Mohon tunggu...
Intifada
Intifada Mohon Tunggu... Pegawai - Amtenar

Curhat pakai tulisan itu asyik

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Memaafkan untuk Melepaskan Rasa Sakit

23 Mei 2020   00:06 Diperbarui: 23 Mei 2020   00:04 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Mana nih calonnya, gak mau dikenalin"

"Gimana udah 'isi' belum?"

Pertanyaan basa basi yang dilontarkan ketika silaturahmi. Basa basi yang biasanya akan memicu kembali kepada diri kita untuk bereaksi negatif.

Di hari idul fitri, ditanya hal seperti itu kok respon kitanya negatif ya? Kok masih sensitif yang rasanya?
Sebenernya salah siapa?

Kembali lagi ke topik bahasan sebelumnya. Memaafkan adalah melepaskan rasa sakit. Jangan biarkan  karena omongan orang, kita malah terpicu mengingat rasa sakit tersebut.

Memang bukan hal yang mudah proses memaafkan. Kata kata "forgive but not forget" seringkali berkumandang.

Hanya sajaaa...
Sudahkah kita melepaskan rasa sakitnya?

Sudah selesaikah kita dengan perasaan bersalah itu?

Ketika kita sudah tidak merasakan perasaan negatif (marah, kesal, sedih, dendam, dan lainnya), maka artinya kita sudah memaafkan.

Ketika kita masih mengingat rasa negatif itu berarti kita belum melepaskan rasa sakitnya. Kita belum memaafkan sepenuhnya.

Jadi,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun