Mohon tunggu...
Rifaa Intishar
Rifaa Intishar Mohon Tunggu... Guru - STAI Al-HAMIDIYAH JAKARTA

Seorang penggemar Akiyoshi Rikako, Joko Anwar, dan Jeon Soyeon yang sedang mengasah skill menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Pendidikan KH. Arwani Amin Said: Kualitas di Atas Kuantitas

10 Juli 2023   22:12 Diperbarui: 11 Juli 2023   00:05 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Kudus dijuluki kota santri karena banyaknya pesantren yang melahirkan memiliki ribuan santri. Salah satu pesantren yang paling besar di kota ini adalah Yanbu'ul Qur'an. Pondok ini didirikan oleh KH. Arwani Amin dan sudah menghasilkan santri-santri berkualitas bahkan dari mancanegara. Inilah sosok KH. Arwani Amin yang dirangkum dari berbagai sumber.

Menimba Ilmu dari Kudus sampai Klaten

KH. M. Arwani Amin Said lahir pada tanggal 5 September 1905 M di Kerjasan, Kudus, Jawa Tengah. Ia merupakan anak kedua dari pasangan H. Amin Said dan Hj. Wanifah.

Lahir dalam lingkungan religius, kakek dari ayah K.H Arwani adalah Kyai Haji Imam Kharamain, seorang ulama yang disegani di Kudus. Dari garis keturunan ibu, ia juga merupakan keturunan Pangeran Diponegoro. Orangtua KH. Arwani Amin sangat cinta membaca qur'an meskipun mereka bukan penghafal qur'an. Setidaknya seminggu sekali keduanya pasti menghatamkan al-qur'an.

KH. Arwani Amin sendiri merupakan sosok yang haus akan ilmu. Setelah lulus mengenyam pendidikan di bangku madrasah dan pondok pesantren di Muawanatul Muslimin yang didirikan oleh Sarekat Islam, Ia mengembara mencari ilmu agama Islam ke berbagai pesantren di Solo, Jombang, Jogjakarta, sampai Klaten.

Pencapaian dalam Hidup

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Hidup selama 92 tahun di dunia, KH. Arwani Amin meninggalkan jejak ilmu dan karya yang melimpah. Berikut ini sebagian dari pencapaian selama hidupnya:

1. Pondok Tahfiz Yanbuul Quran

Pada sekitar tahun 1970, KH. Arwani Amin mendirikan Yanbu'ul Qur'an yang memiliki arti sumber qur'an. Merupakan pondok khusus menghafal qur'an dan mempelajari qiraat sab'ah. Hingga artikel ini dibuat, Yanbu'ul Qur'an telah memiliki 8 cabang di lokasi dan dengan pengasuh yang berbeda. Pondok tahfiz ini memiliki sekolah khusus laki-laki, perempuan, dan anak. 

Saat ini Yanbu'ul Qur'an diasuh oleh anak pertama KH. Arwani Amin yaitu KH. Ulin Nuha Arwani dan istri yang bernama Nyai Nur Ishmah. Tidak cukup sampai disana, KH. Ulin Nuha Arwani dan adiknya, KH. Ulil Albab Arwani telah mendirikan Yayasan Arnawiyyah yang bergerak di bidang ekonomi seperti toko buku, tur dan wisata ziarah, air minum, percetakan, dan toko roti.

2. Menulis Buku Penuh Ilmu

KH. Arwani Amin menulis sebuah buku mengenai qiraat sab'ah berjudul Faidhul Barakat fi Sabil Qiraat, yang menjadi salah satu pedoman utama yang digunakan berbagai institusi pendidikan Islam. Buku ini terdiri  dari 30 juz, dengan menggunakan tulisan tangannya sendiri.  Selain buku Faidhul Barakat fi Sabil Qiraat, KH. Arwani Amin juga menulis buku Risalah Mubarokah. Buku ini berisi tuntunan praktis bagi para murid atau pengikut tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah. Buku ini di terbitkan oleh percetakan Menara.

