Dan saya mengikuti kemauan orangtua, kuliah di IKIP, ikut seleksi PNS meski lembar tes seleksi CPNS saya biarkan kosong alias tidak dikerjakan sama sekali. Nakal ya...?
Kini, beberapa tim yang bekerja sebagai marketing di perusahaan saya juga sebagian lulusan MIPA perguruan tinggi. Ada yang matematika, ada yang fisika.Â
Belasan tahun menekuni dunia marketing dan mereka enjoy, tidak lagi ingat ilmu yang dipelajari selama 4 tahun kuliah, barangkali.
Bisa jadi, ketika mereka mengambil jurusan saat kuliah juga punya kisah sama dengan saya, mengikuti kemauan orang tua. Atau bisa juga ikut-ikutan teman, mau yang keren.Â
Tak tahulah apa masalah mereka, tetapi intinya, mereka bekerja di luar bidang keahlian yang dipelajari selama kurang lebih 4 tahun di perguruan tinggi.
Kisah-kisah 'nyasar ke dunia lain' sebenarnya tidak hanya terjadi pada saya, suami atau tim di perusahaan saya. Ada banyak, bisa jadi ratusan ribu atau jutaan orang yang bekerja tidak linier dengan bidang keahlian yang dipelajari.
Maka sebelum semua terlanjur, siapapun itu, siswa, orangtua siswa atau keluarga siswa, saya menyarankan untuk kembali ke minat dan bakat alias passion anak.Â
Jadikan passion sebagai panduan kita memilih jurusan ketika ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, supaya ilmu yang kita pelajari tidak mubazir, atau setidaknya bisa dimanfaatkan lebih banyak lagi.
Sudah tidak lagi zamannya ikut-ikutan teman, sudah tak zamannya lagi kuliah asal keren, Rudolfo!Â
Dunia yang terbentang di depan mata menjadi hutan belantara yang harus ditaklukkan di masa depan.Â