Menahan marah bukan berarti tidak boleh marah, tapi lebih dipikirkan dulu. Apakah orang, situasi, penyebab dan caranya tepat. Contohnya seperti yang ada di video :
Link video :Â
https://www.instagram.com/tv/B_zcb0FjhtF/?igshid=1seq19m09feuo
atau bila dikaitkan dengan situasi sekarang, kita merasa marah apakah wajar. Apabila wajar, objeknya apakah jelas, kalau objeknya jelas, penyebabnya kenapa. Biasanya penyebab ini bukan hanya 1 hal, tapi bisa jadi banyak lalu tertumpuk. Cara yang dilakukan ketika meluapkan. perlukah maki-maki di socmed atau hanya perlu tarik nafas terus lewati berita (dimatikan notifikasi).
Orang yang menahan amarah ganjarannya surga:
1. Muka merah padam
2. Apabila muka sudah terlihat merah, maka jaga kata-kata agar tidak terucap
3. Kata kata terucap. Batasi, jangan berlebihan sampai menyakiti hati.
3. Bila sudah keluar kata-kata dan berlebihan, tangan jangan sampai memukul.
Ada satu quotes yang saya catat dari sikap menahan amarah ini yaitu:
Saat ini memang kita berada di masa:
"Kalau bukan diri kita yang kontrol maka siapa lagi"
Jadi kalau tidak mau merasa kecewa, kesal atau marah ada baiknya untuk mematikan notifikasi handphone, lewati berita berita yang sekiranya hanya akan membuat marah. Biar kita bisa lebih tenang dalam menjalani ibadah puasa di masa pandemi ini.