Mohon tunggu...
Inung Kurnia
Inung Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Ibu dari Key dan Rindang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka, Bergerak Bersama Mengoptimalkan Potensi Siswa

2 April 2023   16:01 Diperbarui: 2 April 2023   16:08 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SMPN 43 Jakarta bersama guru (dokpri)

Anak saya, meski bukan termasuk siswa yang menjadi obyek implementasi Kurikulum Merdeka, toh nuansa pembelajaran Kurikukulum Merdeka dirasakan pula. Berulangkali kompetisi-kompetisi baik secara luring maupun daring diikuti oleh anak saya yang memang hobinya menggambar.  Ia sangat bersemangat ketika guru memintanya untuk ikut kompetisi menggambar.

Imbas lain yang saya rasakan, anak saya tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk menyalurkan hobi menggambarnya ketika berada di area sekolah. Ia dengan bangga dan leluasa menunjukkan hobi dan bakatnya. Sebagai perbandingan, dahulu anak saya harus sembunyi-sembunyi ketika syahwat menggambarnya muncul di sekolah. Walhasil buku-buku pelajarannya pada halaman terakhir penuh dengan gambar.

Siswa mengerjakan project pembelajaran kelompok (dokpri)
Siswa mengerjakan project pembelajaran kelompok (dokpri)

Sebagai seorang ibu sekaligus orang tua siswa, rasanya senang karena kini cerdas di bidang non eksakta sama berharganya, sama membanggakannya.

Implementasi Kurikulum Merdeka tentu tidak sebatas menyangkut kesiapan sekolah dan guru-guru, tetapi juga bagaimana orang tua siswa bersedia untuk memberikan dukungan atau support penuh. Karena sejatinya Kurikulum Merdeka ini adalah kurikulum yang didesain untuk membantu menggali potensi setiap siswa, sehingga kerjasama dengan orang tua amat dibutuhkan. "Komite Sekolah kini harus lebih aktif terutama ketika ada kegiatan di luar kelas," kata Mama Ahmad Fini, Komite SMP N 43 Jakarta.

Studi banding di SMP Al Mujahiddin Gunung Kidul

Sekali waktu tepatnya pertengahan Desember 2022, saya mampir ke SMP Muhammadiyah Al Mujahiddin Gunung Kidul, Yogyakarta. Dalam obrolan ringan dengan Kepala Sekolah Pak Agus Suroyo, saya pun dibuat tercengang. Sekolah di bawah kelola persyarikatan Muhammadiyah yang notabene merupakan sekolah unggulan berbasis pesantren tersebut mencatat input siswa dengan keragaman yang luar biasa, terutama dari segi kemampuan akademik seiring diberlakukannya kebijakan Merdeka Belajar berbagai episode termasuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

"Dulu input sekolah ini adalah anak-anak dengan nilai-nilai akademik yang tinggi. Tingkat penguasaan saint dan matematika  menjadi indikator utama prestasi sekolah ini," kata Pak Agus.

Namun sejak diberlakukan Kurikulum Merdeka yang sebenarnya melengkapi kebijakan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru, sekolah tersebut mendapati peserta didik dengan kemampuan akademik lebih variatif dan bakat yang lebih beragam. Pak Agus mencontohkan, bagaimana tahun 2022 mendapatkan input seorang siswa kelas 7 dengan kemampuan matematika di bawah rata-rata. "Kelas 7 belum bisa membedakan angka 114 lebih besar atau lebih kecil dari 117. Ini yang kami sebut sebagai kemampuan di bawah rata-rata. Karena itu materi pelajaran matematika SD," jelasnya.

Pak Agus Suroyo Kepala SMP Al Mujahiddin Gunung Kidul (dokpri)
Pak Agus Suroyo Kepala SMP Al Mujahiddin Gunung Kidul (dokpri)

Dengan manajemen Kurikulum Merdeka yang memberikan kebebasan sekolah untuk menggali potensi anak didik, siswa berkemampuan matematika pas-pasan tersebut dikemudian hari mampu menunjukkan prestasi di bidang olahraga. Siswa tersebut memang 'lemah' di bidang matematika, tetapi menonjol di bidang olahraga. dan itulah kecerdasan sejati dari seorang anak. "Sejak kami mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, perolehan prestasi non akademik kami pada kompetisi baik tingkat daerah maupun nasional meningkat drastis, bisa 3 kali lipatnya," kata Pak Agus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun