Mohon tunggu...
Inung Kurnia
Inung Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Ibu dari Key dan Rindang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lagu Indonesia Raya Menggema di Bandara YIA, Untuk Siapa?

21 Maret 2022   19:14 Diperbarui: 21 Maret 2022   19:21 1759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung YIA sikap tegak saat Indonesia Raya berkumandang (dokpri)

Menyanyikan lagu Indonesia Raya biasanya saya lakukan ketika mengikuti upacara, atau acara seremonial, atau acara 17-an (peringatan kemerdekaan). Sangat jarang saya menyanyikan lagu kebangsaan tersebut di luar momen-momen itu. Kalaupun ada, sekadar membantu anak mengerjakan tugas sekolah.

Tetapi pagi ini ada yang berbeda. Di tengah menunggu antrean check in pesawat City Link di bandara Yogyakarta International Airport (YAI), tiba-tiba semua orang diminta berdiri sikap tegak, untuk bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Pengumuman tersebut disampaikan petugas bandara 15 menit sebelumnya. "Mohon semua aktivitas dihentikan, kita mendengarkan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama," kata petugas dari speaker.

Tepat pukul 10:00 WIB, semua orang yang ada di area bandara baik calon penumpang, petugas bandara hingga karyawan restoran, pun berdiri dalam sikap tegak untuk bersama-sama mendengarkan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Semua aktivitas dihentikan sementara.

Saya memang pernah mendengar adanya kebijakan dari Pemprov DI Yogyakarta tentang kewajiban menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pukul 10:00 WIB. Tentu kewajiban ini lebih kepada mereka yang sedang berada di ruang publik, tidak berlaku bagi mereka yang sedang berada di rumah.

Kebijakan yang diambil Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut telah berlaku sejak 20 Mei 2021. Melalui Surat Edaran Nomor 29/SE/V/2021 tentang 'Memperdengarkan Lagu Indonesia Raya' Sultan HB X mewajibkan semua ruang publik di daerahnya memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya tiap hari pukul 10.00 WIB. Tujuan menyanyikan lagu kebangsaaan secara bersama tersebut adalah untuk meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat Yogyakarta.

Gerakan Indonesia Raya Bergema tersebut diinisiasi sejumlah elemen masyarakat di Yogyakarta yang tergabung dalam Forum Rakyat Yogya Untuk Indonesia (For You Indonesia) bersama Pemda DIY, Keraton Yogyakarta, serta Kadipaten Pakualaman sebagai sarana kampanye berkelanjutan menggelorakan nasionalisme.

Bagaimana rasanya mendengarkan lagu Indonesia Raya di tengah ruang publik? Terus terang saya merinding. Nuansa nasionalisme begitu kental ketika saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana masyarakat yang sedang beraktivitas di ruang publik, mendadak berhenti. Dalam sikap berdiri tegak, mereka mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia.

Memang dari sekian banyak warga yang saat itu berada di bandara, tidak semuanya menyambut baik ajakan mendengarkan lagu kebangsaan. Terbukti beberapa diantaranya tetap dalam sikap duduk, bahkan ada yang tidak beranjak dari aktivitas membuka layar smartphone.

Bisa jadi mereka bukan masyarakat Yogyakarta, sehingga tidak merasa terikat dengan edaran Sri Sultan Hamengkubuwono X. Atau mereka memang menganggap tidak ada gunanya. Atau bisa jadi mereka tidak menganggap penting sebuah lagu kebangsaan. Entahlah. Tetapi yang jelas saya melihat beberapa pengunjung bandara tetap cuek, masa bodoh, ketika lagu Indonesia Raya berkumandang. 

Padahal untuk berdiri tegak menghabiskan satu stanza lagu Indonesia Raya tidak membutuhkan waktu lama. Paling beberapa menit saja. Semoga sih bukan karena malas ya. Semoga sih memang karena mereka sedang berhalangan sakit sehingga tidak bisa berdiri dalam sikap tegak untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya.

Bagi saya, ajakan Sri Sultan untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya setiap hari bukanlah kebijakan yang berlebihan. Ini adalah ide yang brilian di tengah makin lunturnya rasa nasionalisme masyarakat Indonesia, khususnya tanah Yogyakarta yang dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia mencatat peran sangat strategis.

Pengunjung YIA sikap tegak saat Indonesia Raya berkumandang (dokpri)
Pengunjung YIA sikap tegak saat Indonesia Raya berkumandang (dokpri)

Memang menggelorakan semangat nasionalisme tak hanya bisa dilakukan melalui lagu Indonesia Raya. Ada banyak cara yang harus terus dilakukan secara massif dan berkesinambungan. Misalnya saja gerakan bangga produk dalam negeri, bangga pada film lokal, bangga pada produk kuliner lokal dan lainnya.

Tetapi sebagai warga negara yang baik, menurut saya sebaiknya ikut berdiri tegak dalam sikap hormat ketika lagu Indonesia Raya berkumandang. Tidak harus ber-KTP Yogyakarta dulu untuk bersedia melakukan imbauan Sri Sultan Hamengkubuwono tersebut. Tidak harus tinggal atau mukim di Yogyakarta dulu untuk bersedia berdiri tegak menyayikan lagu Indonesia Raya di ruang publik. 

Lagu Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan, lagu yang mengikat erat rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, lagu yang dperjuangkan dengan pengorbanan darah dan airmata, jiwa dan raga. Maka rasanya tak pantas ketika lagu Indonesia Raya berkumandang, kita enggan untuk memberikan hormat sikap tegak dengan alasan apapun.

Oh ya, selain mendengarkan lagu Indonesia Raya, selama saya berada di bandara Yogyakarta International Airport, juga apresiat dengan penggunaan bahasa daerah (Bahasa Jawa) di area bandara, berdampingan dengan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 

Setiap pengumuman yang disampaikan melalui pengeras suara, selalu disampaikan dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.

Penggunaan Bahasa Jawa di ruang publik seperti bandara, menjadi bukti bahwa Yogyakarta tetap mempertahankan jati diri di tengah segala perkembangan dan tuntutan zaman yang ada. Bahasa Jawa harus terus tetap ada, meski Kota Yogyakarta bertumbuh menjadi kota wisata, kota pelajar dan kota metropolitan dengan segala kemajuannya.

Yogyakarta memang jempol...Matur suwun..

Kulonprogo, 20 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun