Mohon tunggu...
Inung Kurnia
Inung Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Ibu dari Key dan Rindang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pura-pura Sehat Ketika Omicron Menyapa Itu Perlu!

23 Februari 2022   14:55 Diperbarui: 23 Februari 2022   15:17 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alhamdulillah hasil swab negatif

Group makmak pun kembali senyap. Makmak lanjut ke aktivitas hariannya. Nada kepanikan tak tergambar jelas pada obrolan, meski satu persatu keluarga tertular omiron. Situasi tersebut berbeda jauh dengan situasi pada pandemi gelombang satu dan dua.

Soal tak lagi ada kepanikan, sebenarnya nggak cuma terjadi pada group Makmak. Sebagian besar masyarakat ada kesan sudah tidak peduli dengan Covid-19 ini. Mau varian apapun yang muncul setelah omicron, seperti tak ada masalah.

Padahal data-data yang dilaporkan Satgas Nasional Covid-19 BNPB, jumlah penduduk yang tertular Covid-19 varian omicron tak kalah banyaknya dibanding varian delta. Lebih banyak malah, di atas puncak varian delta. Data tanggal 22 Februari 2022 menunjukkan penambahan angka positif Covid-19 tercatat 57.491 kasus, pasien sembuh tercatat 38.474 orang dan meninggal dunia 257 orang dalam 24 jam terakhir. Itu artinya, jumlah pasien Covid-19 varian omicron sudah di atas puncak kasus varian delta yang mencatat 56.757 kasus.

Meski kasusnya lebih tinggi dari varian delta, tetapi respon kepanikan masyarakat sudah berbeda jauh, tensinya menurun. Imbasnya, aktivitas masyarakat pun perlahan kembali normal. Mereka yang jualan, yang jadi driver ojek, yang mau ke pasar, kerja kantoran, sopir sudah menuju tahap normal. Ruas jalan Jakarta pun semakin padat, macet.

Di daerah juga tak jauh berbeda. Berita pejabat yang langganan positif Covid-19 malah jadi senjata menolak vaksinasi. Mereka yang memutuskan vaksinasi, lebih kepada pertimbangan urusan layanan publik. "Jika tidak ada sertifikat vaksin, nggak bisa ke mall, nggak bisa naik kereta, naik pesawat. Jadi terpaksalah vaksin," kata Riswan, satu warga asal Semarang.

Ada juga yang mau melakukan vaksinasi karena urusan sembako. Lumayan, untuk sekali enjus suntikan vaksin di pangkal lengan, dihargai dengan paket sembako berisi beras, gula, kecap dan minyak goreng. Mungkin sekarang minyak goreng tidak ada dalam paket sembako jenis apapun sejak terjadi kelangkaan di pasaran.

Hanya saja, meski sebagian besar masyarakat sudah 'cuek' alias ga peduli, toh mereka masih dihadapkan dengan urusan sekolah. Anak-anak terutama untuk wilayah Jakarta, masih on off sekolahnya. Dua hari offline, hari ketiga tiba-tiba diumumkan kembali online. Lalu offline sepekan, sepekan kemudian online lain. Apa sebab? Kadang ditemukan guru, kadang siswa, kadang tenaga pendidik yang positif Covid-19 setelah secara random dilakukan tes swab atau PCR. SOP dari Dinas Pendidikan, kalau ada warga sekolah yang positif Covid-19, maka model belajarnya kembali online alias PJJ.

Beberapa sekolah memang ada yang enggan memberlakukan on off begini. Maka ketika ada satu siswa yang positif, kebijakannya cukup mengizinkan siswa yang bersangkutan tidak sekolah. Sedang yang lain sudah kembali ke rel yang normal, tetap sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bisa jadi, sekolah baik guru, siswa, kepala sekolah maupun tenaga kependidikan sudah lelah digoda sang Covid-19. Siapa bisa melarang?

Alhamdulillah hasil swab negatif
Alhamdulillah hasil swab negatif

Dan ketika semua orang bisa menjadi 'dokter' untuk dirinya sendiri, dalam arti mampu mengenali gejala Covid-19, tidak lantas serta merta berinisiatif melakukan test swab atau PCR. Mereka cukup tahu diri, pakai masker sepanjang mengalami gejala, makan minum bergizi, istirahat cukup, gelontor vitamin. Selesai. Dan omicron pun permisi tanpa basa-basi, malu tak lagi digubris, malu tak lagi dianggap serius. Itu harapan semua orang.

Jalan yang ditempuh pandemi memang sudah teramat panjang. Wajar kalau lelah itu berhinggap dimana-mana. Semoga sikap apatis, cuek, acuh tak acuh masyarakat terhadap Covid-19 membuahkan hasil kehidupan yang kembali normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun