Pariwisata adalah sektor yang paling berdampak pada saat pandemic covid-19 kemarin. Hampir seluruh sektor pariwisata bisa dikatakan lumpuh. Tempat wisata tutup. Bis pariwisata tidak bisa berjalan. Beberapa pekerja terpaksa ada yang diberhentikan dikarenakan bisnis pariwisata yang tidak berjalan.
Untuk mengatasi hal ini, di tahun 2021 Pemerintah mulai bergerak untuk mengembalikan sektor wisata dengan program Bangga Berwisata di Indonesia, Bangga Buatan Indonesia dan Indonesia Care/I do Care di sektor perhotelan dan pariwisata. Pemerintah juga mengalokasikan dana sebesar 7,67 triliun untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata nasional dan pelatihan SDM pariwisata.
Selain itu, pemerintah juga sudah memberikan dana hibah kepada pemerintah daerah untuk dapat membantu mengembalikan wisata daerahnya yang terdampak oleh covid-19. Adapun kriteria yang daerah yang diberikan bantuan dana yakni daerah yang merupakan destinasi prioritas sebanyak 10 destinasi dan 5 destinasi superprioritas.
Sektor wisata merupakan penggerak pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dengan adanya dana yang digelontorkan di bidang tersebut dapat meningkatkan: kunjungan wisatawan mancanegara, adanya perjalanan antar daerah, adanya peningkatan devisa, penyerapan tenaga pariwisata, dan kenaikan daya saing pariwisata.
Bank Syariah Indonesia atau dikenal dengan sebutan BSI, turut hadir untuk berkolaborasi mendukung pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia. Sebagai lembaga keuangan yang berbasis syariah, BSI memiliki misi untuk memberikan solusi keuangan yang berkesinambungan dan berkelanjutan bagi pelanggan dan masyarakat luas.
Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang paling penting di Indonesia, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB negara dan menciptakan lapangan kerja. Namun, pariwisata juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat setempat jika tidak dilakukan dengan cara yang berkelanjutan.
Untuk mendukung pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan, BSI telah meluncurkan berbagai produk dan layanan keuangan yang ramah lingkungan dan sosial. Salah satunya adalah produk pembiayaan untuk proyek-proyek pariwisata yang ramah lingkungan, seperti hotel-hotel ramah lingkungan, atraksi wisata berkelanjutan, dan transportasi yang ramah lingkungan.
BSI juga berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) untuk mengoptimalkan pembiayaan UMKM khususnya di sektor pariwisata dan kreatif. Kolaborasi antara BSI dan Kemenkraf  ini diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan untuk pertama kalinya. Bank Syariah Indonesia menyiapkan Kredit Usaha Rakyat atau KUR yang terbagi atas 3 golongan, yaitu KUR Super Mikro, KUR Mikro dan KUR Usaha Kecil.
Kredit Usaha Mikro atau KUR ini diharapkan dapat mendorong para pengusaha untuk mengembangkan usahanya di bidang pariwista dan ekonomi kreatif. Setiap pelaku usaha akan mendapatkan maksimal Rp 10 juta untuk KUR MIKRO, Rp 10 -- Rp 50 juta untuk KUR Super Mikro dan Rp 50 hingga Rp 500 juta (maksimal) untuk KUR Kecil. Pemberian KUR ini ada subsidi margin yang nilainya cukup besar sehingga beban yang dibayar relatif kecil.
Kerjasama yang dilakukan antara BSI dan Kemekraf ini merupakan bukti kongkrit adanya kolaborasi antarlembaga untuk membantu para UMKM ini dapat bangkit dan berproduksi kembali. BSI sudah melakukan penyaluran pembiayaan untuk sektor UMKM sebesar 14,4 Triliun dimana dana sebesar 194,1 miliar disalurkan ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Â
Beberapa strategi dipersiapkan oleh BSI untuk dapat mengembangkan UMKM yang mana diantaranya adalah bersinergi dengan Pemerintah dalam proses pembinaan UMKM, melalui kegiatan pemberian fasilitas pembiayaan dan kegiatan inklusi keuangan. BSI juga mendorong para UMKM untuk go digital atau menghubungkan produksi hasil UMKM ini ke e-commerce. Â
Beberapa wilayah yang sudah bekerjasama untuk pengembangan wisata dengan BSI yaitu: Kota Sabang dan Pulau Bali. Di Kota Sabang, BSI meningkatkan akses layanan perbankan untuk masyarakat dan juga wisatawan yang berkunjung kesana. Sabang memiliki pariwisata potensial, yaitu Titik 0 km Indonesia. Titik nol km ini menjadi wisata favorit bagi para wisatawan untuk dikunjungi. Untuk memperlancar proses transaksi, pemberian akses layanan perbankan bisa menjadi salah satu solusinya.
Sedangkan di Pulau Bali, perekomian di pulau dewata ini mengalami penurunan hingga minus 9,31 persen selama pandemic covid. PKM yang beberapa kali terjadi pun membuat pariwisata di Bali berjalan tertatih-tatih. Terpuruknya sektor pariwisata ini juga berdampak pada pelaku UMKM disana, baik di sektor mikro maupun menengah. Adapun kisah dari pulau dewata, seorang pengusaha UMKM bernama Ali Wafha, pemilik toko buah Olivia Fresh. Beliau mengalami penurunan penjualan bahkan hampir gulung tikar ketika pandemic covid-19. Alhasil beliau harus pinjam uang untuk mengembalikan mempertahankan bisnis.
Pada saat itu, hanya BSI yang berani untuk memberi pinjaman modal kepadanya. Seiring berjalan waktu, berkat modal tersebut dan kegigihannya, beliau sekarang bisa membuka cabang baru dan juga menjadi supplier buah di Lombok. Tidak ingin sendirian, beliau juga mengajak teman-temannya sesame pegiat UMKM untuk meminjam modal ke BSI. Beliau jug amengajari teman-temannya agar tepat dalam membayar angsuran dan amanah terhadap pinjaman yang sudah diberikan.
Selain itu juga ada kisah dari pegiat UMKM lainnya yaitu: Yulian Setiawan. Beliau adalah pemilik outlet Aura Indopangan. Sempat mengalami dampak dari pandemi covid-19. Usaha beliau sebelumnya adalah menjadi supplier daging sapi, ayam maupun seafood ke beberapa resto ataupun hotel. Dikarenakan hotel juga resto tutup maka beliau berganti arah, membuka outlet retail/toko eceran. Beliau mengakui mendapat kemudahan ketika meminjam dana dari BSI. Dari dana yang didapat beliau berhasil bangkit dan membuka 3 cabang toko daging.
Contoh nyata ini membuktikan bahwa BSI hadir untuk bisa turut berkontribusi membantu para pelaku UMKM khususnya yang berada di ranah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk tetap dapat menjalankan usahanya dengan modal yang diberikan. BSI optimis bahwa UMKM ini dapat  survive dengan adanya dana yang dialirkan seperti KUR ini. Hal ini juga sesuai dengan komitmen BSI untuk terus membangun ekonomi negeri, mengalirkan berkah bagi umat, serta tumbuh seimbang berkelanjutan.
sumber:
- https://www.validnews.id/ekonomi/BSI-Optimalkan-Pembiayaan-UMKM-Sektor-Pariwisata-dan-Ekonomi-Kreatif-WUY
- https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3332/pemerintah-dorong-pemulihan-sektor-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif
- https://money.kompas.com/read/2021/05/05/200106826/bsi-dorong-pengembangan-umkm-sektor-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif
- https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3520/pembangunan-kepariwisataan-melalui-pengembangan-desa-wisata-untuk-meningkatkan-pertumbuhan-ekonomi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H