Kucing kami bernama Jurgen Olala. Nama itu muncul begitu saja ketika 1,5 tahun lalu kucing berwarna orange itu datang ke rumah diantar saudara. Masih bayi, dua bersaudara.Â
Sayangnya dua pekan kemudian, yang satu kabur dan tak pernah kembali. Mungkin saking gantengnya, waktu itu kami langsung punya ide memberi nama juragan ganteng yang kemudian kami singkat jadi jurgan alias jurgen.
Balik ke Jurgen Olala, si orange dengan ras Siberia itu mengisi hari-hari kami sekeluarga dengan keceriaan. Tingkahnya yang lucu membuat Jurgen sering jadi rebutan seluruh anggota keluarga. Warna bulunya orange dengan belang-belang orange muda. Ganteng kalau aku bilang.
Meski kami sebelumnya tidak pernah pelihara kucing, ternyata merawat Jurgen tak sesulit yang kami bayangkan. Melatihnya pup di pasir, atau bahkan di WC. Kucing kami tidak pernah mencuri makanan. Kalau lapar cukup bergelayut di kaki.
Hingga pada suatu hari, Jurgen bertingkah aneh. Dia sering berteriak meong dengan suara lantang. Sering naik ke daun jendela, atau kabur ke kolong mobil. Puncaknya, pagi itu si Jurgen naik ke tempat tidur dan kencing di atas bedcover.
Belum cukup rupanya mengencingi satu bedcover. Malamnya kemudian, Jurgen naik ke tempat tidur lain dan kencing di atas bedcover. Repotlah kami. Dua bedcover sekaligus dikencingin.
Lalu kami pun menelepon dokter hewan, berkonsultasi. Kemungkinan besar Jurgen sedang birahi. Akhirnya pagi berikutnya pasca insiden kencing sembarangan, diputuskan Jurgen harus segera disteril.Â
Kami memutuskan untuk sterilisasi Jurgen untuk menenangkannya. Karena Jurgen memang jenis kucing rumahan, nyaris tak pernah keluar rumah. Ada tamu saja, ia ngumpet di bawah bantal atau masuk lemari.
Sejak jam 6 pagi, kami sudah menghentikan asupan makanan dan minuman. Jurgen harus puasa 8 jam sebelum operasi steril dilakukan. Sepanjang menunggu 8 jam berlalu, kami ajak Jurgen bermain. Tujuannya agar moodnya bagus dan kucing dalam kondisi bahagia saat tindakan berlangsung.
Pukul 14:00 kami menuju Klinik Amore Kemang, Jakarta Selatan. Kami memilih klinik Amore dengan pertimbangan, sebelumnya Jurgen sudah pernah berobat ke klinik tersebut. Istilahnya rekam medisnya sudah ada di Klinik Amore.
Benar saja, meski kami tidak membawa kartu berobat Jurgen, petugas klinik hanya meminta nomor handphone yang didaftarkan awal datang ke Klinik Amore. Dari nomor handphone tersebut data Jurgen terlacak.
Tidak lama menunggu, kami dipersilakan membawa Jurgen masuk ke ruang periksa dokter. Di ruang tersebut, Jurgen mendapat pemeriksaan suhu tubuh, kebersihan kulit dan bulu, juga telinga. Ditimbang berat badannya, dilihat bola mata dan mulutnya juga ditekan-tekan perutnya. Dari serangkaian pemeriksaan, Jurgen dinyatakan sehat dan siap untuk operasi steril.
Dokter pun menyodorkan selebaran kertas berisi data-data Jurgen yang harus kami tanda tangani. Lalu 10 menit kemudian, Jurgen dibawa ke ruang isolasi. Kami pun diminta untuk menyelesaikan biaya adminsitrasi dan membawa pulang keranjang/tas Jurgen.
Besok siang atau sore, Jurgen boleh dijemput. Operasi steril dilaksanakan sore itu juga, antre dengan kucing-kucing lainnya. Kami tidak boleh melihat proses sterilisasi.
Untuk steril di Klinik Amore Kemang, kami membayar tarif Rp400.000 karena Jurgen kucing jantan dengan rawat inap free semalam. Untuk kucing jantan, selain biaya lebih murah, masa rawat inapnya pun cukup sehari atau semalam.
Berbeda dengan steril pada kucing betina, tarifnya lebih mahal Rp600.000. Pun masa rawat inapnya menjadi dua hari. Kami tidak tahu mengapa sterilisasi kucing betina lebih mahal dan rawat inapnya lebih lama.
Malam usai Jurgen menjalani operasi steril, dokter dari Klinik Amore mengirimkan pesan lewat WhatsApp mengabarkan kondisi Jurgen pasca operasi. Tak lupa berkirim foto kondisi kucing yang masih teler akibat proses pembiusan total.
Pagi berikutnya, dokter kembali berkirim kabar tentang kondisi Jurgen usai siuman. Jurgen sepertinya stres berada di lingkungan yang tidak dikenal. Ia ngambek, susah makan, cenderung diam, tetapi kondisi aman terkendali. Lukanya memang masih basah, tidak berbahaya. Kalau mau dibawa pulang pun, perawatannya tidak rumit. Begitu kata dokternya.
Dokter pun mempersilahkan kami mengambil Jurgen hari itu setelah menginap di klinik selama semalam dengan batas maksimal pukul 18:00 WIB. Tanpa menunda waktu kami meluncur ke klinik siang itu juga. Dengan harapan, jika mencium bau kami Jurgen akan kembali ceria.Â
Benar juga dugaan kami, begitu melihat dan mencium bau kami, Jurgen langsung ceria. Mencium-cium tangan, menjilat-jilat tangan kami.
Di rumah, dia langsung mencari tempat makan dan minumnya. Tidak pakai ngambek segala. Lahap benar makan Jurgen, seperti dua hari menjalani puasa. Tahulah kami bahwa ternyata Jurgen memang stres.
Pasca operasi dan lanjut perawatan di rumah, Jurgen tidak menunjukkan perilaku yang aneh. Ia tetap seperti semula, menggaruk-garuk kuku di kursi makan, berlari-lari mengajak main, dan menjilat-jilat kami ketika ingin bermanja. Nyaris tak terganggu dengan luka operasinya.
Dokter memberi bekal kami salep untuk luka bekas operasinya. Namun rupanya Jurgen lebih suka mengobati dengan air liurnya. Pada akhirnya salep itu pun teronggok mubazir. Hahahaha..
Begitulah, pada akhirnya Jurgen menjalani hari-harinya tanpa diliputi rasa gelisah atau ingin kabur mencari sang betina seperti dia lakukan sebelum operasi sterilisasi. Jurgen menghabiskan waktunya untuk bermanja dengan seluruh penghuni rumah, berpindah dari kamar satu ke kamar lain.
Oh iya, Klinik Amore 4 Kemang Jakarta Selatan memiliki bangunan yang ramah terhadap hewan peliharaan. Bangunan ini didesain mirip rumah tinggal. Ada parkir luas, ada ruang penerimaan pasien, ada taman di tengah klinik.Â
Bagi yang membutuhkan berbagai jenis perangkat untuk hewan peliharaan mulai dari tempat makanan, kalung, vitamin, shampo dan lainnya juga ada. Kami memilih klinik Amore 4 juga dengan pertimbangan relatif dekat dengan lokasi rumah, sehingga ketika membawa Jurgen ke klinik, tidak harus menghabiskan waktu panjang di perjalanan.
Semoga pasca operasi, Jurgen tumbuh sehat, ceria dan makin lucu. Terus terang, sejak Jurgen hadir di rumah kami, seringkali bisa mengobati rasa lelah dikala semua penghuni rumah pulang dari aktivitas seharian...Selamat jadi primadona ya Jurgen Olala..
Mampang Prapatan 10 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H