3. Aktif dalam Tarekat

Selain pondok tahfiz dan buku, KH. Arwani Amin juga mengembangkan tarekat Naqsyabandiah Khalidiah di Kudus pada sekitar tahun 1960 setelah mendapat ijazah sebagai mursyid yang diberikan oleh KH. Muhammad Mansur di Solo. Kegiatan tarekat ini berpusat di Masjid Kwanaran.

KH. M. Arwani Amin juga pernah menjadi pimpinan Jamiyah Ahli ath-Thariqat al-Mutabarah yang didirikan oleh para kiai pada tanggal 10 Oktober 1957 M. Sekarang organisasi ini lebih dikenal dengan sebutan JATMAN.

Konsep Pendidikan KH. Arwani Amin

KH. M. Arwani Amin mempunyai konsep dalam pendidikan al-qur'an, baik yang diterapkan di pondok tahfiz yang dipimpinnya ataupun yang dikembangkan dalam masyarakat. Di antara konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ikhlas. Santri yang sedang mempelajari al-qur'an harus berlandaskan keikhlasan semata karena Allah swt. dan sehubungan dengan itu, KH. Arwani Amin memberikan keputusan hukum kepada seluruh santrinya supaya tidak mengikuti perlombaan semacam MTQ dan MHQ.

2. Taat dan patuh. Para santri harus taat dan patuh kepada tata tertib yang sampai sekarang selalu disosialisasikan di Yanbu'ul Qur'an, tertera tanda tangan KH. Arwani Amin dalam tulisan bahasa arab dan arab pegon. Barangsiapa yang melanggar akan dikenai sanksi. 

3. Pentingnya kualitas. Di masa akhir hidupnya, KH. M. Arwani Amin menyampaikan kepada para santrinya sebuah pesan yang dalam dan penuh arti, sedikit yang berkualitas lebih baik dari pada banyak tetapi tidak berkualitas. Setiap kali mengajar, KH. Arwani Amin merupakan seorang yang perfeksionis. Santri harus menguasai dengan baik dan benar, setelah mengulangi bacaan dengan tepat barulah KH. Arwani Amin merasa yakin dan puas kemudian boleh pindah ke ayat berikutnya.

4. Sabar dan teliti. Butuh waktu satu minggu sampai satu bulan bagi seorang santri yang belajar al-Fatihah kepada KH. Arwani Amin. Hal ini menunjukkan ketelitiannya dalam mendidik santri sekaligus membuktikan kualitas santri yang belajar padanya. 

Pada tahun 1985 KH. M. Arwani Amin melaksanakan salat Jumat keliling desa di Kudus dan Jepara. Tercatat total sekitar 83 masjid ia kunjungi. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana bacaan al-Fatihah para imam salat Jumat. Para imam yang menurutnya belum membaca al-Fatihah dengan benar akan dibimbingnya, terutama para imam yang menjadi jamaah tarekat yang dipimpinnya.

Itulah pemikiran, ilmu, dan teladan seorang KH. Arwani Amin terutama di bidang al-qur'an dan tarekat. Spiritnya lestari hingga generasi masa kini. 

Daftar Pustaka

Chaeroni. (2019). KH. M. Arwani Amin; Sebagai Role Model Pendidikan Tahfid Al Qur'an.

ID, L. (2022, Oktober 1). Laduni ID. Retrieved from laduni.id: https://www.laduni.id/post/read/60790/biografi-kh-m-arwani-amin-said-mbah-arwani-kudus#Menjadi%20Pimpinan%20JATMAN

Menawan, Y. (n.d.). Yanbu Menawan. Retrieved from yanbumenawan.sch.id: https://yanbumenawan.sch.id/filosofi-dan-sejarah/

Tawajuhan Dalam Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah KH. Arwani Amin Kudus. (n.d.). 47-65.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun