Sumber gambar: aktualita.com
Akhirnya Pak Muhammad Kusrin, perakit televisi dari monitor bekas PC, mendapatkan sertifikat SNI untuk produk tv tabung (cathode ray tube/CRT). Pagi menjelang siang tadi, Menteri Perindustrian Saleh Husin menyerahkan langsung sertifikat yang bertajuk resmi Sertifikat Produk Penggunaan Tanda – Standar Nasional Indonesia (SPPT – SNI).
Kepada media, ayah dua anak itu mengaku lega karena mengantongi legalitas produk. "Saya senang, sudah plong dan lega. Apalagi, mengurus sertifikat SNI ini mudah dan murah dan sekarang saya dapat fokus kembali bekerja,” ujarnya di Kemenperin, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa 19 Januari 2016.
Menyambung ucapan pemilik UD Haris Elektronik asal Karanganyar Jawa Tengah itu, Menteri Saleh mengatakan, "Saya turut senang dan mengucapkan selamat kepada Pak Kusrin. Semoga dengan telah didapatnya sertifikat ini, usaha UD Haris Elektronik yang dipimpinnya kembali beraktivitas dan berkembang dan menjadi inspirasi bagi IKM lainnya.”
Menperin berharap, Kusrin yang kini berusia 37 tahun itu turut membagikan informasi tentang proses mendapatkan SNI. "Untuk kasus seperti yang kemarin ramai diberitakan, saya harapkan berhenti di Pak Kusrin saja. Dan ke depan, beliau dapat turut menginformasikan kepada rekan-rekan sesama IKM tentang pengalaman memperoleh SNI. Beliau tadi menyampaikan, rekan-rekan sesama perakit tv ada sekitar 25 usaha,” ujar Saleh sembari mengapresiasi keahlian dan keterampilan Kusrin yang juga membuka lapangan kerja hingga mempunyak karyawan sekira 32 orang.
Saleh juga menyakini, di daerah banyak terdapat usaha kecil di bidang elektronik maupun jenis lainnya yang berkembang dan menciptakan lapangan usaha. Diharapkan, dinas-dinas perindustrian di daerah terus melakukan identifikasi dan melakukan koordinasi dengan Kemenperin untuk ditindaklanjuti dengan pembinaan dan pendampingan baik usaha maupun perolehan SNI.
Pada kesempatan itu juga, Kusrin mengucapkan terimakasih atas perhatian dan pendampingan Kemenperin. “Saya juga mendapatkan arahan dari Polda Jateng tentang pengurusan SNI dan setelah mengikuti prosesnya, saya dapatkan dari Baristand (Balai Riset dan Standarisasi Industri) Surabaya,” ujarnya.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin, Haris Munandar N, Kemenperin juga telah melakukan Penunjukkan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Penerapan SNI Terhadap 3 Produk Industri Elektronika Secara Wajib, yaitu pompa air, seterika listrik dan Audio Video (TV Tabung/CRT). Lembaga yang ditunjuk adalah Baristand Surabaya sebagai Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) serta Balai Besar Barang dan Bahan Teknik (B4T) Bandung sebagai Laboratorium Penguji.
Berdasarkan kronologisnya yang dirunut Kemenperin, pada tanggal 18 Mei 2015, Kusrin telah mengajukan Aplikasi Permohonan SPPT SNI ke LSPro Baristand Surabaya untuk Ruang lingkup sertifikasi TV CRT (SNI 04-6253-2003).
Pada 26 – 27 Juni 2015, dilakukan Audit Kesesuaian (Lapangan) oleh Tim Auditor LSPro Baristand Industri Surabaya dan Petugas Pengambil Contoh dari B4T-Bandung. Selanjutnya, pada 28 Juni 2015, dilakukan tindakan koreksi atau perbaikan atas 19 ketidaksesuaian yang di temukan, dan tanggal 29 September 2015 seluruh ketidaksesuaian dinyatakan telah selesai diperbaiki dengan memuaskan.
Pada 28 Desember 2015, Sertifikat Uji diterbitkan oleh Laboratorium Uji B4T-Bandung dan dinyatakan memenuhi syarat mutu SNI 04-6253-2003 TV CRT. Kemudian, 13 Januari 2016, Sertifikat Uji tersebut diterima LSPro Baristand Industri Surabaya dan telah menunjuk tim teknis untuk melakukan evaluasi teknis terhadap permohonan SPPT SNI TV CRT dari UD Haris Elektronik.
Hingga tanggal 14-15 Januari 2016, dilakukan perbaikan dokumen dan melengkapi kekurangan berkas oleh Koordinasi Tim Pembimbing dan Pabrik. “SNI ini untuk tiga merek tv saya, Veloz, Zener, dan Maxreen. Semua sama, yang membedakan hanya warna untuk memberikan pilihan bagi konsumen. Harga jual Rp 400-500 ribu dan saya distribusikan ke Karesidenan Solo sampai Yogya. Per hari saya memproduksi sampai 150 unit,” ujar Kusrin yang berusia 37 tahun ini.
Secara khusus, Kusrin juga meluruskan sebagian pemberitaan di media massa termasuk running-text televisi yang menyebutkan dirinya dibui alias mengalami penahanan dan dipenjara. "Sejak diperiksa oleh Polda hingga sidang di pengadilan, saya tidak pernah ditahan," tegasnya.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono yang turut hadir mengatakan pihaknya mendukung langkah Kemenperin yang sigap memberi bimbingan dan akan aktif melakukan identifikasi lebih lanjut potensi IKM lain di daerah. “Kami siap bekerja sama sehingga menjadi percepatan pengembangan industri kecil menengah, baik kualitas, kuantitas dan pemenuhan SNI,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Saleh, pengalaman UD Haris Elektronika menunjukkan bahwa edukasi tentang aturan-aturan terkait SNI yang berlaku, terutama bagi produk yang SNI-nya diberlakukan secara wajib, penting untuk dilakukan sosialisasi secara kontinyu. Oleh karena itu, hal tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pelaku usaha yang lain.
“Ini tentu sangat positif dalam rangka memberikan apresiasi dan menumbuhkan motivasi pelaku industri khususnya IKM melalui karya-karya yang produktif, kreatif dan penuh inovasi,” pungkasnya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H