Mohon tunggu...
Inthan FahraniBay
Inthan FahraniBay Mohon Tunggu... Lainnya - XI MIPA 2

hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Linda Tak Kenal Putus Asa

1 Desember 2020   20:52 Diperbarui: 1 Desember 2020   21:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku segera turun dan menutup pintu mobil sambil menangis. Aku berlari ke kamarku dan memeluk Suster Naomi yang sudah berada di kamarku membawakan makan soreku. "Linda kamu kenapa cantik? Mengapa kamu menangis? Apa Ibu memarahimu lagi?" tanya Suster Naomi. "Naomi mengapa aku tidak boleh menggambar? Apa itu merupakan perbuatan yang salah? Aku hanya melakukan hal yang aku suka, mengapa aku bisa dicap salah dengan melakukan hal yang aku gemar, Naomi?" jawabku sambil terisak-isak menangis.

"Shhh, sudah cukup. Anak cantik tidak boleh menangis, nanti cantiknya hilang loh. Sudah sekarang kamu ganti baju dan cuci mukamu. Suster sudah membuatkan makanan soremu" jawab Suster Naomi.

Aku segera mengganti seragamku menjadi pakaian yang sudah disiapkan juga oleh Suster Naomi. Dikarenakan kejadian tadi aku jadi tidak bersemangat, aku bahkan meminta Suster Naomi untuk membawa makananku ke kamar. Terlihat nasi goreng seafood yang masih hangat ditaruh diatas mejaku. Aku segera memakannya, saat suapan pertama tanpa kusadari air mata ikut menetes di pipiku. Suster Naomi langsung memelukku dan bertanya ada apa dengan diriku.

Suster Naomi : "Shh.. Linda, ayo jangan menangis lagi. Suster tau kamu sangat kecewa dengan tindakan Ibumu namun kamu tidak boleh putus asa seperti ini. Ayo, Suster yakin kamu bisa menjadi dokter yang hebat seperti Almarhum Ayahmu"

Linda : "Tidak mau, Naomi. Aku tidak bisa menjadi seperti Ayah. Aku juga sudah berusaha untuk bisa menjadi seperti Ayah, namun aku tidak bisa, Naomi"

Suster Naomi : "Iya Linda, Suster mengerti perasaanmu. Suster juga mendukung kamu untuk menjadi pelukis, lukisan kamu sungguh indah Linda! Menurut Suster kamu sangat pantas untuk menjadi pelukis terkenal. Suatu saat nanti Suster pasti tidak akan terkejut melihat nama kamu menjadi salah satu pelukis profesional"

Linda : "Apa kamu yakin Naomi? Terima kasih, aku sangat senang mendengar kalimat itu. Baiklah, aku akan coba sekali lagi untuk membujuk Ibu. Kali ini aku akan benar-benar serius dan membawakan sesuatu yang berbeda untuk Ibu"

Suster Naomi : "Nah, ini baru Linda bersemangat seperti ini. Baik sekarang habiskan makananmu dulu cantik"

Linda : "Baik Naomi"

Aku segera menghabiskan makananku dan segera mengambil kanvas dan peralatan lukisku. Di lukisan kali ini aku benar-benar membuat dengan sepenuh hati dan semangat untuk menggerakkan hati Ibuku. Aku melukis dengan suasana hati senang dan tenang, aku tidak sabar untuk Ibu melihat lukisanku ini. Semoga ini bisa meluluhkan hati Ibu untuk membuatnya yakin bahwa aku ingin lanjut menjadi pelukis. Namun jika tidak, aku akan mengikhlaskan dan belajar lebih serius untuk lanjut ke kedokteran. Hingga tanpa sadar aku melukis sampai aku kelelahan dan tertidur. 

Suara berdering terdengar dari ponselku, aku langsung terbangun melihat ponselku, ternyata sudah pukul 19.00. Ibuku pasti sudah pulang, aku menyadari bahwa lukisanku menghilang. Aku segera memanggil Suster Naomi dan menanyakannya dimana lukisanku. Suster Naomi hanya terdiam dan menunjuk ke arah kamar Ibuku. Aku segera berlari dan mengetuk masuk pintu kamarnya. Terlihat Ibuku sedang menangis sambil memegang lukisanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun