Kiprah Rayyan Al Mathor dalam dunia film sebenarnya belum lama. Bocah berusia 10 tahun siswa SD Tumbuh 4 Bantul Yogyakarta tersebut memulai karier seni perannya melalui permainan sulap pada usia 5 tahun.
Dengan bantuan komunitas Magic Yogyakarta, talenta Rayyan dalam dunia seni peran pun makin terasah. Ia berulangkali diundang untuk tampil mengisi sulap pada perayaan ulang tahun teman-temannya, panti asuhan dan sekolah.
Dari dunia sulap tersebut Rayyan kemudian merambah ke seni peran. Memulai dengan film-film layanan masyarakat, salah satunya film tentang pariwisata Kabupaten Sleman. Lalu beberapa iklan komersiil pun pernah dijalani.
Banyak diminta menjadi pemain atau actor pada film-film tugas kuliah mahasiswa, akhirnya Rayyan pun semakin memantapkan diri dalam dunia seni peran. Berbekal bakat yang dimiliki, Rayyan begitu menikmati dunianya. Ia acapkali memanfaatkan hari liburnya untuk 'bekerja'. Dari film satu ke film lain, dari panggung satu ke panggung lain. Kadang diminta tampil secara online, tetapi sering pula diminta tampil secara offline.
Meski tidak memiliki garis seni peran dari keluarganya, Rayyan berhasil mengembangkan bakat atau passionnya. Ini tentu tak lepas dari dukungan kedua orang tua, juga pihak sekolah.
Bocah kelahiran 19 April 2012 yang kini duduk di kelas Upper A SD Tumbuh 4 Bantul Yogyakarta tersebut pada akhir 2022 mulai merambah film layar lebar melalui debut pertamanya dalam film Anak Titpan Setan garapan sutradara Erwin Arnada.
Baru-baru ini, Rayyan meraih anugerah Youth Sineas Award (YSA) 8 untuk kategori Pemeran Kecil melalui filmnya berjudul Melius Vivere: Ucup's Ideal Planet. Film garapan Milky Way Studio tersebut juga mengantar sang sutradara Ocak CSA meraih Award Sutradara Terbaik YSA 8.
Tidak hanya itu, film Melius Vivere: Ucup's Ideal Planet pun terpilih sebagai peraih Award Film Terbaik YSA 8. Film dengan durasi 11 menit 21 detik tersebut, berhasil menyisihkan 13 peserta festival YSA 8 lainnya.
Selain itu tim juri YSA 8 memberikan penghargaan Award VFX Terbaik bagi Sugab, Award Penata Musik Terbaik  bagi Deswanto & Jason, Nominate Sinematografer Terbaik bagi Ashif Reza, Nominate Penata Suara Terbaik bagi Deswanto, Nomite Penulis Terbaik untuk Dinda dan Nominate Penata Artistik Terbaik unuk Regina.
Film ini telah ditayangkan di kabupaten Gresik sebagai salah satu referensi atau sumber belajar bagi siswa-siwi SMA untuk belajar sinematografi.
