Tahun 2015, Budaya masyarakat saat ini terus bergerak mengikuti perkembangan era digital yang terus berlari kencang.
Saat ini adalah zaman dimana informasi sangat mudah didapatkan. Melalui smartphone, masyarakat dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam waktu kurang dari 1 menit. Namun, bagaimana dengan kualitas informasi yang diperoleh?
Sebelum era digital, tantangan utama bagi masyarakat adalah "Bagaimana dan darimana kita MEMPEROLEH informasi?". Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah "Bagaimana kita MENYARING atau MEMFILTER informasi?". Menyaring informasi saat ini adalah hal yang tidak mudah, namun dapat diatasi jika kita jeli dan teliti dalam memperoleh informasi tersebut.
Saat ini, sumber informasi didapat dari berbagai portal berita yang sudah bertebaran di internet. Baik portal berita berskala kecil, sampai dengan portal berita yang besar. Apakah portal media berskala besar memberikan informasi yang 100% akurat? Belum tentu. Dalam hal ini, mari kita ambil contoh dari ranah Politik. Tentu sudah menjadi rahasia umum bahwa portal media besar di indonesia seperti TVOne maupun MetroTV dikelola adalah orang yang berlatar belakang politik maupun pengusaha.
Dari pengamatan saya di berbagai sosial media, TVone dicap sebagai portal media pendukung KMP (Koalisi Merah Putih) yang selalu memberitakan berita yang memberatkan pemerintahan saat ini. Dilain hal MetroTV dicap sebagai portal media pendukung KIH (Koalisi Indonesia Hebat) yang selalu memberitakan berita pencitraan untuk pemerintahan saat ini dan memberatkan kubu oposisi pemerintahan.
Saya beri contoh yang masih segar di kepala kita. Yaitu mengenai kasus Papa Minta Saham yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto dan beberapa anggota MKD yang bagi sebagian masyarakat terlihat tendesius membela Setya Novanto. Saya menonton sidang tersebut melalui TVone dan MetroTV dan membandingkan keduanya. memang terlihat perbedaan sudut pandang bagi kedua stasiun televisi tersebut. Ketika sidang menghadirkan saksi Bos Freeport, Judul Headline TVOne adalah "Mengadili Bos Freeport". Sedangkan pada MetroTV, judul Headline yang ditampilkan adalah "Mengadili Etika Setya Novanto".
Bahkan ketika Sidang terakhir MKD, beberapa anggota MKD yaitu Kahar Muzakir, Ridwan, Bae, dan kawan kawan lainnya sangat tendesius membela setya novanto dan malah terkesan menyudutkan saksi dan pelapor. kahar muzakir, ridwan bae, dkk memberikan 'pelanggaran berat' untuk setya novanto. Cukup aneh, karena dalam sidang MKD sebelumnya, mereka sangat tendesius membela setya novanto. Dalam hal ini, cara MetroTV dan TVOne menyikapi hal ini sangat berbeda.
Di TVone, keputusan Kahar Muzakir dkk dianggap sebagai hasil yang mengejutkan dan dianggap membela rakyat, dan mempertanyakan mengenai sikap anggota MKD sisanya yang memberikan keputusan 'pelanggaran sedang' dan terkesan tidak membela rakyat.
Lain lagi dengan MetroTV, MetroTV memberitakan mengenai apa jadinya jika Setya Novanto diberi putusan pelanggaran berat. Apabila diputuskan sebagai pelanggaran berat, maka harus dibentuk panel ad hoc sehingga kasus papa minta saham akan berlarut larut menjadi lebih lama dan akan menimbulkan celah-celah lobbying agar setya novanto dapat lolos dari hukum dan menurut sebagian netizen, celah inilah yang dituju oleh Kahar Muzakir cs.
contoh diatas adalah sebagian kecil dari keberpihakan portal media yang ada di indonesia saat ini. Bahkan saat ini ada banyak portal media kecil yang tidak mencantumkan alamat dan nomor telepon redaksi yang menurut saya jauh lebih terang terangan berpihak pada salah satu kubu pemerintahan daripada portal media besar.
Oleh karena itu, sebagai rakyat indonesia maka perlu diperhatikan bagaimana cara untuk menyaring informasi sehingga opini publik tidak mudah tergiring seperti yang diinginkan oleh media tertentu.
Untuk portal berita di internet, baik yang hasil share di forum atau sosial media tertentu, cara menyaringnya adalah :
1. Perhatikan sumber berita yang di share
Hal utama adalah mencari tahu apakah sumber berita tersebut kredibel. Dalam hal ini kredibel adalah apakah memiliki kantor, alamat, no telepon, dan struktur organisasi yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan hasil beritanya.
2. Cari informasi mengenai sang narasumber
Seringkali orang yang dijadikan narasumber dari suatu berita adalah narasumber yang memang memiliki sentimen pribadi terhadap kubu tertentu. Coba google terlebih dahulu narasumber yang dimaksud untuk mengetahui latar belakang dari narasumber tersebut. Kenapa? Karena saat ini banyak portal media abal abal yang SELALU memilih haters sebagai narasumber. Dalam melihat suatu kasus, kita harus melihat dari berbagai sudut pandang dan jangan mudah tergiring opini orang lain.Â
3. Teliti terlebih dahulu tulisan opini pribadi si penulis berita
Ketika kita membaca suatu berita di internet, maka akan terdapat kata kata langsung dari narasumber yang biasanya dibuka dan ditutup dengan tanda kutip. Namun, ada juga kalimat kalimat yang merupakan opini pribadi dari si penulis berita. Opini pribadi dari si penulis inilah yang harus dicermati, karena opini opini tersebut tidak 100% akurat terlepas dari sengaja atau tidaknya opini tersebut ditulis.
4. Gali informasi bertopik sama dari portal berita yang berbeda
Biasakan membaca berita yang bertopik sama dari berbagai portal media yang berbeda. Seringkali suatu portal media hanya memberikan informasi tidak lengkap dan setengah setengah untuk menyudutkan pihak tertentu. dengan membaca dari berbagai portal media, maka kepingan-kepingan kecil informasi tersebut akan menjadi lengkap dan kita dapat melihat berita tersebut dari sudut pandang yang luas.
5. Utamakan statement dengan bukti atau data yang valid
Ketika kita membaca berita, sering kali narasumber yang digunakan adalah pengamat pengamat politik yang bahkan tidak pernah dikenal sebelumnya. Jika disebut dengan pengamat politik, bukankah kita semua juga dapat disebut sebagai pengamat politik?
Tidak jarang pengamat politik tersebut membuat suatu pernyataan, namun tidak disertai dengan bukti valid dan kebenarannya masih diragukan.
Kita sebagai pembaca berita berhak untuk percaya pada narasumber narasumber tersebut. Namun jika statement dilakukan tanpa bukti, maka kebenaran statement tersebut masih belum pasti.Â
Kesimpulan dari tulisan saya adalah, di era digital ini, tantangan yang dihadapi masyarakat bukan lagi dari mana kita memperoleh informasi. Namun, bagaimana cara kita dalam menyaring informasi yang bertebaran di dunia maya. Melalui tulisan ini, saya harap dapat membuka mata para pembaca bahwa kita sebagai seorang pembaca berita, perlu untuk memilah-milah informasi dan melihat dari sudut pandang yang luas.
Akhir kata, mohon maaf apabila ada pihak yang tersinggung atas tulisan saya.Â
Salam damai untuk para pembaca :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H