Ia mencontohkan produk kerajinan ecoprint yang kini banyak digeluti oleh para perempuan Indonesia sejak pandemi Covid-19. Produk ecoprint diakui Giwo memiliki keistimewaan karena penggunaan bahan-bahan yang alami alias ramah lingkungan yang amat dekat dengan dunia perempuan. Penggunaan daun-daunan sebagai motif atau orak kain, juga penggunaan bahan pewarna yang berasal dari tanaman
Keunikan lainnya adalah sifatnya yang sustainable, mengadopsi gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan yang kini digaungkan oleh banyak negara di dunia. Ecoprint yang berbahan dasar serat dan pewarna alam, jelas mendukung kehidupan berkelanjutan. Pengrajinnya menjadi lebih peduli, rajin menanam materi yang diperlukan.
Harga kain ecoprint  yangdijual dengan kisaran Rp 100.000 hingga 500.000 menurut Giwo merupakan potensi bisnis yang cukup menggiurkan. Apalagi kerajinan ini memang menjadi garapan pelaku UMKM "Ecoprint menjadi bukti bahwa kaum perempuan Indonesia selalu berdaya, dimana pun dan dalam situasi apapun," tambah Giwo.
Kepada Martina Marandel, Giwo bercerita bagaimana kaum perempuan di Indonesia mengambil peran penting dalam perekonomian keluarga terutama ketika pandemi Covid-19 melanda dunia. Ketika para suami terkena PHK, kehilangan pekerjaan dan banyak perusahaan yang kolaps, banyak dari kaum perempuan yang turut berkontribusi dalam mempertahankan ekonomi keluarga dengan berbagai jenis pekerjaan. "Menjadi pedagang kecil, buruh cuci, menjadi perajin dan bekerja serabutan telah dilakukan perempuan Indonesia," kata Giwo.
Sejatinya, sebelum badai krisis menghantam negeri ini, kaum perempuan Indonesia telah memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Data menunjukkan dari sekitar 62 juta pelaku UMKM di Indonesia, sekitar 80 persennya adalah dilakukan kaum perempuan.
G20 Empower dan Women20
Pemberdayaan ekonomi perempuan ini menjadi bahasan menarik dalam pertemuan G20 Empower dan Women20. Termasuk juga dalam W20 Summit di Danau Toba yang dihadiri Martina Marandel. G20 Empower dan Women20 adalah dua group yang bertugas menyiapkan sejumlah masukan untuk dibahas dalam pertemuan G20 Indonesia Presidensi yang akan berlangsung pada November 2022 di Bali. Â
G20 Empower yang terdiri dari aliansi pemerintah dan swasta dan Women20 yang merupakan engagement group telah menentukan agenda atau tema kerja yang dibahas dalam masing-masing kelompok tersebut. Dua kelompok inilah yang menjadi tombak penting bagaimana implementasi pemberdayaan perempuan di dunia.
G20 Empower merupakan satu-satunya aliansi yang terdiri atas pemerintah dan sektor swasta yang bertujuan untuk mengakselerasi kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta di negara-negara G20. "G20 Empower adalah wahana penting untuk para advocate berbagi pengalaman dan praktik-praktik baik," ujar Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Kementerian PPPA Eko Novi Ariyanti melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (17/5).
Eko Novi menjelaskan Pemerintah Indonesia sejak tahun 2020 telah melakukan sinergi dengan 26 advocate, yaitu para CEO atau senior leader di level perusahaan atau pemimpin asosiasi yang memiliki peran sebagai pengambil kebijakan untuk mempromosikan kesetaraan gender di lingkungan kerja. Dan tahun 2022 ini pemerintah menggalang dukungan dari 34 advocate baru untuk menggalakkan pentingnya kesetaraan gender di sektor swasta dan publik.
Senada juga disampaikan Chair G20 Empower Yessie D. Yosetya. Ia mengatakan fokus pembahasan G20 Empower adalah  mendorong peran pelaku UMKM perempuan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. "Peran perempuan dalam UMKM sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi menjadi agenda pembahasan kami," kata Yessie.