Lalu pukul 15.00 WIB kami pun cabut dan order taksii online untuk menuju YAI. Tak sampai 10 menit, driver pun datang. Lalu mobil pun melaju dengan cepat.
Namun ketika kami sampaikan ke driver bahwa pesawat kami dijadwalkan terbang pukul 17:10 WIB, si driver nampak sangat terkejut. Dia menyampaikan bahwa perjalanan ke YAI bisa menghabiskan waktu 2 jam lebih.
Lalu kami berhitung dengan cepat dan akhirnya hanya bisa saling berpandangan mata. Coba, siapa yang tidak panik. Selama itukah?
Meski demikian, si driver tetap melanjutkan perjalanan, sedikit ngebut. Berharap pesawat mengalami delay barang 1 jam.
Malang tak bisa ditolak, ternyata jalan menuju YAI diadang kemacetan di sejumlah titik. Padahal itulah satu-satunya akses menuju YAI.
Kami pun tambah panik. Tidak ada yang berani ngobrol, sepanjang jalan hanya berdoa semoga pesawat delay.
Dan benar saja, ketika mobil baru sampai Brosot, artinya jarak yang ditempuh sampai YAI masih lumayan jauh, ternyata waktu boarding pass pesawat sudah selesai. Artinya kami tidak mungkin mengejarnya lagi. Kepastian boarding kami dapatkan setelah kami berkomunikasi dengan pihak maskapai.
Beruntung pihak maskapai mau merescheduling jadwal penerbangan untuk esok paginya tanpa perlu tambah biaya. Meski rada kecewa, pada akhirnya kami pasrah tak bisa berbuat apa-apa. Kami pun putar haluan, kembali ke Yogyakarta untuk mencari penginapan.
Entah mengapa saat itu tidak terpikir untuk cari penginapan di Kota Kulonprogo. Yang ada justeru kami balik lagi ke Kota Yogyakarta dan cari penginapan untuk waktu semalam lagi.
Barangkali masih langkanya penginapan di sekitar bandara membuat ingatan kami tidak sensitif. Kami hanya mikir, mau menginap ya kembali ke Kota Yogyakarta. Titik!