Penelitian juga berhasil membuktikan bahwa penggunaan metode Small Group Discussion mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode Small Group Discussion membuat siswa lebih mudah memahami materi pada kompetensi dasar menganalisis binatang yang halal dan haram dikonsumsi.
"Selain itu, metode Small Group Discussion ini membuat saya lebih tertantang, lebih inovatif dan kreatif dalam setiap kegiatan pembelajaran," akunya.
Mutamimah mendapati hasil yang berbeda antara pembelajaran yang dilakukan secara konvensional berupa ceramah dengan metode Small Group Discussion. Metode ini tak sekadar membuat kelas menjadi terkendali, tetapi tingkat pemahaman siswa terhadap materi juga jauh meningkat. "Saya lebih puas melihat hasil belajar siswa. Karena mereka benar-benar lebih paham. Mereka juga lebih gembira saat pelajaran berlangsung. Kelas tidak ramai dan anak lebh fokus dalam belajar," tukasnya.
Dalam penelitiannya tersebut Mutamimah juga memberikan catatan bahwa untuk mencapai hasil yang optimal, pelaksanaan metode Small Group Discussion perlu memperhatikan dua hal. Pertama, guru dapat mengembangkan metode Small Group Discussion yang tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif siswa akan tetapi juga meningkatkan dan melatih kemampuan berpikir siswa.
Kedua, guru diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan metode Small Group Discussion dengan baik di dalam kelas. Hal ini dapat dilakukan apabila guru siap dengan segala fasilitas yang dibutuhkan untuk metode Small Group Discussion.
Pembelajaran Integratif
Pembelajaran integratif menjadi salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam Kurikulum Merdeka. Mengutip buku Implementasi Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa macam metode pembelajaran yang bisa dilakukan oleh guru diantaranya  metode diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi. Small Group Discussion seperti dilakukan Mutamimah adalah salah satu metode pembelajaran integratif yang dimaksudkan oleh Kurikulum Merdeka.
"Dalam Kurikulum Merdeka, guru harus mampu menyesuaikan strategi, model dan metode pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik. Sehingga guru benar-benar dituntut untuk lebih inovatif. Guru harus memperkaya dan memperbaharui ilmu maupun keterampilan untuk dapat menyuguhkan kegiatan pembelajaran yang menarik dan interaktif, tidak monoton," kata Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti pada webinar yang digelar Kompasiana, Rabu (17/5/2023).
Suharti juga mengingatkan bahwa proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka lebih mengarah kepada kebutuhan siswa (student-center), dimana sebelumnya konsep pembelajaran masih berpusat kepada guru atau pendidik. Sedang dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran harus berupaya melayani siswa agar belajar sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
"Proses pembelajaran yang dibangun oleh seorang guru diharapkan dapat meningkatkan setiap potensi dan kemampuan siswa, seperti kemampuan berpikir, daya kreatifitas, merekonstruksi pengetahuan, memecahkan masalah, dan lainnya," tambah Suharti.