Lemari ini sudah 20 tahun menemani, sejak masih ngontrak hingga punya rumah sendiri. Lemari yang terbuat dari kayu olahan tersebut akhirnya tak bisa dipertahankan lagi setelah kakinya patah dan beberapa bagian jebol akibat keropos.
Membeli lemari baru untuk mengganti lemari lama tersebut sebenarnya bukan hal sulit. Budget untuk lemari sudah lama saya siapkan. Tetapi justeru yang jadi masalah adalah saat mau membuang lemari.Â
Bagaimana membuang barang sebesar lemari di area Jakarta? Tukang sampah pun pasti repot jika harus dibebani dengan sampah sebesar dan seberat itu. Dikasih tetangga, belum tentu ada yang mau.
Walhasil, saya panggil tukang kayu untuk memotong-motong lemari, dengan tujuan memudahkan proses pembuangan. Dengan kondisi kayu terpotong-potong tentu mudah bagi saya menitipkan ke tukang sampah keliling atau nitip ke truk sampah saat ada kerja bakti di tingkat RW.
Saat pintu, dan dinding kanan kiri lemari sudah dipisah-pisahkan, saya sempat memegang dan mengamati kayu tersebut. Ada bagian-bagian yang masih kokoh dan bagus. Timbul ide kreatif saya. Akhirnya saya pun meminta tukang kayu untuk memotong bagian-bagian yang masih bagus dan kokoh.
Dari bagian-bagian yang kokoh tersebut lalu saya meminta tukang kayu membuat rak buku. Dengan sisa kayu yang lebar dan panjangnya sangat bervariasi, saya pun meminta tukang kayu membuat rak buku dalam bentuk kotak-kotak terpisah.
Satu lemari saya hitung bisa mendapatkan 11 kotak dengan ukuran selebar buku, tinggi sekitar 20 Cm dan panjang antara 30 hingga 50 Cm. Kayu yang ukurannya tanggung saya buat rak standing dengan 4 ambalan (tingkat).
Kotak-kotak kayu tersebut lalu saya cat putih semua, sengaja seragam agar mudah mengaturnya di ruangan.
Benar saja, setelah kotak-kotak kayu dicat putih, tidak lagi terlihat sebagai barang bekas. Semua nampak cantik. Anak saya pun terbelalak dibuatnya. Dua anak saya berebut untuk memasang di kamar masing-masing.
Sisa kayu yang tidak bisa dimanfaatkan untuk rak kotak, saya bikin rak standing susun 4. Sisa lainnya saya buat rak untuk bunga plastik dekat jendela ruang cuci yang tidak terkena hujan.
Saya tidak menyangka, lemari yang awalnya sudah mau dibuang begitu saja, ternyata bisa disulap jadi barang unik, cantik dan bermanfaat.
Dan pada sisa proses seleksi sisa kayu lemari, saya hanya mendapati beberapa potongan yang memang sudah rusak dan tidak mungkin dimanfaatkan. Volumenya tidak sampai setengah kantung beras. Sedikit dan itu saya yakin tidak akan membuat repot tukang sampah keliling untuk mengangkutnya bersama sampah-sampah dapur.
Mungkin Anda pernah mengalami kebingungan membuang barang perabotan rumah tangga seperti saya. Ada baiknya sebelum dibuang, pikirkan dulu produk kreatif seperti apa yang bisa dibuat dengan perabotan usang tersebut.Â
Selamat berkreasi.
Mampang 27 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H