingnya kerjasama yang erat dengan pihak regulator seperti Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
Sementara itu, Kevin Kwon, Direktur Keagenan AIA menyatakan penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, sehingga dibutuhkan agen asuransi yang tidak hanya banyak dalam jumlah tetapi juga berkualitas untuk membantu masyarakat merencanakan kebutuhan asuransinya.
"Di AIA, focus kami adalah membangun agen yang professional, terpercaya dan mahir digital. Dengan pengalaman Panjang sebagai perusahaan dengan MDRT terbesar di dunia selama 1 dekade, AIA memiliki tools dan ekosistem yang dirancang khusus untuk meningkatkan kapabilitas dan kemampuan para agen," kata Kevin.
Kevin menambahkan dalam hal proses rekrutmen, AIA memiliki program Premier+ yang menghadirkan jenjang karier dan potensi income tanpa batas. AIA juga memiliki program pelatihan dan mentoring yang komprehensif untuk memastikan bahwa agennya bisa memberikan saran yang tepat dalam membantu nasabah mempersiapkan perlindungan asuransinya.
Seiring dengan pergerakan ekonomi Indonesia menuju Indonesia Emas, beberapa departemen telah mengeluarkan Peraturan-Peraturan Menteri termasuk Peraturan Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak. PAAI sedang mengajukan kembali audiensi untuk membahas beberapa peraturan yang dinilai penting oleh Ketua Bidang Pajak PAAI Henny Dondocambey.
Salam agen asuransi! Ayo jadi agen asuransi!
Mampang Prapatan 10 Oktober 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI