Saking percayanya masyarakat terhadap influencer yang sukses menurunkan berat badan, banyak di antara mereka yang mencoba mengikuti metode diet yang diterapkan oleh para influencer tersebut.
Padahal, tidak semua metode diet yang berhasil bagi seseorang akan memberikan hasil yang sama bagi orang lain. Setiap individu memiliki kebutuhan gizi yang berbeda tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan.
Meniru pola makan tanpa melibatkan ahli gizi bisa berisiko bagi kesehatan. Ketika seseorang menerapkan pola makan yang tidak seimbang atau ekstrem tanpa bimbingan ahli, risiko seperti kekurangan vitamin dan mineral, gangguan metabolisme, bahkan masalah pencernaan bisa saja muncul.
Diet yang terlalu ketat atau tidak sesuai dengan rekomendasi ahli juga dapat menyebabkan berbagai masalah seperti, penurunan energi, gangguan hormon, dan bisa juga berdampak pada kesehatan mental, seperti munculnya rasa cemas atau stres terkait makanan.
Apalagi, banyak sekali influencer yang membagikan tips diet mereka sebenarnya bukanlah seorang ahli gizi yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang kesehatan ataupun gizi. Sehingga, berbagai informasi yang mereka sampaikan belum tentu sesuai dengan anjuran medis dan mungkin saja tidak didasarkan pada pengetahuan ilmiah.
Di sinilah peran ahli gizi menjadi sangat penting. Karena mereka bisa membantu merancang pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, mereka juga bisa membantu mempertimbangkan kesehatan kita secara keseluruhan, dan juga bisa memberikan panduan untuk mencapai berat badan ideal secara aman dan efektif.
Fenomena banyaknya masyarakat yang lebih mempercayai influencer dibandingkan dengan ahli gizi merupakan salah satu fenomena baru yang muncul beberapa tahun belakangan ini karena perkembangan smartphone dan sosial media.
Fenomena itulah yang membuat salah seorang ahli gizi bernama Ayu Fauziyyah Adhimah untuk membuat platform edukasi gizi bernama Gizipedia Indonesia pada tahun 2019.
Ayu sangat menyayangkan kondisi masyarakat sekarang yang seringkali lebih percaya pada informasi (gizi) yang disampaikan oleh para influencer dibandingkan dengan ahli gizi itu sendiri.
Padahal, seperti yang saya ungkapkan di atas tadi, banyak sekali influencer yang sebenarnya tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang kesehatan, atau tidak memiliki pengetahuan di bidang kesehatan yang memadai.