Saya pun manggut-manggut. Saya jadi teringat beberapa artis cilik yang lahir di era zaman dahulu, yang terpaksa mengorbankan sekolahnya demi meniti karier di bidang entertainment. Pada akhirnya pilihan mereka adalah home schooling dengan berbagai kekurangannya.
Saya yakin, anak-anak seperti Rayyan sangat banyak. Mereka sering terbentur dengan kegiatan sekolah ketika dunianya memanggil, ketika peluang untuk menggali bakat dan potensinya datang. Pilihan sebagian besar orang tua adalah memilih sekolah meski pada akhirnya bakat sang anak tidak terasah dengan baik sejak dini. Padahal kesempatan emas itu jarang datang dua kali.
Meski belajar melalui platform teknologi, Eta menjelaskan bahwa Rayyan tercatat sebagai siswa dengan prestasi 10 besar terbaik di kelasnya. Tidak hanya itu, dari segi karakter, banyak guru memuji Rayyan.
Sebagai contoh, sekali waktu, kata Eta, di kelas Rayyan ada project belajar kelompok membuat iklan. Rayyan tentu menjadi rebutan teman-temannya. Semua ingin satu kelompok dengan Rayyan. Tetapi anehnya Rayyan memilih anak berkebutuhan khusus sebagai timnya. Alasannya, anak berkebutuhan khusus akan kesulitan mendapatkan tim.
Rayyan pun membuat script sederhana iklan produk makanan anak-anak dengan memperhitungkan timnya yang berkebutuhan khusus tuna wicara. Hasilnya, tim Rayyan mendapatkan point terbaik.
Tidak hanya itu, Rayyan seringkali mengajari teman-teman sekelasnya bagaimana trik seni sulap. Dengan peralatan sederhana, aksi Rayyan di sekolah sering membuat teman-temannya terhibur.
Menurut Eta, Rayyan bukan tergolong siswa dengan kemampuan matematika maupun sains yang bagus. Malah boleh dikatakan pas-pasan. Rayyan bahkan pernah mengalami kesulitan belajar membaca pada saat kelas 1 SD. "Teman-teman sekelasnya sudah lancar membaca, Rayyan baru hafal huruf. Belum bisa membaca sampai semester kedua," jelas Eta.
Ia pun bernisiatif mendatangkan guru les membaca ke rumah. Targetnya sederhana saja, Rayyan bisa membaca dan menulis!. "Butuh kesabaran pada akhirnya Rayyan bsa membaca dan menulis setelah mau naik kelas 2," katanya.
Bakat dunia entertainment diakui Eta sudah terlihat menonjol sejak Rayyan masih usia 5 tahun. "Suka main sulap, lalu ikutan daftar di SCTV waktu masih usia 5 tahun, tampil bareng pesulap terkenal Demian," sambung Eta.
Selain di SCTV, Rayyan pernah satu panggung offline bareng pesulap Tarno dan main seni ketoprak di TRVRI Yogyakarta. Hanya saja bakatnya di dunia entertainment sempat tersendat karena urusan sekolah.